ENAM ⚠️

415 40 1
                                    

Edgar beralih menciumi pipi Clara kemudian menyesap daun telinga Clara, dan kini wajahnya bersarang di ceruk leher Clara.
Ia menciumi leher jenjang dan putih itu dengan posesif.

"Hnghh akhhh.." lenguhan indah itu akhirnya terdengar dari mulut Clara.

Edgar menghisap bahu putih Clara yang menurutnya begitu wangi Stroberi yang memabukan.

Lalu Edgar turun menuju payudara Clara. Ia pandangi milik perempuan yang berbeda di bawahnya itu.

"Gede banget," ucap Edgar yang mulai mengecupi belahan dada Clara.

"Jangan di liatin kak malu," sambil menutup payudaranya dengan telapak tangan, pipinya terlihat merona.

Edgar memainkan lidahnya memutar di nipple pink milik Clara, ia hisap dengan sedikit kuat dan rakus seperti bayi yang tengah haus.

Tangan kiri Edgar tidak tinggal diam, ia menarik puting milik Clara dan memutar mutar puting itu.

Edgar memainkan dua gundukan itu dengan adil, di kedua gundukan itu tercetak jelas kiss mark berwarna merah, sudah di pastikan besok akan berubah keunguan.

Ia hisap lagi dan lagi, dengan nafsu dan hasrat yang semakin memuncak "ahhkk kak," lenguh Clara terdengar sangat merdu.

Setelah puas dengan kedua puting Clara, ia kemudia mengusap vagina Clara di luar celana dalam nya.

"Boleh ya?" izin Edgar.

Ia menurunkan celana dalam Clara dengan sekali tarikan sampai ke atas lutut. Lalu terpampanglah surga dunia yang akan memanjakan nya.

Saat ini ia melebarkan kaki jenjang Clara dan menekuk nya, tangan kekarnya membelai bibir vagina Clara lembut.

"Enghh Kak jangan!" larang nya, tapi Edgar seakan menulikan pendengaran nya.

Pria itu mengelus milik Clara dengan cara memutar, membuat Clara bergelinjang merasakan geli yang sangat memabukan, Clara menjadikan sprai untuk melampiaskan hasratnya.

Edgar menatap milik Clara yang mengkilap oleh cairan, milik Clara terlihat bersih dan halus tanpa bulu.

"Udah basah rupanya," ucap Edgar berada tepat di depan vagina Clara. Jari-jari Edgar berada di tengah tengah lipatan vaginanya. Clara merespon dengan desahan tertahan.

"Tembem banget lagi kayak bakpao," desis Edgar tangan nya tidak terlepas dari belahan vaginanya.

"Kenaa–pahhh?" nafasnya tersenggal-senggal.

Edgar kini mulai menjilat klitoris Clara yang mencuat, Edgar menyedot milik Clara. Lidahnya sangat lihai untuk membuat tubuh Clara menggelinjang kesana kemari, kepalanya bergerak ke kanan kiri menikmati permainan Edgar walaupun ia sempat menolak.

"Ahhhk kak udahh, jijik Kak.." mulut Clara mungkin menolak tapi tidak dengan tubuhnya, apalagi miliknya yang semakin basah.

Clara merasakan sesuatu yang ingin keluar dari dalam miliknya. Clara mendorong kepala Edgar dari miliknya, Edgar yang tau Clara akan mencapai kenikmatan nya menahan tangan Clara yang ingin menjauhkan kepalanya.

"Akuhhh inginn pipis... Ahhh minggir nghh,," erang nya, tetapi tangan Clara di kunci oleh tangan kekar Edgar.

"Call me by my name baby." pinta Edgar sedikit mendesah.

"Ahshhh Edgar." desah Clara saat mencapai klimaks pertamanya.

Tubuh Clara terhentak kesana kemari, di banjiri keringat pertanda menuju klimaks. Merasakan hal itu Edgar menyesap habis cairan yang di keluarkan dari milik Clara tanpa rasa jiji.

Edgar membayangkan bagaimana jika menyetubuhi nya. Kakinya langsung berdiri dan menurunkan celananya sebatas lutut.

"Kakak mau ngapain?" tanyanya.

"Jangan kak sadar heh!"Clara membentak Edgar dengan suara yang serak.

Edgar tidak memperdulikan itu, ia mengarahkan adik kecilnya tepat pada pintu masuk milik Clara. Edgar memajukan miliknya.

"Ahkk kak perih.." Clara terisak dan meringis sambil menutup miliknya, matanya mulai berair, Clara merasa jadi jalang sekarang.

Edgar tidak perduli dengan isak tangis Clara ia tetap melanjutkan aksinya. Edgar singkirkan tangan Clara yang mencoba menutup milik nya sendiri.

Ia coba mendorong lagi miliknya sampai masuk hampir setengah nya, Edgar merasakan ada penghalang di dalam sana ia tekan lagi lebih dalam, dan...

Tok tok tok

"Ara, Kakak ayo turun sarapan," itu suara Rani dari depan pintu. Edgar menarik miliknya yang masih berada di dalam vagina Clara.

"Ahhggh,"desah Edgar terdengar pelan saat penyatuan mereka lepas.

Mereka berdua terlihat panik, rambut berantakan celana turun sebatas lutut, Edgar buru-buru menaikan celana dan membenahi rambutnya.

"Iya mah sebentar, nungguin Ara mandi lama banget." jawab Edgar yang sedang menyisir rambutnya dengan tangan.

"Yaudah cepetan ya, nanti Mami sama Papi kamu nunggunya lama di sana." terdengar langkah kaki Rani menjauhi kamar Clara.

"Untung ga masuk." ucap Edgar sambil mengusap kasar wajah nya. Berbeda dengan Clara yang tengah menangis sambil menutup badan nya dengan selimut.

"Kakak jahat!" pekiknya sambil menangis.

"Iya kakak khilaf maaf ya, sakit gak? harusnya sih nggak soalnya gak tembus.." ucap nya dengan enteng.

"Kalau tadi Mamah masuk gimana coba?" dengus Clara yang sedikit kesal.

"Yaudah sih gak masuk kan, gih pake baju katanya mau ikut?" menyelipkan anak rambut Clara kebelakang telinganya.

Clara turun dari kasur sambil memegang selimutnya.

"Aakkhh." terdengar ringisan dari Clara, tangan nya memegangi milik nya yang terasa sangat perih.

"Kenapa hm, sakit ya?" Edgar terlihat khawatir kala Clara memekik kesakitan.

"Sakit Kak hiks..." itu terasa menyakitkan bagi Clara, miliknya terasa ada yang mengganjal.

***

Cinta Dan Noda Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang