First Love ~~ Utada Hikaru
Zhang Qiling' Preface
Di mana sebuah cerita benar-benar dimulai?
Apakah saat kau mengalami pertemuan yang menentukan? Atau ketika cinta yang kau cari selama bertahun-tahun akhirnya datang dan membawa keajaiban? Atau ketika seseorang meminta tanganmu dan mengatakan cinta?
Atau mungkin bisa dimulai dari~~
Ketika kau sadar, orang yang paling kau cintai pergi entah kemana atau mungkin sudah menjadi milik orang lain? Atau ketika cinta yang kau pikir akan bertahan selamanya, hanyalah ilusi yang kau paksakan karena harapan semu ~~ atau ketika seseorang dengan keindahan yang megah, datang di sepanjang jalan hidupmu, mengajarimu satu hal dan berjanji untuk datang lagi, hanya untuk mengingkarinya, lalu meninggalkanmu sendirian, dan jauh lebih hancur dari sebelumnya.
Atau lebih buruk lagi, orang yang mengambil hatimu dan menjadi segalanya bagimu, tidak pernah akan menjadi jodohmu, dan apa pun yang kau lakukan, dan ke mana pun kau pergi, kehadirannya ada di mana-mana. Menyiksamu dengan ingatannya, jejaknya yang terasa begitu nyata, dan rasa kehilangan yang menyakitkan.
Kau mungkin berpikir keadaan ini adalah akhir dari hidupmu. Tapi mungkin saja itu baru permulaan dari sebuah perjalanan baru. Setiap episode kehidupan dikendalikan oleh kekuatan tak terlihat yang tidak diketahui yang disebut 'takdir'.
Kisah ini adalah salah satu keadaan yang dibentuk oleh takdir. Dua orang kekasih dihubungkan oleh ikatan yang disebut 'benang merah'.
Ketika kau mampu melihat benang merah takdir yang menghubungkan dua orang yang menjadi pasangan hidup, tetapi kau tidak juga melihat benang merah milikmu sendiri, rasanya sungguh sepi dan menyedihkan.
Kupikir itu lebih buruk dibanding tidak mengetahuinya sama sekali. Tetapi seiring waktu berjalan aku menyadari bahwa ada situasi yang lebih buruk lagi, bahwa kau bisa saja memiliki seseorang~~ tetapi karena keadaan, kau tidak bisa bersama dengannya, dan saat kau berjuang untuk melepaskan, kau tidak mampu melupakannya. Tidak peduli berapa banyak 'ikatan' ini diregangkan, dikerutkan, dan ditarik melampaui batas, ikatan itu tidak juga putus.
💜💜💜
Aku membalik-balik halaman. Pensil di tanganku patah saat cengkeramanku di atasnya mengencang. Tapi sisa pensil kecil yang rapuh ini sudah cukup, seperti gambarnya yang tertinggal di otakku, cukup untuk menggambar sketsa wajahnya.
Aku duduk di meja dekat jendela, menatap pada rerumputan dan semak hijau yang rimbun. Selama tiga jam aku mengerjakan potretnya. Dan akhirnya, wajah yang kugambar mengambil replika yang tepat dari penampilannya. Jari-jariku menempel di matanya yang cerah dan ceria, seolah-olah menyentuh bisa memberiku kehangatan yang pernah dia berikan padaku.
Aku memegang buku sketsa di atas matahari, tersenyum mengagumi karya agung itu. Bahkan dalam sketsa samar, dia tetap cantik. Sorot matanya memancarkan kehangatan dan kehidupan. Serasi dengan senyumannya yang ceria. Aku memegangnya erat-erat di dadaku, merasakan angin semilir di sekitarku, seolah-olah itu adalah roh lembutnya yang memelukku dalam-dalam.
Gambar-gambar ini berarti segalanya bagiku, karena hanya dalam lembaran kertas kosong, aku bisa menjaga dia yang tidak bersamaku, untuk selalu berada di sisiku.
Sebenarnya, aku tidak benar-benar tahu tentang cinta, atau mengapa dia datang padaku dengan cara seperti ini. Aku tidak berencana memulai kisah abstrak ini, dan seperti orang bodoh ~~ aku terlambat menyesali.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐅𝐢𝐫𝐬𝐭 𝐋𝐨𝐯𝐞 (𝐏𝐢𝐧𝐠𝐱𝐢𝐞)
FanfictionAda satu kepercayaan dalam keluarga Zhang yang selalu dianggap takhayul oleh Zhang Qiling. Dikatakan bahwa di antara dua orang yang berjodoh, ada seutas benang merah yang mengikat pergelangan tangan mereka. Jika seseorang berusaha hadir di tengah me...