START LINE

17 3 0
                                    

Aku terduduk lemas meringkuk di dalam tabung kaca yang terus membawaku ke atas, yang entah sudah berapa kali melewati ruangan-ruangan aneh.

Setelah beberapa saat, baru kusadari bahwa ruangan tempat dimana kami berada sebelumnya merupakan ruangan yang berada di bawah tanah.

Rasanya sedikit menyejukan ketika akhirnya dapat kembali melihat cahaya matahari meskipun hanya melalui lubang-lubang kecil.

Perlahan dapat kurasakan kapsul yang membawaku ini mulai melambat. Kini berbagai macam ruangan yang sebelumnya hanya dapat kulihat dalam bentuk sekelebatan bayangan setidaknya tampak lebih jelas meskipun tetap tidak membuatku tahu apa isi mau pun fungsi mereka.

Kecepatannya semakin melambat seiring dengan membesarnya intensitas cahaya yang masuk perlahan-lahan.

Kupaksakan tubuhku yang lemas untuk bangkit, yang secara mengejutkan tidak terasa seberat sebelumnya. Kuperhatikan baik-baik, dan ternyata semua itu karena pakaian yang kupakai.

Yang secara misterius telah mengering dengan sendirinya, seolah tak pernah terkena air sedikitpun. Yah, ku akui hal itu memang canggih, tapi tetap tidak cukup membantuku yang hampir mati kehabisan nafas tadi.

Namun hal itu tidak mengubah fakta bahwa aku menjadi semakin penasaran jika siapa tahu terdapat hal canggih lain yang mereka pasangkan di tubuhku.

Ku periksa semua perlengkapan yang ada di tubuhku, mulai dari bagian-bagian lain dari pakaian ketat serba hitam ini, sepatu bots super tebal dan sebuah gelang besi di pergelangan tangan kiriku.

Kudapati sebuah pisau kecil serba guna tepat di bawah pijakan sepatuku, yah bukan sesuatu yang luar biasa.

Sebuah kunci yang dapat berubah-ubah bentuk, besi kecil bengkok dan Kompas berbentuk hologram yang muncul jika kutekan sebuah gambar lingkaran pada gelang besi ini.

Semua itu hanyalah benda-benda dasar yang biasa di gunakan para kriminal tingkat bawah. Apa yang mereka harapkan dapat kami lakukan dengan semua ini?

Ku perhatikan tampilan layar hologram yang terpancar dari gelang di tanganku, terdapat tiga buah lingkaran yang tertumpuk mulai dari yang terkeicil sebagai pusat lingkaran dan yang terbesar sebagai yang terluar.

Di dalam lingkaran tersebut terdapat titik-titik hijau kecil yang berkelap-kelip dan berjumlah 12 yang tersebar merata seperti deretan angka pada jam dinding, dengan satu titik yang terlihat lebih besar yang kuyakin merupakan tanda dari lokasiku sendiri.

Ku asumsikan ke-11 titik lainnya merupakan lokasi dari anak-anak lain yang entah bagaimana telah memilih pintu yang akan membawa mereka ke tempat yang sama denganku.

Terbukti dengan posisi titik-titik yang semakin menyempit mendekati lingkaran terkecil yang berada di tengah pada layar hologram.

Dan yang terakhir adalah sebuah kotak putih yang kupertaruhkan setengah mati untuk tetap membawanya yang bahkan tak kuketahui apa isinya.

Kotak tersebut tertutup rapat dengan sebuah garis kitam tipis yang menglilinginya, kucoba untuk menarik kedua bagian di kedua sisinya ke arah berlawanan dan tidak terjadi apa pun.

Kucoba untuk memutarnya, mengocoknya dan bahkan membantingnya namun tetap nihil.

Kotak ini tidak begitu berat namun tidak juga cukup ringan jika kotak ini benar-benar kosong.

Kemudian aku mengingat benda-benda yang kudapat dari pijakan sepatuku, ku ambil sebuah kunci aneh yang kemudian hanya membuatku semakin bingung karena tak ada tempat pada kotak itu untukku membukanya dengan sebuah kunci.

Ah! Ini benar-benar menyebalkan, aku tidak memiliki waktu untuk bermain-main dengan hal ini.

Namun tepat ketika aku baru akan membuangnya, tanpa sengaja tanganku menyentuh kembali gelang besi di pergelangan tanganku yang secara tiba-tiba memunculkan sebuah cahaya hologram yang mengarah pada bagian dasar kotak tersebut.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 22, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

THE LAST ARENA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang