D-1

33 3 0
                                    

Dan di tengah kepanikan itu tiba-tiba sebuah lubang kecil muncul dari lantai.

Sisa waktu yang kami miliki perlahan semakin menyempit yang ditandai dengan hitungan mundur pada stopwatch yang kini mulai mulai mengeluarkan suara beep-beep panjang.

Beberapa orang mulai keluar melalui kapsul dibalik pintu yang mereka pilllih.

Bersamaan dengan itu, lubang kecil di lantai tiba-tiba mulai mengeluarkan air yang dengan cepat mulai mengisi ruangan. Namun pikiranku masih saja terus mencoba mengkalkulasi situasi ini.

bagaimana jika aku pergi tanpa mengambil salah satu box seperti yang di lakukan pria itu? apa yang akan terjadi?

Kemana kira-kira pintu-pintu itu akan membawa kami? Apa mereka akan membawa kami ketempat yang berbeda?

Kini air itu sudah mencapai Lututku, dan hanya tersisa sekitar lima orang yang yang masih berada di ruangan ini, mereka berlomba mengambil kotak yang kini telah berada air.

Air terus bertambah, yang sebentar lagi akan mencapai pinggang.

Apa yang kulakukan! Bodoh!

Tidak banyak pilihan yang kumiliki, pergi tanpa mengambil kotak dan siap untuk menerima resiko apa pun yang akan terjadi, atau..

Tiba-tiba sebuah kotak kecil berwarna putih mengambang di atas air di depanku, ah! Itu kotak yang yang berada di ujung tumpukan sebelumnya!

Tanpa berpikir panjang, ku ambil kotak itu dan segera berjalan melawan air yang kini hampir menenggelamkanku.

Kupilih pintu terdekat, menekan-nekan tombol di sampingnya dengan panik. Waktu di atas pintu tersebut masih terus menghitung, entah berapa detik lagi waktu yang tersisa. Yang pasti, suaranya sama semakin menandakan hal buruk akan segera terjadi.

Tanganku basah, tombol itu kini sudah berada di bawah air, aku terus mencoba menekannya dengan panik, dan dalam beberapa percobaan akhirnya suara Klik! Terdengar dan pintu mulai terbuka, menampakan kapsul yang sebelumnya telah kulihat di dalamnya.

Seketika air langsung memenuhi kapsul tersebut, aku berusaha masuk ke dalamnya sambil melawan arus air yang ikut masuk, namun tiba-tiba seseorang datang dan memukul kepalaku dari belakang.

Sepertinya di itu mencoba untuk merebut pintu ini.

Kepalaku sakit, dan tubuhku terasa semakin berat bergerak di dalam air.

Tapi kapsul itu hanya mampu menampung satu orang, jika aku tidak masuk sekarang, aku akan segera kehabisan nafas sebelum bisa mencapai pintu lainnya.

Tanpa sadar kutarik tangannya sekuat tenaga dan kulempar keluar. Dengan putus asa, dia masih terus mencoba untuk masuk. Sama sepertiku, dia pun hampir kehabisan nafas.

Tapi tak ada yang bisa kulakukan saat ini, kita sama-sama bertarung untuk bertahan hidup.

Ruangan itu sudah benar-benar dipenuhi air. Memblokir pandanganku pada setiap sudur ruangan. Lalu sebuah suara tiba-tiba muncul.

"Pintu akan tertutup otomatis dalam 5.. 4.."

Kumasukan diriku ke dalam kapsul penuh air itu secara paksa, mencari tombol untuk menutupnya dengan nafas yang hampir habis.

Dan Klik! Pintu kapsul akhirnya berhasil tertutup. Tepat saat telapak tangan yang baru kusadari berikuran kecil itu menempel pada kaca kapsul di depanku, ia memukul-mukul kaca tersebut dengan sangat putus asa dan kini tanpa tenaga.

Dan dalam sekejap pintu yang berada di depan kapsul ini tertutup, meninggalkan bayangan wajah putus asa anak itu di dalam pikiranku.

Setelah pintu tertutup, seketika sebuah lubang kecil terbuka di bagian pijakanku. Membuang semua air di dalam kapsul, dan mulai memberiku udara untuk bernafas.

Tenggorokanku terasa sakit, mataku perih dan tubuhku terasa lemas. Aku terbatuk-batuk sambil mengaluarkan air dari hidung dan mulutku.

Dan perlahan kapsul ini bergerak naik keatas dengan stabil, memberikku waktu untuk beristirahat setelah semua kejadian ini.

THE LAST ARENA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang