"Apa yang bisa kubantu kali ini Jay?" ucap Hellen memecah lamunanku.
Tentu saja aku sudah tahu apa tujuanku kemari, dan malah bisa dikatakan ini juga merupakan hakku, tapi saat sampai disini, aku selalu bingung bagaimana harus mengatakannya.
Hidup Hellen memang tidak seburuk orang-orang di distrik kami, toko ini adalah rumahnya, cukup nyaman untuk ditinggali, dan ia juga memiliki penghasilan yang tetap, paling tidak cukup untuk dirinya sendiri.
Dia bilang ini adalah usaha turun temurun dari orang tuanya, hanya saja ia memutuskan untuk membuat dirinya menjadi penerus terakhir. Ia tidak menikah, dan tidak pula ingin memiliki seorang anak.
Ia bilang ia tidak ingin menambah jumlah orang yang menderita lagi. Tapi aku tahu ia kesepian, dan itulah alasan ia memperlakukanku seperti anaknya.
Tapi terus menerus meminta bantuan padanya.. rasanya seperti memberikan beban lain pada dirinya. Karena yang kulakukan untuknya pun bukanlah sesuatu yang berarti.
"Sepotong kue?" tanyanya, "atau sebuah kue ulang tahun kali ini?"
"Sepotong kue saja tolong." Jawabku segan, ia tertawa.
"Hahaha jangan segan begitu Jay, ah.. tapi sayang sekali aku tidak bisa berbuat apa-apa dengan ini.."
Ini menyodorkan sebuah kotak kardus berwarna putih dan kemudian membukanya. Sebuah kue tart berwarna coklat muncul dengan tulisan "H' bday little Jay" di atasnya.
"Oh Hellen yang bernar saja..."
aku tidak mengenal orang tuaku, tidak nama mereka sekali pun, aku tidak pernah merayakan ulang tahunku. Aku bahkan tidak ingin mengingatnya jika bukan karena kewajiban untuk menghitung usiamu untuk keperluan examination nanti.
Mendapat makan tiga kali sehari saja sudah sangat beruntung, jadi siapa orang bodoh yang akan berkhayal untuk menghabiskan uang melakukan hal semacam ini.
"Hellen.."
Melihat ekspresiku Hellen tahu bahwa aku akan menolaknya,
"Sudah kubilang tidak ada yang bisa kuperbuat dengan ini Jay, tidak ada yang mau membeli kue tart dengan nama orang lain terukir di atasnya. Aku tidak boleh mengonsumsi terlalu banyak gula, jadi bagaimana menurutmu?"
Aku masih terdiam, jujur saja aku selalu pandai berbicara, terutama jika hal itu bersangkutan dengan negosiasi. Tapi untuk situasi semacam ini..
"Bagaimana jika kau membawanya saja? Jika kau tidak menginginkannya, kau bisa berikan ini pada orang lain." Lanjutnya dengan senyuman hangat.
Ahhh.. aku benci orang baik. Aku egois, bahkan selama ini aku selalu berusaha untuk tidak terlalu menjalin hubungan dengan siapa pun, terkecuali jika aku hanya ingin memanfaatkan sesuatu dari orang itu.
Di dunia seperti ini, memiliki hubungan dengan orang lain hanya akan mempersulit hidupmu. Ahh.. bahkan walau hanya mengatakan hal seperti itu di dalam hati, entah mengapa aku merasa seperti telah mengkhianati Hellen.
Aku benci untuk mengakui alasanku yang sebenarnya. Alasan yang selalu membuatku marah bahkan hanya untuk memikirkannya.
Sebuah alasan yang membuatku merasa menyedihkan, lemah dan tak berdaya, alasan yang selalu kusembunyikan, alasan yang membuatku bahkan semakin membenci dunia ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE LAST ARENA
AdventurePerang dunia kembali terjadi, dampaknya menyebabkan begitu banyak perbedaan terhadap tatanan dunia. Kelaparan terjadi dimana-mana, kemiskinan meningkat Dan hanya orang-orang tertentulah yang berhasil mempertahankan kehormatannya sebagai manusia yang...