Chris berlari menuju sebuah kamar di ujung lorong. Aku mengikutinya.
Dan tepat sebelum kami sampai, tiba-tiba suara jeritan keluar dari arah kamar tersebut. Kami mempercepat langkah kami, dan saat Chris membuka pintu, terlihat seorang anak sedang menjulurkan hampir setengah tubuhnya keluar jendela.
Chris menariknya hingga terjatuh di lantai.
“Jack apa yang kau lakukan!” tanya Chris.
Kuperhatikan seisi ruangan, kosong. Aku segera menuju jendela dan menjulurkan kepalaku keluar untuk memastikan dugaanku.
Dadaku tiba-tiba terasa berat namun sekaligus kosong, seperti sebuah lubang besar yang tiba-tiba terbuka dan menyisakan ruang kosong yang entah mengapa justru terasa menyesakkan.
Anak itu menyadarinya!
Dibawah sana, kulihat tubuh seorang anak laki-laki tergeletak di atas tanah kering dengan posisi yang tidak wajar. Matanya masih terbuka, kepalanya membentur batu dan darah mengalir menggenangi tubuhnya, dengan posisi tangan yang terlihat sudah patah, ia masih menggenggam sesuatu berwarna silver di tangannya.
Melihat reaksiku Chris langsung mendekat berusaha untuk melihat apa yang membuatku begitu terkejut.
Setalah melihatnya Ia tersentak mundur, kedua tangannya menekan kepala.“Sial! Bagaimana ini bisa terjadi!” ucap Chris sambil mengacak-acak rambutnya frustasi.
Jack tiba-tiba menjadi tak terkendali.
“K-kami sedang tertidur, atau begitu yang kukira. Lalu tiba-tiba aku sendiri, maksudku Gill hilang, dia tidak ada di tempat tidurnya.. kurasa dia melompat.. d-dia bunuh diri.”
Jack menangis semakin menjadi-jadi, tubuhnya gemetar, suaranya pecah.
“Chris, kau tenangkan dia. Aku akan mengurus mayat anak itu.” kataku setenang mungkin.
Aku langsung berlari menuju tempat dimana mayat Gill berada,
Gill tahu! Ia tahu bahwa kalung itu berisi sebuah pelacak!
Kupanggil beberapa anak yang bertubuh besar untuk membantuku. Dan mereka semua terkejut saat melihat mayat Gill tergeletak disana.
“Apa yang sebenarnya terjadi Jay?!” tanya salah seorang anak dengan wajah ketakutan.
Aku tidak ingin repot-repot menjawabnya, segera kudekati mayat itu, ku ambil sesuatu yang tergenggam erat di tangannya. Benda silver berbentuk seperti taring hewan dengan sebuah garis tipis mengelilinginya.
Kujatuhkan benda itu ke tanah, lalu kuinjak sekeras mungkin. Dan bukannya hancur, benda itu justru langsung mengelurkan suara beep.. beep.. yang teratur.
Sial!
Aku sangat mengenali bunyi ini, bunyi yang selalu kami pelajari di sekolah pada sesi pertahanan diri. Sebuah bunyi yang mutlak menandakan bahwa kau harus lari sejauh mungkin.
Kupaksakan keberuntunganku, kupungut benda itu dan kulempar sejauh mungkin dengan sekuat tenaga.
“Lari!!” teriakku pada mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE LAST ARENA
AdventurePerang dunia kembali terjadi, dampaknya menyebabkan begitu banyak perbedaan terhadap tatanan dunia. Kelaparan terjadi dimana-mana, kemiskinan meningkat Dan hanya orang-orang tertentulah yang berhasil mempertahankan kehormatannya sebagai manusia yang...