"Mama, bagaimana mungkin kalian meninggalkanku sendiri untuk melakukan ini?" Setetes air menggenang di pualam berwarna hitam itu, perlahan membanjiri wajah ayu nan rupawan sang gadis.
Tangan halus dari yang lebih tua membelai wajahnya. Menenangkan agar tak lagi menangis. Wajah pucat di depannya itu tersenyum penuh bahagia walau nafas kehidupan tampak akan hilang sebentar lagi.
"Sayang, mama percaya padamu kok. Tak usah terlalu memaksa dirimu karena nanti semuanya akan berjalan sesuai takdir. Mama harap kau akan selalu dilindungi." Wajah cantik itu perlahan menghitam, menjadi abu. Terbang bersama angin sambil membawa semua kesedihan Claudia.
Gadis itu, Claudia Damanta. Bersumpah atas darah terkutuk yang mengalir di nadinya. Namun, belum sempat sumpah diucap. Kesadarannya pergi bersama siluet berwarna biru langit yang tertangkap matanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Is It Happy Ending?
פנטזיה"Kalian menggunakan sapu terbang disini?" "Hah? Darimana pula kau dengar hal kuno seperti itu?" "Lihat ada yang melangsungkan duel di aula!" "Ehh, siapa? Aku ingin lihat." "Xing Hee dan Kak Himeko. Ayo lihat bersama! Kapan lagi melihat Ketua osi...