Sekarang Jun tengah menonton film bersama minghao di kamar pemuda katak itu.
"Mereka sangat romantis ya hao."
Ujar Jun yang bersemu saat adegan romantis yang di bawa oleh para aktor dan aktris.
Dimana sang cowok memeluk si cewek sambil melihat matahari terbenam di pantai.
"Ya Hyung mereka sangat romantis."
Jun menatap minghao dengan senyum lebarnya. Minghao yang di tatap begitu merasakan hawa-hawa buruk.
"Hao tahu tidak hal yang lebih romantis dari film ini?"
Minghao menggelengkan kepalanya. Dia hanya mengikuti alur yang di buat Jun.
"Tidak, apa itu hyung?"
"Hal yang lebih romantis adalah bisa berduaan denganmu tanpa gangguan sepanjang hari hahahaha"
Jun tertawa setelahnya, tapi tidak dengan minghao. Seperti biasa minghao hanya memberikan sikap dingin kepada Jun dan leluconnya. Tapi jika kau perhatikan baik-baik tatapan minghao, di situ ada perasaan cinta yang bergelora.
"Dan apa hyung tahu, apa hal yang lebih romantis dari perkataan hyung tadi?" Tanya Minghao balik menyerang.
"Aku tidak tahu." Jun mengerucutkan bibirnya tidak tahu.
Oh itu memancing sedikit nafsu minghao, hanya sedikit ya.
Minghao menyeringai tipis sangat tipis sampai Jun tidak sadar. Dia menjauhkan laptop yang ada di depan Jun. Di dekatkan tubuhnya ke arah Jun. Kedua tangannya di letakkan di samping tubuh Jun, membuat pemuda kelahiran 96 itu terkurung tidak bisa bergerak.
"M-minghao kau mau apa? Hao wajah mu sangat dekat."
Jun mendorong wajah minghao menjauh. Tapi tidak berhasil, yang ada tangannya di jilat oleh minghao.
"H-hao-ya kamu ngapain?!" Ujar Jun meninggikan suaranya.
Minghao tidak marah, dia terkekeh geli melihat wajah gelisah Jun. Sungguh lucu dan manis, jadi tidak sabar untuk mencicipinya🌚
"Menurut hyung aku mau ngapain?"
"Jangan macam-macam kamu!"
"Gak macam-macam kok, hyung. Cuma satu macam aja."
Setelahnya Minghao memeluk tubuh Jun. Kepalanya di duselkan di perpotongan leher Jun, menghirup aroma lemon kesukaannya.
"Hal yang lebih romantis dari perkataan mu adalah mewujudkan nya hyung. Jadi seharian ini kamu, aku kurung di sini ya."
Itu bukan permintaan tapi perintah.
Jun melototkan matanya. Berarti dia harus seharian dengan pemuda china ini?!
"Terus aku gak makan begitu?! Gimana aku mau ke kamar mandi? Terus aku ada jadwal pemotretan hari ini! Dan lalu ak-Hmmmpp!"
Minghao menutup mulut Jun dengan tangannya. Jun itu memang gak ngerti kode banget.
"Diam atau aku cium beneran ."
Dengan paksa Jun menjauhkan tangan minghao dari mulutnya.
"Cium aja aku gak takut!"
Oh, Jun kau sangat bodoh. Kau hanya menggali kubur mu.
Minghao menyeringai. "Baiklah jika begitu, jangan salahkan aku jika aku lepas kendali hyung."
"Maksud mu ap-Hmmmmp
Kali ini minghao benar-benar mencium bibir Jun. Membuat pemuda itu membeku.
Minghao dengan lembut mengecup dan melumat bibir berisi itu. Sadar jika itu salah, Jun memberontak. Dia mendorong tubuh minghao. Tapi dengan sigap minghao menahan kedua tangan Jun di atas kepala. Dan kini Jun benar-benar tidak bisa bergerak.
Melihat Jun yang sudah pasrah, minghao semakin melumat bibir Jun. Digigitnya bibir bawah Jun, membuat pemuda manis itu meringis. Tidak melewatkan kesempatan itu, minghao memasukkan lidahnya. Mengajak lidah Jun bergelut. Mengabsen setiap deretan gigi Jun.
Setelah puas, minghao melepaskan tautan mereka. Membuat benang saliva di antara mereka. Jun tidak melepaskan kesempatan itu. Dia mendorong minghao hingga pemuda itu jatuh dari kasur. Lalu dengan cepat dia berlari ke arah pintu.
"Eh kenapa tidak mau ke buka?"
Ternyata pintunya terkunci. Sekeras apapun Jun berusaha pintu itu tidak akan terbuka.
"Sudahlah hyung, pintu nya sudah aku kunci. "
Minghao menyandarkan badannya ke kepala kasur sambil tersenyum miring melihat usaha Jun yang sia-sia.
Jun menatap tajam Minghao. "Kalau gitu kasih aku kuncinya!"
Minghao malah tertawa dan berjalan mendekat ke arah Jun yang ketakutan.
"Kuncinya sudah aku buang." Ujarnya santai
"Apa?!"
Jun membulatkan matanya. Dan mata itu semakin membulat saat minghao menggendong nya ala koala.
"Sudah aku buang ke lantai bawah."
Minghao menurunkan Jun secara perlahan, membaringkan Hyung-nya itu dengan lembut di kasur. Lalu dia ikut berbaring dan memeluk erat Jun yang masih terkejut.
"Dari pada hyung memikirkan nasib kunci itu, lebih baik hyung memikirkan diri hyung sendiri." Bisik Minghao.
"Eh kamu mau ngapain ha?! Yak hao lepaskan aku!! Huaaa mama tolongin!!!"
Seperti nya ini akan menjadi hari yang special bagi Minghao, dan hari yang buruk untuk Jun.
Tenang cuma tidur biasa saja.
End
Hmmm🌚
Junhao😳
KAMU SEDANG MEMBACA
Seventeen Junhui Collection
FanfictionJunhui with member Junhui story Seventeen story Semuanya sayang Junhui dan Seventeen