Malam itu, jam 22.00.
Wonwoo melihatnya, di bawah cahaya lampu jalan pemuda aneh yang menari di bawah guyuran air hujan.
Entah bagaimana badan ramping itu bisa meliuk sesuai dengan irama air hujan. Begitu indah, membuatnya ingin memeluk pinggang ramping tersebut.
Dan yang paling Wonwoo penasaran adalah nama pemuda itu. Berharap jika esok, dia bisa berjumpa dengan pemuda hujan itu.
"Jeon Wonwoo!"
Wonwoo berdecak, dia menatap tajam Soonyoung yang cengengesan.
"Apa?"
"Selow dong bro, itu gue mau lihat tugas dari Maam Jessica boleh?" Tanya Soonyoung sambil menatap memelas Wonwoo.
Wonwoo yang gak tahan melihatnya, melempar buku ke wajah Soonyoung yang cuma bisa pasrah. Kalau protes nanti gak di kasih lagi.
"Makasih Wonwoo, makin cinta gue sama lo!"
"Najis soon."
Soonyoung mendelik tajam kepada pemuda pendek yang baru datang. "Cerewet lo jihoon."
Setelah nya Soonyoung pergi ke bangkunya.
Jihoon menggelengkan kepalanya. "Sesekali lo jangan baik sama tu anak. Yang ada makin bodoh dia."
Wonwoo cuma menganggukkan kepalanya, matanya terlalu fokus ke buku. Jihoon cuma bisa sabar dengan kelakuan teman-temannya. Sepertinya cuma dia yang waras.
"Wah hitam banget langit nya, kayaknya bakal hujan lebat sore ini." Ujar Jihoon sambil menatap keluar jendela.
Mendengar kata hujan, Wonwoo sontak mendongakkan wajahnya. Dia ikut menatap keluar jendela.
Tanpa sadar bibir Wonwoo terangkat membentuk senyuman tipis.
'Apakah kali ini dia akan muncul juga?'
Dan benar sorenya, hujan pun turun dengan lebatnya.
"Aduh lebat banget, Jihoon gue numpang di mobil lo ya?" Ujar Soonyoung memelas.
"Sebenarnya lo ni benaran asli kaya apa enggak sih?" Jihoon menatap mengejek ke arah Soonyoung.
"Orang kayalah! Di rumah gue ada lima BMW ya." Seru Soonyoung gak terima.
"Terus ngapa gak lo bawa?" Tanya Jihoon.
Soonyoung menggaruk tengkuk leher nya. "Di sita bokap gue hehe."
Wonwoo dan Jihoon cuma bisa memutar matanya malas. Mereka sudah hapal dengan Soonyoung yang suka balapan liar.
"Siapa suruh lo ikut balapan? Dah tau bokap lo gak bolehin. Nyusahin aja, ya udah cepatan, Won gue duluan ya."
Jihoon menepuk pundak Wonwoo yang hanya di balas anggukkan kepala.
"Eh tunggu hoon, won gue duluan juga ya." Soonyoung melambaikan tangannya sambil mengejar Jihoon yang udah pergi duluan.
Wonwoo membalas lambaian tangan Soonyoung. Dan kemudian pemuda itu pergi menuju mobilnya.
Entah kenapa kali ini Wonwoo merasa senang. Bahkan dia membawa mobilnya sedikit mengebut, tidak peduli dengan jalanan yang basah.
Hingga dia sampai di taman depan rumahnya. Di berhentikan mobilnya. Wonwoo menatap ke arah lampu jalan yang bersinar tapi terasa kosong.
"Apa dia tidak datang?" Monolog Wonwoo.
Dia yang di maksud adalah pemuda hujan itu. Pemuda aneh yang membuat Wonwoo tidak bisa tidur. Selalu memikirkan tentang pemuda itu. Bagaikan hantu, pemuda itu selalu menghantui hidupnya akhir-akhir ini.
30 menit berlalu, tak ada tanda akan kemunculan pemuda itu. Wonwoo kecewa, dengan hati yang berat Wonwoo menyalakan mesin mobilnya.
Namun saat dia akan pergi, tiba-tiba terdengar senandung indah yang menyapa telinganya.
Dengan cepat Wonwoo mematikan mobilnya. Melihat keluar, dan benar pemuda itu muncul. Tengah menari dengan bibir yang bersenandung. Meliukkan badannya dengan lincah, tidak peduli dengan hujan yang mengguyur. Dia begitu menikmatinya
Wonwoo tersenyum lebar. Dengan cepat dia keluar dari mobil. Tak mempedulikan kemejanya yang basah. Wonwoo melangkahkan kakinya ke arah pemuda yang masih asik dengan dunianya.
Hingga Wonwoo sudah berada di belakang pemuda yang masih asik menari. Tidak menyadari Wonwoo yang tersenyum senang, akhirnya dia bisa melihat wajah indah dari sang penari hujan ini secara dekat.
Dengan tekat yang kuat Wonwoo menepuk pundak pemuda itu, membuat si pemuda terkejut dan langsung menoleh ke belakang.
"Kau siapa?"
Mata bulat dengan sorot polos penuh kebingungan, begitu manis. Senyum wonwoo semakin melebar.
"Aku Jeon Wonwoo, kalau nama mu siapa?"
Pemuda itu tidak langsung menjawab, dia menatap tajam wonwoo yang membalas dengan senyum paling manis yang belum pernah dia tunjukkan kepada orang lain. Lalu pemuda itu tersenyum kecil.
"Nama ku Wen Junhui, senang bertemu dengan mu Wonwoo-ssi, pemuda yang selalu melihat hujan dari koridor kamarnya."
Ujar Jun sambil menjulurkan tangannya.Wonwoo terkejut bukan main, dia tidak menyangka pemuda itu juga melihatnya. Di lihatnya tangan Jun, lalu Wonwoo menjabat ah-tidak lebih tepatnya memegang dan kemudian di cium punggung tangan Jun yang terkejut.
"Wah aku tidak menyangka kita saling memperhatikan satu sama lain. Apakah kita berjodoh?" Tanya Wonwoo dengan seringai tampannya.
Jun terkekeh pelan. "Tidak ada yang tahu, Wonwoo-ssi. Tapi itu bisa jadi."
Tidak bisa di pungkiri seberapa senangnya hati Wonwoo. Hati Wonwoo berdebar, seperti ada ribuan kupu-kupu yang berterbangan.
"Kata orang tak kenal maka tak sayang, tak sayang maka tak cinta.."
Wonwoo menghentikan kalimatnya, menatap Jun yang setia menunggu dengan wajah manis penuh rasa ingin tahu. Aah, lagi-lagi Wonwoo jatuh cinta kepada pemuda itu untuk yang kesekian kalinya
"Lalu?"
Wonwoo tersenyum lebar.
"Maka izin kan aku mengenalmu dan aku akan mengizinkan mu mengenalku. Agar kita bisa saling mencintai..Bolehkah?"
Jun menyunggingkan senyumnya. "Tentu saja boleh.."
End
Wonwoo izin goyang dulu🕺
Vote and comment
KAMU SEDANG MEMBACA
Seventeen Junhui Collection
FanfictionJunhui with member Junhui story Seventeen story Semuanya sayang Junhui dan Seventeen