Jun tanpa aba-aba berbaring di atas paha Jeonghan yang tengah asik main hp. Di dusel kepalanya ke perut Jeonghan yang kaget tapi tidak marah. Ayolah, siapa yang mau memarahi bayi ini?
"Hei, ada apa honey?"
Jeonghan mengelus surai hitam Jun yang mengomel tidak jelas menggunakan bahasa campuran cina dan korea kurang lebih seperti itu yang di dengarnya. Tapi yang pasti dia mendengar nama Seokmin terucap. Apalagi yang di lakukan kuda itu.
"Kamu mau membicarakannya, sayang?" Tanya Jeonghan yang di balas gelengan halus.
Jadi Jeonghan hanya membiarkannya, sambil memberi usapan lembut. Tak berapa lama, terdengar suara langkah kaki dan suara nyaring yang sangat dia kenal. Benar saja di balik pintu muncul Seokmin dengan wajah paniknya.
"Apakah hyung melihat Junnie hyung?" Tanya Seokmin.
Jeonghan sudah menebaknya, jadi dia memberi isyarat kepada Seokmin.
"Ya di sini anaknya, tengah tidur." Ujar Jeonghan sambil tersenyum miring.
Karena Jeonghan tahu Jun hanya pura-pura tidur. Terlihat dari matanya yang mengintip kecil.
Seokmin yang paham kode Jeonghan ikut tersenyum. Dia berjalan mendekat, lalu mencondongkan tubuhnya untuk melihat wajah Jun. Kemudian tertawa pelan karena respon Jun yang langsung memeluk erat Jeonghan untuk menyembunyikan wajahnya.
"Sangat lucu." Gumam Seokmin pelan.
Jeonghan memutar matanya, "Jadi apa kau bisa jelaskan apa yang terjadi? Sehingga Junnie kita menjadi keong pemalu yang mengomel tidak jelas, bahkan aku tidak tahu apa bahasa yang kini dia ucapkan."
"AW!"
Jeonghan meringis saat perutnya di cubit sama Jun yang kesal di panggil keong pemalu.
"Hei kenapa kamu mencubit ku hm?"
Dia hanya mendapatkan geraman pelan. Jeonghan menghela nafas.
"Dasar anak nakal." Ujarnya sambil mengecup pipi bulat Jun.
"EHEM! Maaf menganggu tapi apakah hyung mau mendengar cerita ku atau tidak?" Sela Seokmin datar.
Jeonghan menyengir, "Sorry Seok-ah, oke apa yang terjadi?"
Seokmin menghela nafas lalu mengambil posisi duduk yang nyaman. "Tadi Junnie hyung datang ke kamar ku karena bosan, dia mau mengajak bermain. Tapi sayangnya, aku tengah menghafal dialog. Jadi aku bilang sebentar. Namun, hyung tahulah bagaimana Jun dan kesabarannya itu, sangat tipis setipis kertas-
Jun kembali menggeram galak, tapi malah seperti kucing
-Jadi dia sedikit menjadi nakal dan lincah yang membuat dirinya tidak sengaja menyenggol meja di kamar ku dan membuat gelas berisikan air di atas meja tumpah. Lalu membasahi beberapa lembar kertas dialog ku yang ada di meja. Dan hyung pasti tahu apa kelanjutannya tanpa aku ceritakan."
Jeonghan mengangguk mengerti. Dia bisa tebak kalau Jun merasa bersalah namun tidak tahu bagaimana menyampaikan maaf lalu memilih pergi untuk meminta bantuan member yang lain untuk membantunya minta maaf. Sungguh tipikal Jun sekali.
Jun adalah orang terlembut dan paling baik, dia selalu mau meminta maaf atas kesalahannya. Namun, jika dia berbuat kesalahan yang besar juga fatal, dia tidak berani meminta maaf. Lebih tepatnya dia tidak pandai merangkai kata-kata karena terlalu panik. Makanya dia akan membuat orang lain menyampaikan maafnya ke orang yang sudah dia lukai.
"Junnie apakah kamu menyesal?" Jeonghan menatap lembut Jun yang mengintip saat namanya di sebut.
"Aku menyesal." Cicit Jun sedikit tidak jelas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Seventeen Junhui Collection
FanfictionJunhui with member Junhui story Seventeen story Semuanya sayang Junhui dan Seventeen