ENAM.

7K 565 111
                                    

Maaf banyak typo

Happy reading😁

Icha mengernyitkan keningnya bingung, jam sudah menunjukkan pukul 1 siang, tapi kenapa rumah Ua nya, bolam-bolamnya belum di matikan. Masih menyala bersaing dengan sinar matahari yang sangat terik siang ini.

Dan tidak hanya itu saja, belum di tinggalkan 24 jam, halaman rumah Ua nya sudah penuh oleh daun kering yang gugur. Rumah Ua nya kotor sekali dan terasa mencekam---karena selain kotor, rumah di depannnya sangat sepi dan seperti  tidak ada tanda-tanda kehidupan di dalamnya.

"Ah, enggak ada mobil, Kak Evan. Wajar bolam masih hidup. Rumah terasa sepi dan mencekam... laki-laki itu belum pulang sejak semalam,"Ucap Icha pelan. Dan ngilu sekali hati Icha di saat Icha menyebut nama Evan barusan.

Evan yang menghina dan mengejeknya  tanpa perasaan kemarin  dengan suara yang lumayan keras yang Icha yakini, ejekan Evan untuk dirinya kemarin bahkan di dengar oleh orang-orang yang duduk di sekitar  meja tempat duduk mereka---- membuat Icha malu dan tidak ada muka di saat Icha diam-diam keluar dari restoran itu.

"Ah, enggak usah mikirin hal itu lagi. Lupakan... Dan ya, ucapan Kak Evan benar. Aku hitam, kulitku kusam, semuanya benar. Lupakan Icha jangan buat hatimu sesak sendiri setiap mengingatnya..."Ucap Icha tegas pada dirinya sendiri dan kedua tangan Icha di sisi kiri dan kanan tubuhnya terlihat mengepal erat.

Dan Icha saat ini terlihat merogoh sesuatu dalam kantong celananya, mengambil kunci cadangan rumah ini yang di berikan oleh Ua nya setiap ia datang kemari. 

Tak sampai 2 menit, Icha berhasil buka kunci pagar, dan menyingkirkan rantai yang membelitnya dan setelah tubuh mungil Icha masuk sudah ada di dalam. Icha tak langsung pergi, Icha kembali mengunci pagar. Dan setelah selesai,  Icha melangkah lebar untuk segera masuk ke dalam. Icha ingin mandi, Icha merasa gerah, dan Icha ingin istrahat sebentar lalu sore nanti----Icha akan pulang. Pulang kampung,  atau pulang ke rumahnya.

Dan di saat Icha sudah ada di ruang keluarga----Icha menahan nafasnya kuat, melihat keadaan ruang keluarga yang kacau. Kotor oleh kulit kacang, kacang-kacangan, tumpahan minuman, tisu, bahkan pot bunga yang tersusun di atas meja sudah berserakan di atas lantai.

"Kemarin pagi, bersih. Tapi, kenapa...."

"Kesimpulannya, Kak Evan sempat pulang, lalu pergi lagi..."Ucap Icha tercekat.

Dan kedua mata Icha melotot kaget, di saat Icha tak sengaja  melihat... di bawah kaki meja ada 2 botol minuman alkohol. Minuman alkohol yang isinya sudah tidak ada....

"Enggak mungkin Kak Evan peminum, dia terlihat rajin ibadah..."

"Enggak, Icha. Seperti yang sering kamu katakan, setiap orang punya topeng. Topeng jahat dan baik. Nyatanya... laki-laki itu, sepupunu menodaimu karena dia mabuk kemarin, jadi dia adalah peminum...."Ucal Icha  dengan suara yang sangat gemetar. Takut.

Dan sudah cukup, Icha takut untuk terus ada di rumah ini, tanpa ada orang lain seperti Ua nya, Kak Putri atau pembantu, hanya ada dirinya dengan Kak Evan. Icha takut. Icha akan segera membereskan barang-barangnya saat ini juga.

Tapi, belum sempat Icha melangkah  meninggalkan ruang tamu untuk ke kamarnya. Kaki Icha hanya melayang di udara di saat Icha.... melihat ada ponsel Kak Evan yang tergeletak begitu saja di atas sofa

"Ada Kak Evan di rumah?"Cicit  Icha takut.

Tapi, sedetik kemudian, kepala Icha terlihat menggeleng kuat

"Enggak, bisa saja laki-laki itu lupa ponselnya, dan tidak ada mobil Kak Evan di luar. Ya, Kak Evan lupa ponselnya...."Ucap Icha pelan.

Dan cepat Icha. Segera pergi ke kamar. Beberes barangmu  yang tak seberapa lalu segera pergi. Teriak batin Icha kuat di dalam sana.

Dan Icha menghembuskan nafasnya lega di saat Icha sudah berdiri di depan pintu kamarnya saat ini.

Tapi, belumm sempat tangan Icha menyentu handel pintu, tangan Icha lebih dulu di genggam dan di tarik kasar oleh seseorang yang memiliki tapak tangan yang lebar dan di saat Icah menoleh dengan ringisan sakit yang keluar dari mulutnya untuk melihat siapa orang yang menarik tangannya kasar barusan, kedua mata Icha melotot kaget, mulut Icha seketika bungkam bahkan Icha terlihat menahan nafasnya kuat dan bahkan kedua mata Icha reflek terpejam  di saat....

Plak

Satu tamparan yang lumayan kuat menyapa pipi kanan Icha bahkan  sampai membuat Icha jatuh tersungkur diatas lantai. Dan Icha dengan susah payah, menahan air mata, menahan tangisan dan rasa sakit menoleh kearah orang yan barusan menamparnya...

"Kak Evan..."

"Kamu ngelont3 dimana  sejak semalam hingga siang ini, ha?!!"

"Tutup mulutmu, bastard! Jngan mencaci dan menuduhku, sialan!...." ucapan Icha terhenti telak dan Icha reflek melindungi wajahnya dengan kedua tangannya melihat... melihat kaki Kak Evan yang ingin menendangnya. Tapi, kenapa detik ini, Icha tidak merasa sakit. Dengan takut-takut, jantung yang rasanya ingin meledak, Icha mengintip dan ternyata sudah tidak ada Kak Evan di depannya.  Kak evan ada di depan sana, melangkah dengan langkah lebar  meninggalkan Icha yang air matanya sudah mengalir deras bagai air hujan. Takut dan shock dengan kekerasan yang ia dapat siang ini.

Dan ya, Evan tidak jadi menendang Icha. Evan bisa menahan  dan menguasai dirinya.  Dirinya yang lepas kontrol dan tidak pernah seperti ini sebelumnya.

Dan Evan tak pernah merasa sepanik semalam hingga siang tadi sebelum Evan  melihat  Icha ada di rumah ini.

Dan Evan kesal, marah, jijik.... Icha sudah membuat ia uring-uringan sepanjang malam dan tidak bisa tidur barang sedikitpun.

Fu*k you, Icha! F*ck you!

Dan langkah evan, terhenti telak di saat Icha dengan sialannya.....

"Jangan bilang,  kamu khawatir sama aku? Ngaku aja lah, nggak usah munafik! Mana ada sebelumnya kamu khawatir sama aku...."Ucap Icha dengan senyum miringnya,   dan senyum Icha semakin miring melihat tubuh laki-laki laknat di depan sana terlihat menegang kaku. Kaget akan ucapannya yang tak terduga.

Dan benar, kalau di ingat-ingat,  selama Icha datang ke sini yang dulu-dulu,  nyaris... Icha dan juga Evan tidak pernah saling sapa....

Dan Icha, semakin membuat  tubuh evan yang sudah menatapnya menegang kaku bahkan pucat pasih di saat icha...

"Jangan bilang, kamu suka sama cewek jelek dan menjijikkan sepertiku tanpa kamu sadari karena kejadian 2 hari yang lalu...."

Ucapan Icha terhenti telak di saat, sekali lagi, dalam sekejap entah bagaimana bisa, tangan Evan hampir menampar  pipinya kuat,  dan Icha tidak merasa sakit, membuat Icha yang reflek menutup kedua matanya tadi, kini membukanya perlahan, dan Icha kaget. Tidak ada Evan di depannya.

Dan sekali lagi, icha kaget di saat....

Brak

Ada suara seseorang yang meninju pintu, membuat Icha sontak menatap  keasal suara. Dan ternyata Evan  ada di belakangnya yang masih duduk dengan tegang di lantai.

dan kedua mata Icha membulat melihat ada  tetes darah yang mengalir dari punggung tangan Evan. Evan yang meninju pintu barusan.

Dan Evan yang....

"Dengar cewek kampung,  sepupu sialan yang jelek, darah yang keluar dari punggung  tanganku adalah janji hidup dan matiku, kalau seorang Evan tidak akan suka apalagi jatuh cinta  sama cewek kampung dan  sangat jelek sepertimu. Camkan ucapanku dan jangan kegeeran, sialan! Sekali lagi, jangan mimpi aku suka atau cinta kamu cewek kampung!"

Tbc

Lanjut dan ada yg baca ?

Satu kata untuk Evan apa di part ini?

Mau Icha  di sulap cantik  kek artis korea nanti, biar Evan ngiler lihatnya?

Mau anak Icha baby boy dan mirip Evan?

Mau anak Icha baby girl aja?

Next part, Mau Icha sudah pergi dari rumah Evan? Kabur  gitu?

Mau Evan dan Rania nanti di buat mandul aja? Wkwkw

ANAK DENGAN SEPUPUKU!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang