SEMBILAN BELAS🍎

5.8K 518 197
                                    


Maaf banyak typo

Happy reading

“Sssst,”ringis Evan menahan sakit. Mendengarnya, Icha meringis. Merasa bersalah dan menyesal.

Tapi, Evan sialan pantas mendapatkannya. Sepupunya bejat dan jahat.

“Maaf….”Cicit Icha pelan dengan tangan yang masih setia mengompres pelan kedua bibir Evan yang robek dan pipi Evan yang lebam. Icha sudah melakukannya dengan lembut dan pelan, tapi tetap saja rangisan sakit keluar dari mulut Evan.

“Kakak nggak nyangka kamu bisa sekasar ini, Cha…”

“Ucapan kakak jahat, aku hanya melindungi diriku dan….”Icha menggantung ucapannya dan terlihat menelen ludahnya kasar dengan Evan yang terlihat mengernyitkan keningnya bingung.

“Dan? Dan apa, Cha?”Tanya Evan penasaran kelanjutan ucapan Icha. Icha yang terlihat tersenyum miris. Kenapa kak Evan harus pura-pura tidak tahu dan bodoh untuk menebak dengan siapa ia melindungi dirinya? Melindungi dirinya dari Kak Evan sendiri.

“Cha…”Panggil Evan terdengar geram kali ini, melihat Icha yang tidak mengacuhkan ucapannya di atas.

Icha? Mendengar nada suara Evan yang terdengar geram barusan, Icha menarik tangannya yang mengompres  pipi Evan, dan menatap Evan dengan tatapan nanarnya.

“Dan Anakku!!!”Ucap Icha tegas.
Dan ucapan Icha di atas membuat tubuh Evan menegang kaku, bahkan Evan terlihat menahan nafasnya kuat saat ini. Dan Icha tersenyum sinis melihat tubuh kakak sepupunya, tubuh ayah anaknya yang terlihat tegang setelah mendengar kata anakku dari mulut Icha yang tidak lain adalah anak Evan juga.

Anak yang tidak di sukai, anak yang ingin di lenyapkan oleh Evan dari dunia ini beberapa saat yang lalu, dan karena ucapan jahat Evan yang mengajak Icha ke klinik untuk aborsi, Evan mendapat gamparan yang sangat kuat dari Icha. Icha Menggampar Evan dengan tempat tisu beserta isinya sebanyak dua kali, dan Icha yang memiliki hati yang lembut, merasa bersalah dan pada akhirnya Icha yang membuat pipi dan bibir Evan terluka, Icha juga yang mengobatinya. Di kamar hotel ini. Kamar hotel yang jarak tempuhnya hanya 10 menit dari warung ikan bakar tempat Icha dan Evan tidur istrahat 20 menit yang lalu.

“Cha….”Panggil Evan dengan suara sedangnya. Mendapat gelengan kuat dari Icha. Icha yang terlihat menarik nafas panjang lalu di hembuskan dengan perlahan oleh perempuan itu.

“Enggak perlu takut, maksudnya… Kakak tidak perlu takut, walau ingin atau andai bukan kakak ayah anakku, aku akan ngotot minta tanggung jawab, dan memberitahu pada kedua orang tuaku tentang keadaanku yang sebenarnya saat ini…”

“Chaaa… Jangan lancng kamu….”Ucap Evan geram dengan kedua tangan yang mengepal erat.
Icha? Melihat reaksi kakak sepupunya akan ucapannya barusan, hanya bisa terkekeh pedih.

“Tolong, pahami ucapanku, Kak…. Bukan kakak. Tapi, andai aku hamil anak laki-laki lain, aku akan minta tanggung jawab. Tapi, pada kakak aku tidak akan berani minta tanggung jawab, “

“Sekali lagi, Kakak tenang saja, tentang siapa ayah kandung dari bayi yang sedang aku kandung saat ini, aku akan tutup mulut”

Shit! Sakit hati Icha, terasa sesak dan sempit dada Icha melihat… melihat Kak Evan di depannya yang tersenyum lebar setelah mendengar ucapan Icha barusan. Bahkan air mata dalam sekejap sudah berkumpul banyak di kedua matanya, siap untuk di tumpahkan, tapi Icha menahannya sebisaa mungkin. Kejam. Kakaknya terlihat sangat lega setelah mendengar ucapannya di atas.

“Terimah kasih, Cha….”
Rasanya jantung Icha ingin meledak, mendengar kata terimah kasih dari Kak Evan dan mendapat acakan lembut serta gemas pada puncak kepalanya dari Kak Evan dua detik yang lalu. Tapi untung saja Icha dengan cepat bisa menguasai dirinya.

“Untuk jadi pembunuh, aku nggak bisa, aku akan melahirkan anak ini dengan selamat, tak peduli walau nyawaku jadi taruhannya, tidak peduli anak ini di lahirkan di luar nikah, tak peduli anak ini tidak ada ayahnya, aku akan melahirkannya dengan selamat….”Ucap Icha terdengar tegas dan serius. Dengan kedua mata yang terlihat menarawang dan Evan yang mendengar ucapam Icha barusan, tercekat, menahan nafas kuat dengan jantung yang rasanya ingin meledak di dalam sana dan Evan merasa punggungnya di belakang sana, dalam sekejap basah oleh keringat.

“Cha….”

“Kamu harus tahu, untuk jadi pembunuh juga, aku nggak sanggup, tidak bisa, hanya mulutku yang berucap agar kamu harus mengaborsi anak itu, tapi hati ku di dalam sana merutuk mulut dan ucapanku…”

“Tapi, kamu harus nikah, Cha. Biar kamu aman. Kamu nggak malu. Biar anak itu ada ayahnya….”
“jelas, bukan aku pengantin laki-lakinya, karena aku milik Rania. Aku cinta Rania, aku tidak mau melukai dan memutuskan Rania hanya karena anak itu…”Ucap Evan terlihat frustasi,  dengan Icha yang hatinya berdarah-darah mendengar kata Evan, ‘hanya anak itu’ seakan-akan anak yang Icha kandung tidak ada artinya sedikitpun, padahal andai Kak Evan membuka kedua matanya lebar, banyak pasangan yang sudah menikah yang menginginkan anak di luar sana, termasuk___ Kak Putri, Kakak kandung Evan, yang nasibnya sangat malang, karena kecelakaan bersama almarhum suaminya, rahim  Kak Putri harus di angkat dan sampai mati, Kak Putri tidak akan bisa memiliki anak. Tapi, kenapa Evan dengan mudahnya, menyia-nyiakan anak yang ada dalam kandungannya?

“Cha,,, kamu dengar ucapanku? Aku cinta mati pada Rania. Apabila aku tidak memilikinya, aku rasanya mau mati….”

“Ya, aku tahu. Sekali lagi, kakak tenang saja, anak yang ada dalam perutku tidak akam mengusik kakak terutama mengusik hubungan kakak dengan Rania. Dan aku sangat berharap sama kakak, suatu saat nanti, tidak akan ungkit atau mengakui anak ini pada keluarga kita, pada public kalau anakku adalah anak kakak juga, aku hamil dengan kakak,”

“Kakak juga nggak boleh ambil anak ini dariku….”

“Aku nggak butuh anak itu, Cha. Karena dia akan jadi penghancur hubunganku dengan Rania. Dan aku bisa punya anak sendiri dengan Rania. Sekali lagi, aku nggak butuh anak itu. Nggak butuh sialan!”

DUAR!

“Petir yang menyambar barusan merekam ucapan kakak, “Ucap Icha nanar. Air mata yang di tahan Icha sedari tadi, sudah mengalir mulus membasahi setiap gurat dan garis wajah Icha dalam sekejap.
Icha yang dengan tangan gemetar. Terlihat sakit, mengelus perutnya yang masih rata lembut sekali sambil bergumam membuat Evan yang mendengarnya pucat pasih dan ketakutan...

“Anak mama, tolong, suatu saat nanti, jangn pernah tanya siapa ayahmu karena sampai mati, mama tidak akan  menjawab atau mampu memberi tahumu tentang siapa ayah kandungmu, dan kamu hanya anak mama…. Dan laki-laki yang akan jadi ayah tirimu suatu saat nanti…”

Tidak Evan. Jangan takut. Kamu bisa punya anak dengan Rania bahkan 10.

Tbc

Lanjut cepat?

Satu kata untuk Evan apa?

Nggak bosan misal  Evan di buat mandul?

Evan hanya punya anak dari Icha, mau?

Baby mau brojol bentar lagi.

Anaknya normal aja dan tampan atau cantik?

Atau anaknya disabilitas aja?

Wajah anak Icha mirip Evan mau? Biar Evan mampus?

ANAK DENGAN SEPUPUKU!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang