Maaf banyak typo dan happy reading
Kata-kata untuk membalas ucapan yang di ucap dengan geraman tertahan oleh Evan, harus Icha telan kembali di saat ponsel---- yang ada dalam saku celana Evan berbunyi dengan suara nyaring.
Untuk 3 detik, Icha dan juga Evan saling bertatapan satu sama lain, tapi di saat reaksi jantungnya tak wajar di dalam sana, Icha dengan cepat membuang tatapannya kearah lain.
"Siapa yang telpon?"Tanya Icha reflek. Mendapat gelengan kaku dari Evan.
"Aku tidak tahu...."Ucap Evan dingin sambil merogoh ponsel yang ada di saku celananya.
Icha saat ini sudah kembali menatap kearah Evan. Dan di saat Evan memberi tahu siapa yang menelponnya saat ini, bahkan video call, membuat Icha reflek bangun dengan kasar dari baringnnya.
"Mamaku yang menelpon..."Ucap Evan dingin.
"Sudah kakak angkat?"Tanya Icha panik mendapat gelengan dari Evan dan Icha merasa sangat lega.
"Keluar! Keluar dari kamar Icha!"Ucap Icha kasar dan panik.
Evan? Dengan geraman tertahan, kedua tangan yang mengepal erat, menurut akan ucapan Icha. Keluar dengan langkah lebar dari kamar Icha.
Icha yang saat ini bahkan sudah berdiri di samping ranjangnya. Rasa sakit dan perih pada pusat intimnya sudah hilang entah kemana di gantikan rasa takut dan panik.
Dan Icha secepat kilat, mengambil pakaiannya yang tergelatak di atas lantai. Memakai cepat baju dan celananya, menyisir rambutnya yang kusut dan masih agak basah.
Tidak boleh! Kak Putri dan juga Ua nya tidak boleh tahu apa yang sudah terjadi antara dirinya dengan Kak Evan. Hal itu yang membuat Icha nekat mengusir kasar Evan 3 menit yang lalu.
"Bisa mati aku kalau sampai Ua atau kedua orang tuaku...."
Tok tok tok
Ucapan gemetar Icha di potong telak oleh suara pintu yang di ketuk. Tubuh lemas Icha reflek menegang kaku.
Dan tubuh Icha semakin menegang kaku di saat Evan...
"Icha... Ini Ua mu mau ngomong, bisa keluar sebentar?"Ucap Evan terdengar lembut dan hangat.
Icha?
"Ya.... Ya... sebentar, Kak. Icha segera keluar..."Ucap Icha masih dengan suara gemetarnya.
Icha dengan buru-buru menyisir rambut kusutnya dan di saat sudah merasa sedikit rapi penampilannya, Icha segera keluar kamar dan di depan pintu kamar, wajah datar Evan lah yang menyambutnya.
"Mama mau ngomong..."Ucap Evan dengan desisan dinginnya.
Tak lupa,dengan tatapan penuh intimidasi dan ancaman agar Icha tidak ngomong hal yang aneh-aneh atau tentang kejadian semalam.
"Kasih Icha ponselmu, Van...."Ucap Mama Evan tak sabar di seberang sana.
Jelas, Evan menurut. Dan ponsel sudah ada dalam genggaman Icha saaat ini. Icha yang sedang melempar senyum hangat pada Ua nya dengan Evan yang tak berkedip sedikitpun, menatap Icha masih dengan tajam, mengancam dan dinginnya.
"Chaa, Ua dan Kak Ayu pulang 4 hari lagi dari sini,"
"Kamu jangan buru-buru pulang, ya? Tunggu Ua sama Kak Putri pulang dulu baru kamu bisa pulang...."
"Astaga... Ichaa!!! Pipi kamu kenapa lebam?"Tanya Ua Sita panik di seberang sana.
Membuat Evan dan juga Icha tak kalah panik juga. Icha dan juga Evan reflek saling bertatapan antara satu sama lain dengan tatapan bingung dan juga takut.

KAMU SEDANG MEMBACA
ANAK DENGAN SEPUPUKU!
RomanceIcha sangat menyesal pergi liburan tahun baru di rumah Ua nya. Bagaimana tidak menyesal, di malam tahun baru, di saat semua orang tidak ada di rumah, hanya ada Icha dengan Kakak sepupunya, Evan. Icha... Icha malah di nodai oleh Kak Evan, kakak sepu...