Jam 7.30. Suasana kelas terlihat riuh karena sepertinya hari ini tak ada dosen yang mengajar. Dan sepertinya, aku lebih memilih untuk tidur saja di atas mejaku.
"You okay, Handsome?" tanya seorang cewek genit bernama Kendall dari kelas sebelah. Hm, sepertinya ini yang dimaksud Liam dan Niall.
Apa? Tunggu sebentar, gadis macam dia menjadi sahabat Liam dan Niall?
Aku mengacungkan jempol dan tersenyum, "I am ok. Don't worry."
Ia tiba-tiba duduk di atas mejaku dan menggodaku dengan tatapan nakalnya.
"If you need something, call me." Ucapnya sambil mengedipkan sebelah matanya sembari memainkan rambut keritingku.
Aku menurunkan tangannya, berusaha menepis dengan sopan. "Thanks, Kendall. Kurasa aku akan tidur saja."
Kendall akhirnya bangkit dari mejaku dan melompat-lompat senang karena aku merespon obrolannya.
Ewh, seandainya saja aku dilahirkan sebagai seorang straight, aku takkan mau dengan cewek genit seperti dia.
Aku memegangi kepalaku yang terasa sangat pusing. Rasanya berdenyut tak karuan, dan aku terkejut ketika melihat bagaimana rupa kantung mataku.
Well, aku tidak tidur semalam, memikirkan Louis yang telah mengambil keputusan tanpa aku sempat menjawabnya.
Flashback
'Be my boyfriend, Harry.' Ucap Louis sambil memandang Harry dari atas tubuhnya.
Harry terdiam, tak tahu harus berkata apa. Tiba-tiba Louis beranjak dari tempat tidur Harry.
'Aku pamit, babe. My baby just having really bad shock, haha. Nanti akan kusampaikan kepada teman-teman dan orangtuamu bila Harry tertidur. Sampai jumpa besok di sekolah. Je t'aime.'
Louis segera keluar dari kamar Harry dan meninggalkannya yang masih shock, dan terus terjaga hingga pagi.
Flasback end.
Dan pagi ini, mataku begitu mengantuk namun sesuatu membuatku tetap terjaga. Dan itu sangat menyakitkan.
Tiba-tiba dadaku terasa sakit. Yah, mungkin efek kurang tidur semalam kan?
Aku berusaha untuk tetap tenang dan mencoba mengendalikan rasa sesak dan pikiranku yang terus gelisah memikirkan Louis.
Oh iya, dimana si ganteng itu? Wah, lagi-lagi aku berangkat terlalu pagi.
Sepertinya aku membuat kesalahan dengan diriku yang selalu berangkat lebih awal tanpa mengecek handphone.
Mari kita lihat. Hm... notif dari Stupid Lads.
Liam : Harry dimana?
Niall : HARREHHH!! EY!
Zayn : mesti ketiduran di kelas nih, dasar lemah hahaha. Sini loh ke taman deket sekolah!
Louis : Wait, aku lagi dijalan. Nanti aku jemput saja dia.
Notif itu terkirim sekitar jam 7 tadi, dan itu berarti kemungkinan besar Louis tidak jadi menjemputnya karena sudah lewat setengah jam.
Mungkin Louis langsung menuju ke taman.
Ya sudah, aku tak masalah. Karena aku benar-benar mengantuk hari ini. Mungkin nanti akan kuhubungi mereka setelah aku terbangun barang 1 atau 2 jam lagi.
Aduh, kenapa terasa makin sakit dadaku? Louis, kamu dimana...?
'Lou...' panggilku lirih di sela-sela rasa sakit yang sengaja kusembunyikan dari teman teman sekelas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mortal Enemy (Larry Stylinson Story Sub Indo)
FanfictionPROLOGUE 'Reinkarnasi akan terjadi apabila kau memiliki sebuah urusan yang belum selesai. Lantas, apakah urusan cintaku masuk kedalam kategori? Aku takkan menuntut, hanya akan memberi sebuah cinta tulus tanpa balasan untuknya.'