TRIGGER WARNING!
PART INI MENGANDUNG KONTEN DEWASA YANG TIDAK PANTAS UNTUK DIBACA OLEH KALIAN YANG BERUSIA DIBAWAH 17 TAHUN!
TOLONG JANGAN AMBIL RESIKO DAN SKIP BILA TIDAK BERKENAN, THANK YOU.
Best Regards,
Amma
***
Ternyata Louis tinggal bersama ayahnya, dan kelima saudaranya yang bernama Lottie, si kembar Daisy dan Phoebe, Doris, dan Ernest saudara laki-lakinya.
Mereka semua menyambutku dengan ramah seperti telah mengenalku sebelumnya.
'Jangan-jangan Louis bercerita macam-macam tentangku kepada mereka.' Batinku.
Yang pertama menyambutku adalah Mr. Tomlinson, dengan perawakannya yang ramah dan menenangkan.
"Hallo, Harry. Senang kamu mengunjungi rumah kami."
Aku membalas tangannya dengan gugup, "Um, hello Mr. Tomlinson. Nice to meet you, Sir."
Louis terlihat menertawai kegugupanku bersama Daisy dan Phoebe, adik kembar Louis. Sialan mereka.
"Panggil saja aku Tom." Ujarnya sambil tersenyum karena melihatku gugup setengah mati.
Sedikit demi sedikit nervousku cair karena keluarga Tomlinson yang begitu santai dan sangat menerimaku disana. Bahkan, adik kembar Louis sangat gemas dengan rambut keritingku dan berkali-kali memujiku manis.
Mereka semua sama seperti Louis, sangat suka menjahili seseorang yang begitu pemalu. Namun mereka begitu baik, dan memanjakanku seperti sudah menjadi anggota keluarga mereka.
"Daisy, Phoebe, antarkan Harry ke dalam kamar Louis ya? Biarkan Louis membereskan piring bersamaku dulu. Kurasa Harry akan lebih menyukai bila tidur ditemani Louis. Ya kan, Haz?" Mr. Tomlinson mengedipkan sebelah matanya kepadaku.
"I... um, saya tidak apa-apa bila tidur sendiri, Mr. Tomlinson, maksudku Tom." Ucapku gugup.
Ia tergelak, "Haha, tidak usah aneh-aneh. Atau kau mau tidur di kamar dekat gudang yang gelap sendirian?"
Aku menggeleng keras-keras, yang membuat Louis tersedak minumannya karena terbahak melihat wajahku yang begitu cepat memerah.
Dasar Louis.
Akhirnya aku menurut saja diseret-seret Daisy sementara Phoebe membantu membawakan tabung oksigen portabelku.
***
"And... this is it. Selamat datang, kakak keriting!"
Si Daisy membukakan pintuku seperti seorang pelayan kerajaan, namun disusul dengan mengejekku keriting. Sikapnya persis sekali dengan kakaknya, Louis.
Aku mengacak-acak rambut mereka dengan penuh rasa sayang sembari menghempaskan diri ke kasur Louis yang begitu wangi.
Mereka duduk di sebelahku, dan terlihat begitu penasaran dengan selang oksigen yang kupakai.
Aku tersenyum, dan akhirnya kembali duduk bersama mereka, menunggu mereka melontarkan beberapa pertanyaan.
"Harry? Sampai kapan kamu akan menggunakan ini? Kau akan sembuh kan?" tanya Phoebe yang sedari tadi terlihat lebih tenang dibanding Daisy.
"Sepertinya dua minggu kedepan, kurang lebih. Tergantung perawatanku. Doakan aku sembuh ya..." Ujarku sembari mencolek hidung Phoebe, gemas sekali melihat mereka penasaran.
Daisy yang masih sibuk menyentuh-nyentuh lesungku dengan jarinya ikut bertanya, "Apa kau mencintai kakak kami?"
Aku terdiam, dan menjawab pertanyaan polos Daisy dengan sangat jujur.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mortal Enemy (Larry Stylinson Story Sub Indo)
FanfictionPROLOGUE 'Reinkarnasi akan terjadi apabila kau memiliki sebuah urusan yang belum selesai. Lantas, apakah urusan cintaku masuk kedalam kategori? Aku takkan menuntut, hanya akan memberi sebuah cinta tulus tanpa balasan untuknya.'