Terlihat seorang anak laki-laki berkemeja biru sedang berlari menuju meja pendaftaran sembari diomeli seorang wanita yang terlihat seperti ibunya.
"Harusnya kau tak bangun sesiang ini! Audisimu akan terlambat!" omel wanita itu sembari merapikan rambut anaknya.
"Sorry, mom. Aku akan bangun lebih awal." Cengirnya.
"Hanya karena sebuah mimpi buruk yang sangat tak masuk akal kau bisa jadi terlambat??? Kamu sudah hampir 19 tahun!" ibunya masih mengomeli anak itu dengan frustasi.
Anak itu mulai kehilangan kesabaran, namun tetap diam saja saat diomeli.
Tiba-tiba ia merasa sangat membutuhkan toilet, yang berada di setiap ujung ruangan.
"Aku akan ke toilet, Mom. Tunggu ya."
Tanpa menunggu jawaban dari ibunya, anak laki-laki itu segera berlari menuju kamar mandi.
Ia masih saja melamun hingga menabrak beberapa orang yang berlalu lalang di depannya.
***
Di ujung ruangan, jauh dari tempat anak berkemeja biru tadi, ada seseorang yang tengah merasakan hal yang sama.
Seorang anak laki-laki berambut keriting masih saja memikirkan apa yang telah ia impikan semalam dengan sangat serius.
Ia bergidik, dan kembali menyesap air mineralnya di sebelah ibu dan ayahnya.
"You okay, sweetheart? Apakah mimpimu tadi begitu mengganggumu?"
Anak itu menggeleng, "No, I am fine. Mungkin aku hanya butuh kamar mandi sebentar saja. Bolehkah?"
Mereka berdua mengangguk, dan membiarkan anak itu berjalan dengan cepat menuju kamar mandi yang terletak di ujung ruangan yang sangat luas tersebut.
***
Di dalam kamar mandi tersebut, anak laki-laki berkemeja biru tersebut segera membersihkan wajahnya dengan air sebanyak mungkin. Ia seperti sedang terlihat menghapus sebuah hal yang terlihat bergantung di matanya.
Setelah dirasa cukup tenang, ia mengambil nafas dan berjalan menuju bilik untuk melakukan 'ritual' yang biasa ia lakukan untuk menghilangkan rasa gugup.
Audisi pertama, dengan sebuah kejadian tidak mengenakkan. Sepertinya hal ini berhasil memecah konsentrasi anak ini.
Setelah dirasa cukup menghilangkan rasa gugup dan pikiran yang melayang kemana-mana, ia kembali ke arah washtafel untuk mencuci tangannya dan terburu-buru membalikkan badan tanpa melihat bila ada seseorang yang sedang berjalan ke arahnya.
Bruk!
"Oops, sorry mate." Ucapnya sedikit merasa bersalah sembari membantu seseorang berbaju hijau yang ia tabrak berdiri.
"Um, hi! It's ok. I'm fine." Anak laki-laki itu terlihat membersihkan badannya sembari tersenyum.
Dan mereka berdua bersitatap.
Sepasang mata biru, bertemu dengan sepasang mata hijau.
Mereka seperti sedang mengingat sesuatu, dan mata mereka membulat.
"Lou, Louis?"
"Harry?"
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Mortal Enemy (Larry Stylinson Story Sub Indo)
FanfictionPROLOGUE 'Reinkarnasi akan terjadi apabila kau memiliki sebuah urusan yang belum selesai. Lantas, apakah urusan cintaku masuk kedalam kategori? Aku takkan menuntut, hanya akan memberi sebuah cinta tulus tanpa balasan untuknya.'