Surprise!

60 12 3
                                    


'Aku pacarnya Louis, aku pacarnya Louis.' Batinku seraya berjalan menuju taman rumah sakit sambil membawa oksigen portabel. Aku bersenandung kecil karena sangat bahagia dengan apa yang terjadi kemarin siang.

Flashback

Mereka bertiga bersorak, namun ada sorakan lain yang mendominasi ruangan tempatku dirawat.

Astaga Mom, Paul, Gemma!

Mereka tertawa dan bahkan ikut-ikutan menyebutku lovebirds seperti julukan teman-temanku kepadaku dan Louis.

Sementara Louis, dengan senyum kemenangannya yang dibuat seramah mungkin, menggenggam tanganku yang masih dipenuhi selang infus.

"I'll take care of you, curly."

Flashback end

Sejujurnya aku heran, mengapa di daerah Doncaster terdapat banyak sekali taman di berbagai tempat.

Dan aku menyukainya!

Hari ini aku telah diperbolehkan pulang, dengan syarat aku harus membawa satu tabung oksigen selama 1 bulan kemanapun aku pergi karena memang nafasku yang belum stabil.

Shit, harus banget ya? Aku tidak mau terlihat lemah di depan mereka. Terima kasih dokter tercinta! Sudahlah, mari alihkan otakku yang memiliki gengsi sebesar Gunung Himalaya ini.

Aku kembali tenggelam dengan kenyataan bahwa aku telah menjadi pacar Louis sejak kemarin.

Ya, pacar Louis William Tomlinson.

Seorang laki-laki bermata biru muda yang dalam, sedalam tatapannya yang selalu membuatku tersesat di dalamnya.

Senyumnya yang menawan dan sikapnya yang sassy namun terkadang menjadi kekanakan sekaligus berhasil membuatku jatuh cinta hanya dengan sekali tatap.

Aromanya begitu lembut, tak ada aroma wangi yang terlalu menyengat, seperti wangi natural dari tubuhnya yang terasa pas di pelukanku.

Oh tidak, kurasa aku telah tergila-gila dengan Louis.

Aku masih tetap tersenyum memikirkannya sembari memainkan ponselku yang sedari tadi malas kusentuh. Tumben, mereka berempat tak mengirimiku pesan sama sekali.

Ya sudahlah, mungkin mereka sibuk memperhatikan pelajaran favoritku selagi aku disini. Toh hanya sehari kan?

"You ok?" Gemma yang muncul entah darimana tiba-tiba duduk di sebelahku dan melihat ponselku tanpa meminta izin dariku terlebih dahulu.

"Aku baik-ba... Hey! Gemma kembalikan!" teriakku sambil berusaha mengambil ponselku dari tangan Gemma yang telah menelusuri chatku entah yang mana.

"Duh, mak lampir! Kembalikan please, ouch," tiba-tiba dadaku sedikit nyeri dan membuatku berhenti mengambil ponselku dari tangan Gemma.

"Hey, astaga maaf Harry. Ini kukembalikan. Maaf, aku tidak bermaksud membuatmu merasa sakit." Ucapnya begitu khawatir seraya mengembalikan ponselku dan merangkulku, mengecek apakah semua baik-baik saja.

Dalam rasa nyeriku aku membuat senyum miring, 'Gemma, kena kau.'

"Well, aku bercanda, hehe. Terimakasih ponselnya, mak lampir!" ucapku sambil tertawa girang dan segera menyembunyikan ponselku di saku jaketku.

Sebenarnya aku memang merasa sedikit nyeri, namun siapa sih yang mau membuat kakak tersayangnya khawatir?

"Heh dasar keriting! Itu sangat tidak lucu!" Gemma ngambek setelah berhasil kukerjai sedikit. Haha, dasar si cantik.

Mortal Enemy (Larry Stylinson Story Sub Indo)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang