TIGA

17 7 0
                                    

Mentari mulai menampakan dirinya untuk menggantikan tugas bulan.
Pagi ini, Tasya memulai paginya denga olahraga di sekitar rumah.

Karena sudah agak lelah, Tasya duduk untuk beristirahat sejenak.
Ia memainkan ponselnya. Satu notif pesan dari Akbar.

Akbar: lagi apa?

Satu pertanyaan itu membuat jantung Tasya berdetak tak karuan. Tasya hanya melihat pesan yang masuk dari Akbar tanpa berniat membalas pesan itu.

'maaf ya, gue bukannya gak mau balas pesan lo, tapi gue gak mau jatuh hati lagi ke lo' batin Tasya.

Ia pun melanjutkan olahraganya.

.

.

.

.

.

.

"1,2,3! Cekrek!" jar seorang fotografer memberi aba-aba pada model.

"kita break lima menit!" jar seorang fotografer.
Para stylish menambahkan sedikit riasan pada model yang beristirahat.

"gimana, dibales?" tanya Velyn.
"engga, mungkin dia sibuk" sahut Akbar.

Velyn hanya bisa tersenyum kecut pria di sebelahnya ini. Pria yang dulu dicintai sahabatnya, kini malah berharap dicintai oleh sahabatnya lagi.

'Tasya, seandainya lo liat di sini apa mungkin lo mau maafin dia. Gue sengaja suruh dia hubungin lo buat minta maaf, tapi kenapa lo gak maafin dia?' batin Velyn.

Ngomong-ngomong soal pekerjaan, Velyn dan Akbar bekerja di tempat yang sama. Akbar sebagai asisten CEO agensi, sedangkan Velyn adalah seorang model.

Akbar kembali menatap layar ponselnya hanya untuk sekedar menunggu balasan dari Tasya.
Ia menyesal, kenapa dulu ia tak pernah mau kenal dengan Tasya.
'maafin aku, aku tau kamu benci sama aku, tapi setidaknya kamu balas chat aku' gumam Akbar yang terdengar oleh Velyn yang ada di sebelahnya.

.

.

.

.

.

Tasya yang merasa sudah lelah pun memutuskan untuk mandi dan sarapan.

Di kamar, Tasya sedang memakai beberapa skincare miliknya. Pesan itu kembali melayang-melayang di pikirannya. Awalnya ia hanya mengabaikannya, tapi semakin lama pesan itu tak hilang dari pikirannya.

Tasya mendudukan dirinya pada kasur yang ada di  kamarnya, dan menangis.

'Ya Allah, kenapa engkau datangkan dia pada ku lagi. Biarkan dia pergi, aku muak dengannya Ya Allah, jangan siksa aku dengan kehadiran dia lagi Ya Allah' jar Tasya di sela tangisnya.

Bagi Tasya, Akbar hanyalah masa lalu yang suram. Membuatnya tak berani lagi untuk mencintai laki-laki.

Di saat begini, Tasya akan memandang foto Kim Taehyung untuk menghilangkan sedihnya. Walau hanya sebuah foto, ia sudah bisa tersenyum saat melihatnya.

'oppa, tunggu aku' batinnya sembari menyeka air mata yang masih menggenang di pelupuk matanya.
Selesai dengan sedihnya, Tasya mulai merapikan beberapa berkas yang akan dibawanya ke pendafataran.

Skip

"Lyn, kamu mau bareng aku?" tanya Akbar.
"boleh, tapi nanti mampir ke rumah temen gue dulu" sahut Velyn sembari memasukan ponsel ke tasnya.
Akbar pun mengangguk setuju.

Tasya, sedang bersama ayahnya di teras. Ia membicarakan tentang pendaftarannya besok. Ayahnya menyetujui keinginan putrinya itu. Bukan apa, hanya saja ayahnya ingin mensupport impian putrinya itu.

Tin! Tin!

Klakson mobil memberhentikan pembicaraan Tasya dan ayahnya.
Tasya berlari untuk membukakan pagar rumahnya.
Velyn keluar terlebih dulu, kemudian di susul Akbar.

Velyn segera mengajak sahabtnya itu untuk masuk, dan mengode Akbar untuk ikut dan membawa buah tangan yang dibeli oleh mereka tadi.
Akbar pun mengikutinya.

"Asslamau'alaikum om" heboh Velyn.
"waalaikumussalam, gimana kabarnya Lyn?" tanya Reza ayahnya Tasya.
"baik om, om aku masuk dulu ya, yuk Tas" ajak Velyn menarik Tasya ke kamar Tasya. Agak kurang sopan, tapi Reza sudah biasa melihatnya.

Kini Akbar berhadapan dengan calon mertuanya- lebih tepatnya ayah Tasya.
"kamu siapa?" tanya Reza tegas.
"saya Akbar om, temen Velyn di agensi" sahut Akbar gugup.

'kurang kerjaan banget sih Velyn, malah bikin jantung aku senam di depan camer' batin Akbar.


Alhamdulillah bisa up!
Jangan lupa voment!

See you!

26, November 2021.

Jiwa Yang Tertukar (on Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang