DUA BELAS

6 3 0
                                    

Beberapa hari kemudian Taehyung keluar dari rumah sakit. Ia diberitahu oleh managernya, bahwa para member sedang berlatih untuk konser. Taehyung pun meminta izin untuk langsung diantar ke studio dance.

Setibanya di studio, ia melihat pintu ruangan itu. Menatap ragu, apa yang akan terjadi setelah ini?

'studionya ma sya Allah, hari ini kamu jadi Taehyung dan entah sampai kapan. Yang jelas, aku atau oppa gak boleh menghancurkan karier kami masing-masing' batin Taehyung.

Melihat Taehyung hanya memegang knop pintu, sang manager pun menyadarkannya.
"masuk aja, mereka masih latihan kok" jar managernya tersebut.

Taehyung pun mengangguk dan memutar knop pintu tersebut, setelahnya ia langsung menutup pintu tersebut dengan perlahan.

Mendengar suara pintu tertutup, para member memutuskan untuk berhenti sejenak. Taehyung menyembulkan kepalanya dari balik tembok yang membatasi antara ruang latihan dan santai di studio tersebut.

Melihat sang adik yang baru saja masuk, mereka meminta latihan hari ini untuk disudahi dulu. Sang pelatih dance pun menyetujuinya, ia pun langsung pamit keluar dari studio tersebut.

"kau sudah sehat? Jangan paksa tubuh mu, kan baru pulih" jar Seokjin khawatir pada Taehyung.

"ah opp... Maksud ku hyeong, aku sudah sehat. Walaupun masih agak pegal, tapi aku udah lebih baik" jawabnya sopan.

"Tasya, keadaannya bagaimana?" tanya Suga.

Para member baru ingat, kalau ada seseorang yang sekarang masih terbaring di rumah sakit setelah peristiwa yang menimpa adik mereka.

'ini aku oppa, aku baik-baik saja' batin Taehyung, tak lupa dengan senyum khasnya.

"dia sudah sadar, tapi belum benar-benar sehat" jawab Taehyung seadanya. Mereka kemudian melanjutkan perbincangan, mulai dari konsep konser, sampai lagu mana yang akan Taehyung ikuti dance bersama mereka. Mereka tak setuju jika Taehyung ikut ngedance dengan mereka. Selain, tubuhnya baru sehat akan sulit bagi Taehyung menyamakan gerakan dengan mereka.

Saking serunya pembahasan mereka, Taehyung lupa mengecek jam tangannya. Sudah masuk dzuhur rupanya, ia pun meminta izin ke para member untuk kembali ke drom tentunya untuk melaksanakan sholat dzuhur.

Namjoon paham, kalau adiknya itu ingin beribadah. Ia pun ikut izin ke drom dengan alasan istirahat.

Tanpa mengetuk pintu, Namjoon masuk ke kamar para adik-adiknya. Ia pikir, Taehyung sudah siap untuk beribadah, rupanya ia sedang di kamar mandi. Namjoon menunggu Taehyung, sembari memperhatikan kamar para member termuda mereka. Rapi, dan tentu ada video game milik Jungkook.

Taehyung yang sudah selesai mandi dan berwudhu terkejut melihat sang leader sedang di kamarnya.

"hyeong, ada yang kau cari?" tanya Taehyung.

"tidak, aku ingin memberi ini" Namjoon pun memberikan sebuah kotak paket yang lumayan besar.
Taehyung langsung mengambil dan membukanya.

Ternyata perlengkapan solat, wah sangat tidak disangka pikir Taehyung.

"dari mana hyeong tau aku sedang perlu ini? Tapi terima kasih, pasti akan selalu ku pakai" Taehyung segera memakai baju koko dan pecinya.

"bagaimana, aku tampan kan? Aku solat dulu, sekali lagi terima kasih hyeong" jar Taehyung pada leader mereka.

Ia pun mulai melaksanakan solat. Namjoon memperhatikan adiknya sedang beribadah. Seperti bukan Taehyung, pikir Namjoon.

Bahkan sampai Taehyung menyelesaikan solatnya, Namjoon belum keluar dari kamarnya. Taehyung pikir tidak apa-apa, selama ia hanya mendengarkan. Ia pun melanjutkan membaca Al-Qur'an. Lantunan ayat suci itu mengalun indah di telinga Namjoon.

Saking menikmati lantunan tadi, Namjoon tidak sadar kalau Taehyung sudah duduk di sebelahnya.

"hyeong, ada yang bisa ku bantu? Apa ada masalah?" jarnya penasaran.

"tidak, tapi aku punya pertanyaan. Apa tidak masalah kau solat seperti tadi?" jar Namjoon ragu.

"aneh, rasanya aneh. Tapi apa boleh aku masuk Islam?" jar Taehyung.

"itu adalah pilihan yang tepat, tapi kita harus beri tahu yang lain, tidak masalah kan?" sahut Namjoon.

.

.

.

.

Di sebuah kamar rawat inap, seorang perempuan baru saja bangun dari tidurnya. Tapi yang dilihatnya, malah sang ayah yang sedang menatap penuh curiga dengannya karena kejadian kemarin.

"kamu pacaran sama dia? " tanya Reza.

"ti-tidak, dia bukan pacar aku. Aku hanya, itu kemarin dompet ku ada dengannya iya itu" gugup Tasya.

Setelah perbincangan yang canggung itu, hanya keheningan yang ada di ruang rawat tersebut. Sampai suara azan terdengar. Aulia masuk dan membawa sebuah mukena.

"ayok, solat dulu" jar Aulia memecah keheningan.

Tasya hanya terdiam mendengarnya.

"astaga, Tae bagaimana kau solat? Ah yang benar saja. Kalau mereka curiga?" batin Tasya.

Tasya hanya menurut dan mengenakan mukena dibantu oleh Aulia.

Alhamdulillah bisa up!

Jan lupa voment!

See you!

Selasa, 27 Juni 2023.

Jiwa Yang Tertukar (on Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang