LIMA BELAS

5 0 0
                                    

Setelah sholat subuh, gema takbir mulai bersahutan dari setiap masjid di sekitar komplek rumah Tasya. Pagi ini, ibunya sibuk sekali dengan berbagai masakan dan juga kue kering.

Tasya hanya menatap bingung pada ibunya. Rupanya seperti ini rasanya menjadi seorang muslim, pikir Tasya.
Aulia paham dengan putrinya, ia tersenyum kemudian menghampiri Tasya.

"sayang, tolong ya susun kue ini ke dalam toples. Kalau sudah susun aja toplesnya di meja tamu. Tolong ya, rawonnya belum mateng soalnya" pinta Aulia kemudian kembali fokus dengan kegiatannya.

Padahal baru kemarin lusa ia kembali dari Korea, dan seperti ini ternyata menjadi anak perempuan satu-satunya.
Tasya pun mulai melakukan pekerjaannya. Sementara kepala keluarga, belum juga kembali dari masjid karena ikut mengumandangkan takbir.

Waktu sudah menunjukkan pukul tujuh pagi, Tasya dan ibunya pun segera bersiap untuk sholat berjamaah di masjid.

"nak, kamu pake abaya hitam ini ya. Kita coupel loh, nih sama kan item juga. Cepet ya nak siap-siapnya" ingat Aulia pada putrinya itu.

Tasya pun menuruti perintah ibunya itu. Rasanya aneh, tapi ia seperti sudah sangat terampil menggunakan hijab. Sambil berkaca, ia kemudian mengambil ponsel dan memotret pantulan dirinya di cermin.

 Sambil berkaca, ia kemudian mengambil ponsel dan memotret pantulan dirinya di cermin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"cantik banget ya dia" ucap Tasya saat melihat pantulan dirinya dari cermin.

Setelah selesai siap-siap, Tasya dan sang ibu kemudian pergi ke masjid.

Di perjalanan menuju masjid, Tasya dan Aulia saling bercengkrama. Walaupun agak canggung bagi Tasya, tapi jujur ia sangat senang dengan keadaan saat ini.


********

Setibanya di masjid, semua jamaah perempuan sangat ribut dari shaf belakang. Tasya yang melihatnya pun mencoba mencari tau, apa yang membuat mereka seheboh itu. Rupanya, seorang laki-laki bule mengikuti sholat pagi ini.

Tunggu, postur tubuh ini seperti tidak asing bagi Tasya.

Sementara pria yang disoraki ini, masih sibuk dengan ponselnya. Sampai pria ini menoleh ke belakang, dan tak sengaja eye contac dengan Tasya. Di antara banyaknya jamaah sholat id pagi ini, mereka berdua sama-sama saling menajamkan pandangan untuk memastikan kalau mereka tidak salah mengenali seseorang.

"Tasya/Taehyung!"jar mereka bersamaan.

Untungnya suasana tidak semakin heboh, karena sudah memasuki waktu melaksanakan sholat id. Imam pun mulai menjelaskan tata cara sholat sunah, kepada para makmumnya.

Aulia pun segera menarik lengan Tasya, untuk mengisi shaf yang masih kosong dan segera mengenakan mukena.

Setelah sholat selesai, sesi bersalaman pun tidak terlewatkan. Taehyung dengan santainya menyalami setiap jamaah yang ia temui, bahkan Reza ayahnya Tasya.

"loh, kamu ngapain di sini?" tanya Reza bingung saat  Taehyung menyalami tangannya.

Taehyung tersenyum mendengar ucapan ayahnya Tasya.
"kangen saya sama anak om" ujar Taehyung santai.

Reza yang mendengar hal itu, langsung menatap Taehyung tajam. Sementara yang ditatap langsung tersenyum kikuk.
Sepertinya, dia salah bicara, pikir Taehyung.

Rencananya, sebelum open house Aulia ingin mengajak Tasya ke rumah Farhan. Berhubung, mereka tetangga jadi kenapa tidak. Tasya tentu menyetujui permintaan ibunya. Sedangkan Reza, tidak ikut karena ingin menolong bapak-bapak untuk menyembelih sapi-sapi yang dikurbankan.

Sebelum dimulai, semua laki-laki yang hadir di masjid dikumpulkan di halaman masjid. Tak terkecuali, Taehyung. Ia yang berniat pergi ke rumahnya, malah ditarik oleh bapak-bapak untuk menolong menyembelih sapi. Mau tidak mau, ia pun mengikuti permintaan bapak-bapak itu.

*********

Siang ini, drom Bangtan tiba-tiba dihebohkan dengan suara si paling tua. Para member yang masih berada dalam dunia mimpi, akhirnya terbangun dan menghampiri si paling tua.

"ada apa, pagi-pagi sudah ribut?" ucap Namjoon, serak khas suara baru bangun tidur.

Si paling tua kemudian menyerahkan sebuah kertas, yang ternyata adalah sebuah surat.

Namjoon pun membuka dan membaca isinya. Matanya terbuka sempurna, saat mengetahui surat itu milik Taehyung. Dan yang lebih mengejutkan lagi adalah, ia pergi ke Indonesia tanpa izin padanya ataupun manager mereka. Padahal sebentar lagi mereka konser. Habislah sudah, pikir Namjoon.

"jangan ada yang pernah bilang pada manager sampai Taehyung datang" ingat Namjoon pada para member.

'Taehyung! Kamu maunya apasih? Kalau nanti kamu dimarahi manager bagaimana, jadwal kita sedang padat' batin Namjoon.

Tak jauh berbeda dengan Namjoon, member lain juga memasang wajah khawatir. Mengingat sebentar lagi mereka akan ada konser.

Seokjin kemudian mencoba menghubungi Taehyung. Berharap, setelah ia telpon anak itu segera terbang kembali ke Korea.

'nomor yang anda hubungi sedang tidak aktif, cobalah beberapa saat lagi' suara operator yang bisa didengar oleh Seokjin.

"Nggak mungkin dia ke sana 'kan menyusul Tasya?" tanya Seokjin pada dirinya sendiri.

Sementara yang dikhawatirkan, sedang sibuk dengan daging di depannya. Ia kebagian menguliti sapi. Untungnya, dia tipe yang cepat belajar jadi ia dengan cepat mempelajari cara menguliti sapi.

"nama mu siapa mas?" tanya bapak-bapak di sebelah Taehyung.
Awalnya, ia ingin menjawab dengan nama Koreanya. Tapi pasti, mereka tidak percaya. Untung ia ingat.

"Husain pak" sahutnya santai.
"Wah, sesuai sama namanya. Ganteng banget nak" balas bapak itu.

Taehyung tersenyum, baru kali ini ia dipuji oleh bapak-bapak pikirnya.
Sedangkan Reza, ia merotasikan matanya malas melihat Taehyung. Mengingat, ia yang menyebabkan semuanya sekarang terjadi.

"dasar, caper banget jadi laki-laki. Mentang-mentang ganteng" gumam Reza, sembari menolong warga yang lain menimbang potongan daging.

Alhamdulillah bisa up!

Jan lupa voment!

See you!

Minggu, 25 Agustus 2024.

Jiwa Yang Tertukar (on Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang