#04

801 75 29
                                    


Kacau.

Semuanya kacau.

Niat hati 'kan Taehyung mengumpulkan keluarga dan sahabat-sahabatnya di rumah untuk memberikan kabar bahagia. Bahwasanya ia dan koleganya akan menjodohkan anak masing-masing.

Tapi, ia mana sangka kalau kabar bahagia itu berubah pelik seperti ini.

"Bang, aku ora ngerti lho ... iki sebenere ono opo??" Taehyung menggeram frustasi. Sementara Hoseok sedang menangis di samping Seokjin dan Yoongi.

Suho menghela napas. "Gue juga nggak paham, Tet." Lalu ia melirik Alia yang sejak tadi mondar-mandir sambil ngechat.

"Al, Naja udah bisa dihubungin?" Jimin bertanya ketika Alia masih fokus pada ponselnya. Jigar yang tak tahu-menahu menghampiri Alia dan merebut ponsel Alia.

"Bang—"

Kedua bola mata Jigar melebar setelah rentetan DM instagram yang terpampang nyata di depan mata Jigar.

"Al, ini serius?"

"Hah?"

"Jawab Abang! Yang diomongin Naja di DM ini semua bener?" Alia tidak bisa lagi berkelit menutupi semua fakta yang ada, setelah Jigar tahu dan membacanya sendiri.

Alia menunduk dan akhirnya mengangguk pasrah.

"Apaan, Bang?" Jimin menghampiri dan ikut membaca rentetan isi hati Naja itu. Kedua tangannya menutup mulut saking tak percayanya.

"Kenapa Jim?" Jungkook bertanya karena melihat suaminya itu begitu syok, sedangkan Jigar sibuk membalas pesan Naja dan menanyakan keberadaan Naja saat ini.

Jimin memandangi Hoseok dan Suho yang tertunduk khawatir. "Bang Suho, Kak Hoseok, kalian nggak tahu?"

"Tahu apa, Jim?" sahut Hoseok bingung.

"Bang Suho juga nggak tahu?" Suho hanya memandang Jimin dengan tatapan bingung.

"Naja selama ini suka sama Jigar!" Bagai sambaran petir di siang hari bolong. Suho dan Hoseok terkejut luar biasa, begitu juga Taehyung yang tiba-tiba merasa bersalah.

"Al, bener?" Kini semua mata orangtua di ruangan itu menatap Alia.

"Iya." Adit yang menjawab. "Udah dari sejak SMP, kak Naja punya perasaan yang berbeda buat Abang," kata Adit sambil menatap ke dalam mata Jigar.

"Gue ... nggak tahu."

"Lo nggak ada kewajiban, Bang. Itu udah risiko kak Naja yang punya perasaan lebih ke lo, kalo lo cuma anggap dia sebatas adik. Lo nggak ada kewajiban penuhin ekspetasi dia," kata Alia.

Lalu bunyi denting notifikasi muncul, Jigar dengan sigap membacanya. Hatinya mencelos saat tahu bahwa Naja sedang tidak ingin bertemu dengannya—menghindarinya.

 Hatinya mencelos saat tahu bahwa Naja sedang tidak ingin bertemu dengannya—menghindarinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Assalamu'alaikum!" Tiba-tiba bang Haji Chanyeol dateng

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Assalamu'alaikum!" Tiba-tiba bang Haji Chanyeol dateng. Rautnya bingung karena semua yang ada di ruangan itu nampak murung. "Kenapa ada apa?"

"Nggak ada apa-apa, Bang Haji. Kita cuma lagi ngumpul aja. Ada apa Bang Haji?" Jungkook bertanya karena tumben sekali Bang Haji main tanpa pemberitahuan lebih dulu.

"Mau minta tolong ini gue. Cucu gue yang dari Amerika 'kan balik nih hari ini. Mau nerusin S2-nya di sini. Inget kagak anak gue si Yuri yang tinggal di luar negeri? Nah, itu! Anaknya mau dateng. Gue mau minta tolong buat jemputin dia ke bandara gitu," jelas Bang Haji Chanyeol panjang lebar.

"Oh ... biar Adit aja yang jemput. Nanti minta Aaron atau Hiro yang nemenin."

"Nah, boleh-boleh deh," sahut Bang Haji, "ini beneran kalian nggak ada apa-apa? Roman-romannye muka kalian pada tegang begini macem kanebo kering."

"Iya, Bang. Nggak apa-apa, kok," sahut Suho sambil lempar senyum manis. Dalam hati sih udah ngusir-ngusir Bang Haji. Emang tetangga kurang ajar.

Bodohnya Naja itu, tiap kali sedih atau ngambek tempat yang selalu ia datangi itu bandara. Nggak tahu kenapa dah. Mungkin pikirnya kalau dia mau pergi kan tinggal naik aja pesawat.

Tapi, berhubung dia cuma pake kaos oblong dan celana koloran, terlebih nggak bawa kartu kredit unlimited-nya, dia terpaksa cuma duduk-duduk aja di ruang bandara.

"Gue ngapain selalu ke sini sih, elaaah ...." Elo aja nggak tahu, Ja. Apalagi kita-kita. Gabutnya orang terlanjur kaya suka ngada-ngadi, ye!

Naja menghela napas panjang, pandangi bandara pesawat yang luas itu dengan tatapan kosong. Rasanya masih sesak dan sakit. Tiba-tiba Naja kembali menangis.

Bodo amat banyak pasang mata yang melihatnya, dia nggak peduli. Hatinya lagi sakit ditambah lagu yang diputar di bandara tepat lagunya BCL-Kecewa, pas sekali.

Tiba-tiba ada seseorang yang mengulurkannya selembar tisu.

"M-makasih ...."

"Sekarang lagi jamannya musim hujan ...."

Apa hubungannya?

"Kalo kehujanan bisa membuat sendi nyeri."

Tapi ini 'kan lagi di dalem bandara????

"Sendi apa yang paling terasa nyeri?"

"Hah?"

Oranh itu tersenyum. Tampan sekali. "Sendiri-an."

Naja mendengus kesal. "Yuk, Kakak temani."

"Nggak makasih."

"Gitu aja ngambek."

"Mas ini siapa sih? SKSD bangetttt!"

"Oh, bilang aja kamu mau minta kenalan. Boleh banget. Kenalin, orang ganteng di seluruh negri. Aksen Park."

Naja mendecih. "Kenalin ORANG TERLANJUR KAYA. Naja Kim."

Keduanya sama-sama saling melempar senyum, sebelum saling menyalur tangan untuk berjabatan. Tanpa tahu, bahwa takdir telah memintal benang merahnya dan semesta mulai menulis jalan cerita untuk ketiganya.

•• Aksen Park, Jakarta-Amerika, 28tahun••

•• Aksen Park, Jakarta-Amerika, 28tahun••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
PERUMAHAN BANGTAN : 4 KELUARGA GESREK!!✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang