Chapter 36

1.5K 255 1
                                    

"Tangga ganjil?" Viori menengok dan memandangi anak-anak tangga, ia mencoba menghitungnya. 

"13 anak tangga." Viori mencoba menghitungnya dari bawah dan dari atas, entah apa yang ia harapkan. Ia mencoba menaiki tangga pertama, ketiga dan terus sampai tangga ke tujuh sambil memandang ke arah jendela paling ujung ruangan sampai ia melihat bunga-bunga warna merah muda yang bermekaran di bagian atasnya. Bunga itu tidak terlihat dari sudut pandangnya yang biasa dan ia baru bisa melihatnya di anak tangga ke tujuh tapi di anak tangga ke delapan bunga-bunga itu tertutup bagian atas tirai yang menggantung diatas jendela. 

Viori mengedarkan pandangannya keseluruh ruangan untuk mencari warna bangsawan, warna ungu. Ia menyipitkan matanya berusaha mengjangkau penjuru perpustakaan mencari apapun yang berwarna ungu, sampai ia menemukan sebuah buku warna ungu di bagian bawah rak lantai dua. Buku itu berwarna ungu gelap yang akan terlihat seperti warna hitam jika dilihat dari tinggi normal. 

Buku itu berjudul 'Perjalanan Putri Kerajaan Awan', walaupun judulnya terdengar seperti buku dongeng anak-anak, buku itu menceritakan penjelajahan putri mencari awan yang melindungi dan menyembunyikan kerajaannya dari bahaya. Viori membaca beberapa halaman pertama dan buku itu tidak terlihat atau bahkan menggunakan bahasa yang mudah dimengerti anak-anak, "Walaupun anak-anak bangsawan belajar sedari sangat kecil, aku rasa buku hiburan seperti ini akan lebih digemari orang-orang di ibukota."

Viori membalikan buku itu sambil membuka halaman-halamannya sampai sesuatu yang terselip di satu halamannya terjatuh ke depan kakinya. 

Sebuah penanda buku berbentuk emblem keluarga Nerva diukir diatas sebuah lempengan besi tipis, dengan rumbai warna merah yang menggantung dibagian ujung bawahnya. Lempengan itu lumayan tebal dan meninggalkan bekas di halaman dimana penanda buku itu diselipkan, Viori membaca kalimat pertama yang tercetak di halaman itu, 

'Putri menemukan gulungan berisi pohon keluarga penyihir hutan, jarinya menyusuri pohon keluarga itu sambil mencari wajah si penyihir kecil. Tergambar sendirian di paling bawah tanpa cabang ke samping atau kebawah, si penyihir kecil berada sendirian. Wajah orang tuanya, nenek atau bahkan nenek dari orangtuanya dicoret dengan pena hitam.'

"Pohon keluarga?" tiba-tiba Viori merasa sebuah bohlam muncul diatas kepalanya dan ia mengerti maksud paragraf itu.

"Buku Keluarga Nerva!" ia hendak mengembalikan penanda buku itu saat ia merasakan ukiran kecil dibagian belakangnya. 

'-Viori-' mengindikasikan bahwa penanda buku itu juga salah satu hadiah dari Lucius untuk Viori. 

Viori menaruh penanda buku itu di saku gaunnya -ya, salah satu hal pertama yang ia perintahkan kepada Rena saat melihat betapa banyaknya gaun yang ia miliki sekarang, terimakasih kepada Lucius dan Mikhail, adalah untuk menambahkan kantong kecil setidaknya di satu sisi gaun-gaunnya. 

Di samping rak-rak buku terpampang jelas papan penanda berwarna hitam dengan tulisan putih dan sub-judul yang bertuliskan detail dari genre buku-buku itu seperti, "Sejarah ; Sejarah Kontinen, Sejarah Kerajaan, Sejarah Kuil." Hal lain yang juga membuat Viori tercengang adalah bahwa tinggi papan-papan penanda itu ditempelkan setinggi mata Viori, seolah-olah Lucius bisa mengukur dengan tepat setinggi apa pandangan Viori. 

Di bagian kiri perpustakaan dipenuhi dengan buku-buku informatif dan pelajaran, mulai dari pelajaran untuk anak-anak bangsawan sampai etika dan macam-macam teh untuk disajikan di pesta. Viori menemukan "Sejarah Keluarga Bangsawan" di salah satu papan penanda itu, setiap buku berisikan sejarah setiap keluarga bangsawan kelas atas yang diakui partisipasinya oleh Emperor Androry. Setiap buku itu juga dihiasi sampul buku yang berbeda warna sesuai dengan warna keluarga tersebut, di bagian depannya tercetak emblem masing-masing keluarga. 

"Nausika, Narilla, Nedia..... Nerva!" Buku itu bersampul hitam dengan tulang buku warna merah gelap dan emblem warna emas. Diantara buku-buku lain yang tebalnya bervariasi, keluarga Nerva terlihat jauh lebih tebal dengan jarak tulisan yang lebih rapat. 

Ia membuka halaman daftar isi dan mencari pohon keluarga. Pohon keluarga itu tidak banyak bercabang, hanya ada sekitar 8 generasi dengan setiap generasi memiliki beberapa keturunan, tentunya setiap kali satu generasi sudah memiliki penerus laki-laki, mereka tidak memiliki adik. Kakak perempuan tidak dianggap dan adik perempuan tidak pernah ada, apalagi adik laki-laki. Disebelah gambar para tetua di pohon keluarga itu tersampir angka yang merujuk ke halaman yang berisikan sejarah kehidupan mereka. 

Warna-warna dari gambar wajah semua orang di pohon keluarga itu diwarna sepia kecuali Lucius. Sendirian dibagian paling bawah pohon keluarga itu. Satu-satunya generasi dengan adik laki-laki, satu-satunya generasi dimana saudara dan saudari lainnya telah diwarna sepia tanpa menikah dan memiliki keturunan. 

'Halaman 371.' tertulis kecil disebelah gambar wajah Lucius yang dirasa tidak bisa mewakilkan ketampanan fisik aslinya. 

Halaman 371 tidak menceritakan awal kehidupan Lucius sampai ia dan ibunya akhirnya masuk istana. Viori melewati beberapa halaman mengenai sejarah hidup dan pencapaiannya sampai akhirnya ia melihat sub-judul yang menangkap perhatiannya; pernikahan. 

"Lucius de Nerva menikah dengan Viori Merill, putri terakhir dari Marquis Darien Merill, seorang pengusaha pertambangan batu bara. Viori Merill melakukan debut di pergaulan bangsawan pada umur 17 tahun dengan prestasi cemerlang di bidang sastra,"

"Maksudnya aku kutu buku yang tidak punya teman,"

"Dan ketertarikan dan partisipasinya terhadap kuil suci."

"Maksudnya aku ingin masuk kuil untuk menghindari dinikahkan secara politik."

Viori tidak bisa menahan tawa kecilnya, membanyangkan betapa sulitnya penulis buku ini men-sugar coat kalimat yang sebenarnya dan membuatnya terdengar jauh lebih 'halus' daripada yang seharusnya. 

Di bagian akhir dari paragraf mengenai dirinya yang dideskripsikan menggunakan kata-kata yang diperhalus, ia menemukan secarik kertas yang diselipkan. 

Lagi-lagi tulisan tangan Lucius dengan tinta merah gelap, dilihat dari format tulisannya sepertinya ia mencoba menuliskan kembali paragraf mengenai Viori dengan kata-katanya. 

"Viori Merill melakukan debut di pergaulan kelas atas setelah terpaksa melepaskan buku-bukunya yang jelas lebih baik daripada bangsawan bermuka dua yang bersiap menghakimi hidupnya sesuka hati." 

"Ahahahaha, aku tidak bisa membayangkan Lucius menulis ini dengan wajah kakunya."

"Viori menarik perhatian Lucius dengan masakan-masakan dan kue yang dibuatnya langsung di dapur istana. Ia juga berpartisipasi dengan memastikan Lucius mengerjakan tugasnya sebagai Duke. Karena kegemarannya berjalan-jalan ke ibukota hanya untuk membaca buku, Lucius yang sudah terlanjur ketergantungan dengan masakan-masakannya akhirnya menghadiahinya sebuah perpustakaan khusus yang selalu diperbaharui setiap harinya dengan buku-buku baru."

"Untuk orang yang tidak pintar mengutarakan ekspresinya, ia cukup pintar menulis dengan candaan seperti ini." 

"Sebagai bagian dari hadiah yang diberikan, periksa belakang rak buku ini." 

Viori meraba bagian belakang rak buku itu dan merasakan sebuah kotak kecil polos. Engselnya sedikit keras dan kaku. Sebuah cincin dengan ukiran lambang kecil diatasnya, dari ukirannya  Viori mengira-ngira bahwa cincin itu juga berfungsi sebagai stampel.

"Stampel? untuk apa?"



I Need to Escape from The Duke!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang