Lucius tidak bisa menghentikan ekspresinya yang menahan tawa. Ekspresi masamnya yang tadinya kecewa karena tidak menerima pita dari Viori berubah seketika. Disampingnya, Mathilda menahan amarah karena momentumnya dicuri oleh Viori, dan karena Lucius mengabaikan pita yang hendak ia berikan.
Klip-klop! Klip-klop! Kuda putih bersih yang ditunggangi Viori itu mendekati Lucius.
"Tidak ada masalah, kan kalau aku ikut, Lucius?" sebenarnya terlihat jelas bahwa Viori belum terbiasa menunggangi kuda -kebiasaannya menolak pelajaran berkuda untuk baca buku akhirnya dirasakan akibatnya, tetapi Lucius lebih fokus ke senjata yang ditentengnya.
"Aku khawatir dengan keselamatanmu, apakah kau yakin senjata itu akan cukup?" tatapan Lucius tidak bisa lepas dari crossbow yang dilihatnya, semakin diperhatikan semakin aneh senjata itu.
"Tenang saja, aku juga membawa beberapa ksatria bawahan Sieghart untuk jaga-jaga." Viori menunjuk ke beberapa ksatria yang menunggangi kuda warna coklat dibelakangnya. Pelana yang dipakai untuk ksatria-ksatria itu berwarna kuning terang, menandakan bahwa kumpulan ksatria itu tidak mengikuti pesta berburu dan hanya berperan untuk memastikan keselamatan bangsawan yang sedang berburu.
Sieghart sebenarnya ingin mempertanyakan anak panah yang ditaruh di sebuah tabung yang di selempangkan Viori di pundahknya, tetapi pita yang ada di genggaman tangannya mengingatkannya mengenai keberadaan Mathilda yang sekarang hampir meledak karena marah dan malu.
"Mathilda, kurasa lebih baik kalau kau kembali ke sisi putri Baron Pierre, pesta berburu akan segera dimulai." kata-kata Sieghart memutus tatapan tajam Mathilda yang penuh dengan amarah.
Dalam sekejap, Mathilda merubah air wajahnya dan mengembalikan senyumnya dengan iris mata yang berkilau itu. "Tentu saja kak, kuharap pitaku dapat membawa perlindungan untukmu." Bahkan mata Mathilda pun seolah tersenyum, tetapi tangan kanannya mencengkram lengan atas Sieghart yang tidak tertutupi baju zirahnya, sampai kuku-kukunya tertanam dalam dan berbekas. "Terima kasih, dik." Sieghart hanya bisa tersenyum kembali sambil memasangkan pita itu di satung pedangnya.
"Dengan ini, aku sahkan pesta berburu ke-172 Kerajaan Heliose. Semoga yang terbaik, menang!" Emperor Androry mengangkat pedangnya dan memotong pita yang membentang itu dengan satu tebasan. Suara-suara trombon merongrong kencang dan menggelegar arena itu, diikuti dengan suara-suara langkah kuda para ksatria terdepan yang berlari dengan sangat cepat.
Lucius, Viori dan Sieghart mengikuti dengan pelan di barisan yang agak belakang, sedangkan Mikhail berada di barisan depan karena ia merupakan pangeran dan representasi dari kerajaan tetangga.
Mathilda kembali duduk di sebelah putri Baron Pierre, tapi tangannya terus menerus mencengkram gaunnya sampai hampir merobek salah satu jahitannya.
----
Setelah beberapa menit menunggangi kuda dengan kecepatan sedang memasuki arena, Viori melambaikan tangannya kepada Lucius dan Sieghart, menandakan bahwa ia akan memisahkan diri dari rombongan barisan keluarga Nerva. Sieghart sendiri agak bingung dan bersikap kikuk entah harus mengikuti Lucius atau Viori yang akan segera menjauh, karena pada kenyataannya memang tidak pernah ada peraturan yang melarang untuk Duchess dari sebuah keluarga untuk mengikuti pesta berburu sehingga Sieghart juga tidak tahu etika yang benar dalam melindungi keluarga yang di layaninya.
"Kau. Disitu. Saja." Viori menyadari dilema yang dialami Sieghart dan memberikan tanda dengan tangannya supaya Sieghart tidak perlu mengikutinya.
Sieghart menunduk tanda mengerti dan Lucius hanya tersenyum sambil melanjutkan kudanya ke arah yang sama dengan rombongan lainnya.
Sejujurnya Viori tidak begitu mengerti apa yang harus ia lakukan dalam pesta berburu. Satu minggu ia habiskan untuk belajar mengontrol mananya, terutama setelah mendengar bahwa obat yang ia konsumsi dari Sieghart tidaklah secara instan menstabilkan kelebihan mana yang ia alami. Dalam beberapa hari ia juga terus menerus berlatih menunggang kuda -yang selalu ia hindari sebelumnya, dan menggunakan crossbow yang sudah di modifikasi untuk menahan mutiara di ujung anak panahnya dan bukan ujung besi lancip yang biasanya digunakan.
Selama ini Viori hanya menggunakan bola besi yang memiliki berat dan kepadatan yang sama dengan butiran mutiara yang akan digunakannya karena tidak mungkin menggunakan mutiara yang asli untuk latihan. Sebenarnya Viori ingin mencoba melihat betapa besar ledakan mutiara tersebut, tetapi ia terus menerus lupa dan akhirnya tidak sempat melakukannya.
"Sebaiknya anda berjalan mengikuti sungai kecil ini Duchess, banyak rakun atau rusa yang minum disekitarnya." Salah satu ksatria yang mengikuti Viori sepertinya menyadari arah kuda Viori yang tidak jelas dan memberikan sedikit petunjuk dengan sopan.
Viori mengangguk seolah mengerti tetapi ia menghentikan laju kudanya. "Kalau beruang? Bagaimana cara menemukan mereka?"
Ksatria lainnya yang berada sedikit jauh menjawab, "Biasanya sarang beruang berada ditengah hutan dekat pohon tumbang yang banyak daun untuk menyembunyikan sarang mereka." Ksatria itu menjawab tanpa banyak berpikir, ksatria yang sebelumnya terlihat sedikit kaget dan menengok ke belakang, memberikan ekspresi seolah mengatakan 'Bodoh! Kenapa kau jawab semudah itu! Kau mau membawa Duchess ke sarang beruang!?'
Viori menarik tali kekang kudanya ke kiri dengan cepat dan mengencangkan dudukannya.
"Ayo!" walaupun terdengar sedikit takut, tetapi Viori sepertinya juga bersemangat.
Setelah beberapa menit berkuda kembali dengan kecepatan penuh, mereka berada ke bagian kiri hutan yang cukup banyak pohon dengan daun jatuh yang menutupi seluruh tanah dan menimbulkan bunyi berisik saat para kuda menginjaknya. Viori mengangkat tangannya menandakan bahwa mereka akan mulai dari daerah itu. Viori turun dari kuda dan melanjutkan perburuan mereka dengan berjalan, para ksatria di belakangnya mengikutinya.
Viroi memberikan gesture supaya ksatria yang tadi menjawab soal sarang beruang maju dan mendekatinya, "Sekarang coba kau cari sarang beruang yang kau katakan." Seperti sebelumnya, ksatria yang satu ini dengan santainya mencoba meraba tanah yang penuh dengan daun gugur itu dengan kakinya, mencari sarang beruang.
Setelah beberapa puluh langkah, ksatria dengan rambut cepak itu menunjuk ke salah satu tumpukan daun gugur yang terlihat seperti menutupi sebuah lubang dan sebuah tunggul pohon. Ia menunjuk tumpukan daun itu berkali-kali dan menengok ke arah Viori, "Saya yakin ini adalah sarang beru-"
"ROOOARRR!!!" sebelum ksatria itu bisa menyelesaikan kalimatnya dengan wajah bangga, seekor beruang terlihat meloncat keluar dari tumpukan daun yang ditunjuknya, menggeram marah karena sarangnya diganggu.
Ksatria itu hendak mengeluarkan pedangnya, tetapi menyadari dengan segera bahwa ia tidak berhak memburu beruang itu karena ia adalah bagian dari satuan ksatria yang melindungi Duchess. Maka dari itu ksatria itu berlari zig-zag menghindari beruang yang berlari dengan empat kaki itu.
Ksatria yang berada tepat di belakang Viori maju untuk melindungi Viori, "Tolong mundur Duchess, kami hanya berhak melindungi Duchess tetapi kami tidak bisa memburu beruang ini!"
"Tenang saja." Viori mengangkat crossbownya dan mengarahkannya ke beruang yang sekarang berdiri dengan dua kaki, meninggikan badannya untuk menakuti manusia. Menembakan crossbownya ke target yang bergerak ternyata lebih sulit daripada yang dibayangkannya.
Viori sebenarnya menargetkan kepala beruang itu, tetapi karena beruang itu terus bergerak maju dengan cepat, tembakannya berakhir di bahu kanan beruang.
BAMMM!!! Anak panah berujung mutiara itu pecah dan menimbulkan suara kencang yang menggelegar, beruang itu terjatuh kebelakang dan terdorong beberapa langkah.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Need to Escape from The Duke!
RomanceSaat terbangun dari mimpi yang menyesakan, Celestine terbangun di ruangan yang familiar, tapi ruangan ini seharusnya tidak ada di dunia nyata. Gawat! Ternyata ia masuk ke dunia webtoon yang pernah dibacanya dulu, masalahnya ia menjadi karakter yang...