"Lucy, kau bisa membantuku, tapi kau harus sepenuhnya percaya padaku dan mengikuti arahanku." Viori berbicara dengan pelan dan serius. Setengahnya karena ia ingin Lucius mengdengarkannya baik-baik dan setengahnya karena ia masih ragu untuk meminta bantuan Lucius.
"Tentu, tapi bolehkan aku bertanya itu apa?" Lucius tidak bisa menutupi rasa penasarannya.
"Tidak. Kau harus percaya padaku sepenuhnya."
Viori berdiri dengan tegap dan tegas. Rencananya hanya bisa berjalan dengan lancar jika Lucius tidak meragukannya."Baiklah, apa yang harus aku lakukan?"
---
"Aku tidak bisa melakukannya." Lucius menggelengkan kepalanya.
"Kau bilang kau akan percaya padaku!"
"Aku percaya padamu! Tapi aku tidak mengijinkanmu menempatkan dirimu dalam bahaya lagi!" Lucius kukuh dan bersitegas. Ia menaruh kertas yang baru saja ditulisi rentetan rencana Viori yang ditulis terburu-buru.
"Tapi tanpa ini aku tidak akan tahu apa yang akan terjadi!" Viori terdengar frustrasi.
"Memang seperti itulah cara kerja masa depan! Kau tidak tahu apa yang akan terjadi sampai itu terjadi."
"Tapi a-"
"Tidak ada tapi, aku tidak akan mengijinkanmu menggunakan ramuan itu!"
".... kalau begitu kau harus membantuku untuk melakukan rencana cadanganku." Viori terhening untuk sejenak, ia tidak yakin Lucius akan mengikuti rencana cadangannya tanpa kebingungan.
"Apapun itu asalkan kau tidak membahayakan keselamatanmu." kata Lucius tegas.
"Kau harus mendekati Alice Warden."
"Warden? Marquis Warden?" Yang ada dibayangan Lucius adalah Marquis Warden yang sedikit gempal dan berkumis tebal, ia tidak begitu mengingat rupa Alice.
"Benar, keluarga Warden, tapi kau harus mendekati putri sulungnya."
"Aku tidak melihat kemungkinan apapun kau bisa diuntungkan dari aku -yang secara sah adalah suamimu, mendekati seorang wanita yang sedang mencari calon suami." kenih Lucius berkerut, ia merasa rencana cadangan Viori memang tidak seberbahaya yang sebelumnya, tapi sama saja bisa menyakiti Viori secara tidak langsung.
"Karena kalau tebakanku benar, setelah kau mendekati Alice Warden, akan datang ancaman yang membahayakan posisi Emperor Androry."
Kali ini Lucius terdiam. Ia tidak pernah mendengar Viori membahas ini sedikitpun sebelumnya, dan ia pun yakin tidak mungkin Viori bisa mengetahui hal itu.
"Percayalah padaku."
Untuk pertama kalinya Lucius justru takut bahwa dengan percaya pada Viori, ia berarti mengkonfirmasi hal yang paling ditakutkannya.
"Hanya itu?" Lucius berusaha berhenti tertegun dan merespon.
"Aku juga butuh kau secara tidak sengaja bertemu dengan Mathilda."
"Permintaanmu memang tidak membahayakanmu, tapi sepertinya kau ingin sekali menebar gosip bahwa aku suami yang suka bermain perempuan."
"Kau hanya perlu mendekati dua wanita itu."
"Satu saja sudah kelewat banyak, dua itu keterlaluan." Lucius terlihat dan terdengar tidak senang dengan rencana yang di ajukan Viori, tetapi setelah menolak rencananya sebelumnya, ia merasa harus menerima rencana cadangannya sebelum Viori berubah pikiran dan pergi ke Mikhail.
"Aku akan melakukannya asal kau bisa menjamin kau tidak akan menjadikanku suami yang suka bermain dengan wanita." Membayangkannya saja sudah membuat dirinya merinding, Lucius yang akhirnya bebas dari gosip-gosip karena terlalu lama lajang sekarangh harus dihadapkan dengan gosip bahwa ia suka bermain wanita.
"Hmmm, baiklah." Sejujurnya Viori tidak yakin bahwa pergaulan bangsawan kelas atas tidak akan langsung menggosipkan Lucius sebagai tukang selingkuh, tetapi jika itu terjadipun rasanya itu adalah resiko yang bisa ditangani lain kali.
Viori dengan berhati-hati merancang rencana untuk mengirim Sieghart untuk misi yang jauh di pinggiran ibukota, memastikan bahwa Sieghart tidak akan ikut campur dan merusak semuanya.
Selanjutnya Viori membuka seluruh tumpukan undangan pergaulan bangsawan yang ditujukan kepadanya sejak pesta berburu. Selama ini Rena akan dengan disiplin membuang tumpukan surat itu jika sudah berlebihan dan mengotori kamar, tetapi kali ini Viori menghentikannya dan mulai membacanya satu-satu. Ia menyortir nya dari yang paling populer dan mungkin didatangi keluarga Arden sampai yang paling tidak mungkin. Ia lalu membuka tumpukan yang paling populer dan membacanya satu per satu, Viori meminta bantuan Rena karena ia percaya Rena tidak akan bertanya lebih lanjut mengenai tingkah aneh Viori.
Ia harus membaca kalimat pembuka klise yang mirip hampir 50 surat banyaknya, sampai ia menemukan acara yang diadakan tiga hari lagi. Viori dengan cepat meminta peralatan menulis dan menuliskan surat kembali bahwa ia dan Duke Lucius akan datang ke acara tersebut.
Sebagai pasangan suami-istri yang sudah terkenal selalu menolak undangan acara apapun -bahkan yang diadakan oleh emperor sekalipun, konfirmasi kedatangan Viori dan Lucius pasti akan menghebohkan dan menarik perhatian seluruh bangsawan. Viori yakin bahwa Mathilda akan datang dengan atau tanpa Alice, tapi ia berharap bahwa ia bisa menggaet keduanya dalam satu acara ini.
---
Semua persiapan telah selesai, tapi Viori tetap merasa jantungnya hampir keluar dari rongga dadanya. Ia turun dari kereta kuda yang berbeda dari Lucius, ia bahkan datang sedikit terlambat dari Lucius supaya memberikan kesan bahwa hubungan mereka sedang renggang.
"Haruskah kita datang dengan kereta kuda yang berbeda?" tanya Lucius kemarin.
"Bahkan lebih baik lagi kalau aku datang dengan kereta kuda tanpa lambang keluarga Nerva, supaya orang-orang mengira kau akan segera menceraikanku." Setelah kehebohan di pesta berburu, semua bangsawan mendapatkan kesan bahwa hubungan pasangan Nerva sangat bagus -terlalu bagus bahkan. sehingga kesan pertama kali ini haruslah membuat orang heran dan bertanya, kalau perlu langsung membuat asumsi bahwa hubungan mereka sedang buruk.
Lucius akhirnya mengikuti semua rencana Viori sambil menahan ketidaknyamannya.
"Duke Lucius de Nerva." penjaga pintu itu mengumumkan kedatangan Lucius. Baru melihat bahwa Lucius datang sendirian saja sudah membuat keributan dan bisikan gosip dari para bangsawan.
Viori datang sekitar 10 menit setelah Lucius, dan penjaga pintu itu bingung apakah harus mengumumkan kedatangan dari keluarga Nerva untuk kedua kalinya sehingga ia mengumumkannya dengan suara lebih kecil dari biasanya.
"Duchess Viori de Nerva." hanya beberapa bangsawan yang sedang berdiri didekat pintu yang menoleh, tetapi ketika suara sepatu hak tinggi Viori mengadu dengan lantai, hampir seluruh bangsawan menaruh perhatian mereka padanya.
Bisikan gosip para bangsawan menjadi lebih keras saat melihat gaun putih yang dikenakan Viori, ia tahu bahwa gaun putih lebih sering digunakan untuk para wanita lajang yang sudah masuk usia pernikahan untuk menandakan bahwa ia sedang mencari pasangan. Kontras dengan warna gaunnya, Lucius mengenakan jas hitam yang biasanya ia gunakan sehari-hari, tidak serasi dengan Viori sama sekali.
Dengan sengaja Viori tidak menghampiri Lucius terlebih dahulu, sesuai instruksi Lucius juga tidak menyapa atau menggandeng Viori menyapa para bangsawan lainnya. Mereka berdua berdiri di ujung ruangan yang bersebrangan, menciptakan terbelahnya para bangsawan yang mulai membicarakan Viori dan yang mulai membicarakan Lucius.
Tidak berapa lama kemudian, penjaga pintu itu membuka pintu dan mengumumkan kedatangan yang telah ditunggu-tunggu Viori.
"Putri dari Marquis Arden, Alice Arden."
Waktunya beraksi.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Need to Escape from The Duke!
RomansaSaat terbangun dari mimpi yang menyesakan, Celestine terbangun di ruangan yang familiar, tapi ruangan ini seharusnya tidak ada di dunia nyata. Gawat! Ternyata ia masuk ke dunia webtoon yang pernah dibacanya dulu, masalahnya ia menjadi karakter yang...