Chapter 11

4.8K 722 3
                                    

Seluruh kegiatan Istana Sirius berhenti. Pengurusan perdagangan, rapat kenegaraan dan bahkan pertemuan dengan Emperor dibatalkan. Saat ini tidak ada yang lebih penting dari Viori yang sedang terbaring sakit. Viori sudah tidak sadarkan diri selama seminggu, dan selama seminggu itu pula sudah lebih dari puluhan penyihir dipanggil untuk 'menyembuhkan' Viori yang hampir meledak karena mana.

Lucius menolak semua kegiatan yang berurusan dengan daerah atau negara -juga pesta dansa dan ulang tahun yang seharusnya ia hadiri dengan Viori, hari-harinya dihabiskan dengan mencari tabib, penyihir atau siapapun yang bisa mengobati Viori.

Reinhard ditugaskan memanggil penyihir agung dari tower penyihir yang letaknya nan jauh disana. Rena berdiri 24 jam disamping Viori barangkali ia bangun atau bergerak.

Hati Sieghart sedikit tidak nyaman, bukankah ini adalah progress yang baik? Dengan begini Sieghart bahkan tidak perlu susah payah membunuh Viori. Sekarang ia hanya tinggal diam dan menunggu kematian Viori. Kejadian ini membuatnya tersadar bahwa kematian Viori ternyata tidak sesedarhana itu, walaupun sebentar Viori sudah meninggalkan kesan yang mendalam pada Sieghart.

Lucius yang aslinya memang tidak butuh banyak tidur jadi mengesampingkan kesehatannya sendiri, kantung matanya makin gelap dan wajahnya pucat. Setiap malam ia akan terduduk di samping ranjang Viori, samar-samar Rena melihat Lucius membisikan sesuatu ke telinga Viori.

Viori tidak merespon. Viori masih terjebak dalam kegelapan, disana ia mendengar sesuatu, bukan hal yang dibisikan Lucius melainkan suara tidak berwujud. Ia bahkan tidak dapat menyebut itu suara, lebih tepatnya seperti kesadaran otomatis yang biasanya orang rasakan saat berada dalam mimpi. Saat kau tau hal-hal yang tidak kau ketahui, kau semacam mendapat transfer informasi entah darimana.

Dari situ Viori tahu bahwa penyakitnya ini adalah dampak dari perubahan yang ia buat di webtoon ini. Sebenarnya perubahan pertama nya adalah Lucius mengajak Viori ke pesta dansa, tapi Lucius dan Viori belum datang ke pesta dansa sehingga dihitung belum terjadi dan belum berdampak apa-apa. Sehingga perubahan cerita yang pertama adalah Lucius memberikan salep obat yang seharusnya diberikan kepada Mathilda untuk Viori.

Mendengar hal ini Viori merasakan tulang-tulangnya ngilu dan ia bergidik ngeri. Pada akhirnya ia tidak 'diijinkan' untuk mengubah jalan ceritanya dan menyelamatkan nyawanya. Viori pasrah. Sakit yang ia rasakan sekarang ini begitu menyiksa, ia berjanji pada dirinya sendiri bahwa setelah ini ia hanya akan menerima sisa hidup satu tahunnya tanpa berusaha kawin lari atau kabur. Lagipula dirinya yang asli sudah mati, bisa menikmati setahun di dunia ini sudahlah cukup membahagiakannya.

Mengejutkan semua orang, Viori tiba-tiba bangun tanpa penyembuhan tabib manapun. Tiba-tiba mana nya stabil dan bahkan bisa dikendalikan jika Viori belajar sihir. Wajah Lucius melunak dan ia secara spontan memeluk Viori. Dekapannya hangat dan terasa tulus.

"Terima kasih karena telah mengkhawatirkanku." Viori melepaskan dirinya dari dekapan Lucius. Walaupun terasa sangat nyaman dan menenangkan, Viori mengingatkan dirinya sendiri bahwa ia tidak boleh lagi terlalu dekat dan bergantung pada Lucius maupun Sieghart. Perubahan alur cerita yang lebih jauh hanya akan menyiksanya dalam sakit berkepanjangan tanpa bisa mati.

"Adakah yang masih sakit? Apakah kau haus? Bagaimana dengan makanan?" Lucius membombardir Viori dengan pertanyaan. Lucius menyadari air wajah Viori tidak seperti yang di ekspektasikannya. Ia pikir Viori akan segera berjingkrak dan memakinya yang khawatir terlalu berlebihan, tapi nyatanya Viori terlihat kosong. Ia seperti kehilangan semangat hidupnya.

"Aku baik-baik saja." Mata Viori terlihat sayu. Bukan karena sakit, ia lebih terlihat seperti tidak niat dan tidak mau diganggu lagi.

"Panggil aku kalau kau merasakan apapun." Lucius dengan enggan meninggalkan kamar Viori. Ia memang lega akhirnya Viori sadarkan diri, tapi tingkah Viori benar-benar membuatnya bingung.

Viori masih terbaring selama seminggu saking lemah tubuhnya. Selama seminggu itu pula Lucius selalu datang setiap jam makan siang hanya untuk menontoni Viori menyantap sup dengan lunglai diatas kasurnya. Tak sekalipun Viori berani menatap mata Lucius. Separuh hatinya takut dengan Lucius yang ada didepannya, separuh lainnya takut tidak sengaja merubah alur cerita dan membuatnya kembali sakit.

Kegiatan di Istana Sirius sudah mulai berjalan, sedangkan Istana Altair berjalan seperti masa berkabung, tamu selain tabib dan penyihir dilarang masuk. Jendela-jendela ditutup supaya angin tidak masuk, semua pelayan bekerja tanpa menimbulkan suara agar tidak menganggu Viori yang tidur hampir sepanjang waktu. Sosok Viori yang mengitari Istana Altair dan bolak-balik Istana Sirius satu bulan yang lalu seolah hilang ditelan bumi.

Tapi para pelayan dan ksatria Istana Altair yang sudah merasakan kehangatan Viori tidak bisa begitu saja melupakannya. Terus menerus mereka membantu Lucius mencari tahu apa yang terjadi pada Viori.

"Aku baik-baik saja, hanya lelah."
Viori enggan berbicara dan menjelaskan keadaannya lebih lanjut. Setiap pertanyaan yang diajukan oleh Lucius selalu dihindari dengan alasan bahwa ia ingin beristirahat, Lucius tidak bisa berkata apa-apa dan hanya akan membiarkan Viori kembali merebahkan dirinya.

Keadaan Viori masih berlanjut sampai satu bulan kemudian. Perlahan-lahan Viori mulai kembali beraktivitas dan berkecimpung di dapur. Para pelayan dan ksatria girang bukan main dengan sikap Viori.

"Silahkan buat apapun yang ada mau Duchess!! Kami akan menyiapkan seluruh bahannya!"
Koki Istana Altair bahkan menyerahkan komando seluruh dapur kepada Viori agar ia bisa berkreasi sesukanya.

"Kami siap mengantarkan Duchess kemanapun!" Para ksatria bersiap dengan giliran jaganya dan para pengendara kereta kuda memoles keretanya sampai bersinar. Mereka semua bersiap barangkali Viori ingin berjalan-jalan atau membeli buku.

"Perlukah saya panggilkan pustakawan untuk membawakan buku-buku terbaru?" Rena pun menawarkan segala aktivitas yang bisa terpikirkan olehnya.

Viori dengan lemah menolak semua tawaran kegiatan yang mengharuskannya keluar dari Istana Altair.

"Atau mungkin anda ingin berkunjung ke Istana Sirius?"

Viori tersentak mendengar ide itu. Ia kembali merutuki dirinya satu bulan yang lalu yang dengan percaya dirinya berusaha mendekatkan diri dengan Lucius.

"Aku tidak akan ke Istana Sirius. Tidak usah tanyakan lagi." Jawab Viori dingin.

Sedangkan di Istana Sirius, Lucius yang sudah berhenti mengunjungi Istana Altair sejak Viori bisa beraktivitas tanpa sadar terus menerus menunggu kedatangan Viori.

I Need to Escape from The Duke!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang