Chapter 17

3.6K 560 9
                                    

Jujur Viori tidak terbiasa melakukan konfrontasi. Apalagi dengan seseorang yang jelas-jelas tidak akan diam saja dan akan menyerang Viori tanpa ampun. Tapi rasanya Viori tidak bisa membiarkan situasi ini berlanjut tanpa intrefensinya, Mikhail terlihat malu dan marah pada saat yang sama, sedangkan pelayan dan ksatria yang menjaga mereka berdua ada di luar dan tidak bisa masuk  karena Rosaline masih berdiri di depan pintu.

"Bukankah musim debutante sudah selesai?" Viori mengambil napas pendek dan memulai perlawanannya dengan tenang.

"....." Rosaline dan Mikhail sampai terdiam saking bingungnya.

"Ah, maaf, saya pikir nona salah masuk tempat dan mengira tempat ini adalah ballroom. Soalnya gaun nona sampai menyeret dan tersangkut-sangkut seperti itu, jadi saya kira nona tidak mungkin ke toko buku dengan itu, kan?" Entah kenapa yang terlewat di pikiran Viori saat ini adalah membuat komentar menyebalkan seperti yang biasa dilakukan Lucius jika kesal dengan bawahannya.

Air wajah Mikhail melembut dan ia mengeluarkan tawa kecil. Ia sedari tadi juga terganggu dengan gaun Rosaline yang terlihat salah tempat didalam toko buku ini. Tapi ia tidak menyangka Viori akan dengan sengaja menggunakan itu untuk meledek Rosaline.

"Apa maksudmu, hah!" Rosaline mulai berteriak dengan suara memekik. Dia makin merasa malu apalagi karena Mikhail kelihatannya setuju dengan komentar Viori dan ikut mentertawakannya.

"Saya hanya khawatir nona salah kostum menggunakan gaun seperti itu. Saya juga kira daritadi nona hanya berdiri didepan pintu karena gaun nona tersangkut?" Karena teriakan Rosaline tadi, pengunjung buku yang lainnya jadi memperhatikan mereka bertiga yang berdiri depan pintu. Viori berpikir tidak lama lagi mereka pasti akan diusir karena membuat kegaduhan.

Wajah Rosaline memerah karena marah dan ia bersiap meneriakan makian terhadap Viori, tapi Mikhail mengambil posisi didepan Viori dan melindunginya. Rosaline adalah pemarah yang buruk, ia terlihat menahan amarah sambil ingin menangis dan berteriak. Tapi ketika melihat Mikhail masih membela Viori ia berbalik dan kembali masuk ke kereta kudanya sambil menghentak-hentakan kakinya seperti anak kecil.

"Huft... aku pikir tadi itu akan berakhir lebih buruk." Viori menghela napas berat.

"Maafkan aku, aku tidak mengira Rosaline memata-mataiku selama ini." Mikhail merasa sangat bersalah melibatkan Viori dalam kekacauan ini. Hal inilah yang membuat Mikhail enggan berhubungan dengan siapapun dalam konteks apapun, ia kira dirinya akan aman kali ini karena ia tidak memberi tahu nama aslinya dan pergi ke tempat rakyat biasa.

"Aku sepertinya berhutang penjelasan padamu. Bagaimana kalau aku jelaskan di toko gelato?" Mikhail merasa bersalah kalau mereka batal pergi ke toko yang ditunggu-tunggu Viori.

Viori yang masih tegang langsung luruh dengan senyuman Mikhail yang menyodorkan tangannya dan menuntunnya sepanjang jalan.

Villainess macam apa itu? Dia sepertinya benar-benar menyukai Mikhail. Huft... satu lagi hal yang harus kupikirkan sekarang.

Viori sebenarnya terdiam karena berpikir, ia tadinya sudah bersiap jika Rosaline manampar atau menjabak rambutnya, tapi ia menyerah hanya karena Mikhail menertawakanya.

---

Setelah mendengar cerita tentang Rosaline dari Mikhail, ia jadi mau tidak mau membongkar identitas aslinya kepada Viori. Tidak ada jalan lain untuk menjelaskan gaun dan kereta kuda mewah itu tanpa menyebutkan nama keluarga bangsawan.

Jika Kerajaan Heliose mengandalkan kekuatan militer dan lebih sering terlibat perang daripada perdagangan, Kerajan Vennia adalah negara yang mengadalkan kemakmuran alam dan sumber dayanya. Negaranya damai dan tentram, jarang terjadi perseteruan dengan negara lain karena kerajaan sekitar juga membutuhkan ekspor bahan pangan dan hasil tambang Kerajaan Vennia.

Pantas saja Putra Mahkotanya bisa bermain-main  ke negara sebelah untuk mencari buku.

"Aku merasa sangat bersalah karena melibatkanmu dalam masalah ini." Mikhail terlihat sangat bersalah, sepertinya ini bukan pertama kalinya ia membuat orang lain tidak nyaman karena tindakan Rosaline.

"Sungguh tidak apa-apa, Mikhail tidak perlu merasa bersalah. Jika Mikhail masih merasa bersalah, bagaimana kalau mengajak saya berkunjung ke negaramu di lain hari?" Viori memanfaatkan kesempatan ini untuk melihat-lihat Vennia yang sepertinya akan menjadi rumah masa depannya. Kerajaan Vennia terkenal sangat terbuka dengan pendatang baru karena banyaknya tempat pariwisata. Viori bisa membayangkan hidupnya yang damai dan berkecukupan, ia tidak masalah jika harus melepaskan gelar bangsawannya dan menjadi orang biasa, apapun terasa lebih menyenangkan dibanding mati karena perseteruan politik dan cerita cinta gila Lucius. 

"Datanglah bulan depan, akan segera aku persiapkan jamuan untuk menyambut kedatangan Viori." Mikhail terlihat sumringah dan gembira, seperti anjing samoyed yang menunggu tuannya mengajaknya bermain lempar tangkap.

Viori tidak bisa menahan senyum dan tawanya. Hatinya lega, setidaknya dengan ini ia sudah berhasil membuat awalan yang bagus untuk persiapan kepergiannya dari Kerajaan Heliose. 

Sekali lagi kesenangan dan ketenangan Viori buyar saat Sieghart mengabari bahwa Lucius sudah menunggunya di kamar selama 3 jam. 

Dia malah lebih gigih dari sebelumnya, sebenarnya apa yang dipikirkannya sih!?

Viori menghentakan kakinya sedikit lebih keras karena kesal, ia masih mengenakan gaun sederhana yang selalu dipakainya saat keluar istana untuk menghindari kecurigaan.

"Apakah kali ini Duke sudah punya jawaban untuk pertanyaan saya sebelumnya?" Viori bahkan tidak berencana duduk dan berbicara dengan sabar, ia langsung melemparkan pertanyaan itu begitu melihat Lucius masih terduduk di sofa sambil melipat tangannya, kali ini dengan tiga teko teh yang sudah kosong. 

"Aku hanya datang karena ingin memberikan sesuatu padamu." Lucius berdiri dan mengambil sebuah kotak kecil berhiaskan permata yang ternyata ia taruh di samping cangkir tehnya. 

Viori sedikit tertegun, didepannya Lucius terlihat lelah dan tidak sigap seperti biasanya, sepertinya ia sedang banyak pikiran. Viori membuka kotak yang diberikan Lucius, didalamnya terdapat sebuah kunci perunggu berhiaskan permata di gagangnya. 

"Apa... ini?" Viori tidak bisa mengira-ngira apa maksud kunci ini.

"Perpustakan." Lucius bergegas mengenakan kembali jasnya dan hendak keluar.

"Perpustakaan? Maksudnya?" Viori masih tidak bisa menghubungkan maksud kunci itu dengan kata 'perpustakaan'.

Tapi Lucius tetap berjalan menjauh dan akhirnya keluar. 

Viori berpikir untuk beberapa saat dan bergegas mengejar Lucius tapi yang didapatinya hanya Reinhard yang berjalan dibelakang Lucius. 

"Maksud Duke, kunci itu adalah kunci perpustakaan yang dibangun Duke untuk Duchess."

"Dibangun? Lucius membangun perpustakaan untukku?" Viori masih tidak bisa mencerna kata-kata yang didengarnya. 

Tapi Reinhard hanya tersenyum sesaat sebelum mengikuti jejak Lucius yang pergi menjauh. 

Sebenarnya apa yang sedang terjadi, sih?!



I Need to Escape from The Duke!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang