Hukuman Layak (End)

2.5K 152 28
                                    

Larut pramuka terus berlangsung dengan Ka Rival sebagai pemberi materi pada kelas gw ini.

Setelah sebelumnya gw kena semprot sama dia, gw memutuskan untuk fokus kali ini. Berusaha untuk mengesampingkan kekaguman gw pada Ka Rival, dan mencoba untuk memahami sandi morse pramuka yang amat sangat tidak jelas sekali. Hahaha...

Namun tidak bisa gw pungkiri bahwa hati gw masih ngeganjel lantaran masalah yang terjadi saat kemah MOP kala itu. Ka Rival berubah 180 derajat dengan yang sekarang. Dari orang yang ramah, lembut, dan perhatian, menjadi orang yang yang dingin dan penuh emosi.

Sekali lagi gw minta maaf kak, gw gatau harus pake cara apalagi untuk minta maaf ke elo....

-----

Selama penjelasan materi, Ka Rival sama sekali tak mengarahkan pandangannya ke arah gw. Gw ada, tapi tak dianggap.

Tiba-tiba Ka Rival membuat sebuah soal untuk kami kerjakan.

"Nah... ada yang tau gak ini artinya apa? Yang tau, silahkan maju" pinta Ka Rival.

Gw dan teman-teman gw hanya saling memandang, mata kami saling mengode untuk menyuruh teman kami supaya maju, satu sama lain, karena ga ada yang berani maju.

Sampai akhirnya, gw memberanikan diri untuk maju, tujuan utama gw bukan untuk menjawab soal, tetapi untuk caper ke Ka Rival.

Gw mulai mengangkat tangan tanda ingin menjawab soal, kemudian menuju ka Rival untuk mengambil spidol. Ia tengah berdiri menyandar di samping papan tulis, dan memapahkan spidol yang berada di atas tangannya yang halus.

Gw menatapnya sebentar, dan tersenyum kepadanya meski tak mendapat respons apapun, lalu spidol itu gw ambil dari tangannya, dan mulai menjawab soal.

Sambil menulis, mata gw yang fokus ke papan tulis masih bisa melihat bahwa dari samping, Ka Rival lagi merhatiin gw ini. Ingin rasanya gw balik menoleh, tapi pasti Ka Rival bakal memalingkan wajahnya.

Sampai di pertengahan soal, gw udah ga bisa membendung rasa itu, dan akhirnya gw benar-benar menoleh ke arahnya, kami saling memandang satu sama lain.

Seketika waktu terasa berhenti, mata kami saling menatap secara intens, namun sedihnya, Ka Rival hanya menatap tanpa berekspresi, wajahnya datar sekali. Seketika gw langsung inget masa-masa dimana ia tersenyum, tertawa, dan bahagia meski hanya beberapa hari disaat kemah.

Gw rindu Ka Rival yang dulu.

Mata gw terasa perih karena menahan air mata, kemudian dengan ngebut gw lanjutkan mengerjakan soal sampai selesai, dan langsung lari ke kamar mandi tanpa izin, Ka Rival tak menahanku.

Sesampainya di kamar mandi, gw nangis sejadi-jadinya, sambil memukul-mukul dada gw untuk meluapkan isi hati. Rasa sakit, rindu, dan menyesal benar-benar menjadi satu.

Untung saja gak ada siswa lain yang masuk ke kamar mandi ini, posisi gw lagi bersandar di depan bilik-bilik WC. Sampai akhirnya bel pulang berbunyi pukul 15.00 dan gw masih berada disini sambil meneteskan air mata.

Gw denger suara motor-motor siswa beranjak untuk pulang, dari yang ramai hingga sudah tidak terdengar suara motor lagi.

Sepertinya sudah cukup gw galau disini, gw berdiri dan membersihkan celana gw yang kotor karena duduk disini. Dan tiba-tiba, seseorang membuka pintu utama kamar mandi, beberapa saat gw menunggu, hingga tampak seseorang yang tengah gw tangisi tadi, Ka Rival.

Kreeeek... ia menutup pintu dari dalam.

Kami bertatap-tatapan, dia melihatku masih meneteskan air mata, karena sama sekali belum gw usap.

Pikiran gw yang tengah kacau, membuat gw berlari menuju Ka Rival sambil memeluknya, hingga tubuh kami berdua terdorong hingga terpojok ke tembok, ku rangkulnya erat-erat sambil menangis.

"Kaak.. David bener-bener minta maaf.. David gak tau harus pakai cara apalagi buat minta maaf ke Ka Rival" rintih gw.

Ka Rival hanya terdiam mematung, sama sekali tak bersuara.

"David sayang sama kaka... tolong kasih David kesempatan sekali lagi... David janji bakal jadi orang yang lebih baik..." tangis gw pilu.

"David nyesel udah nyia-nyian orang sebaik kakak hanya untuk orang bajingan kaya Ka Bayu" air mata gw kini membasahi seragam pramuka miliknya pada bagian dada.

Ka Rival melepaskan pelukanku dengan halus. Ia memegang kedua bahuku dan matanya fokus menatap diriku.

"Lupain kakak ya..." ucapnya.

"Gakk bisaa kakk... David gak bisa..., semenjak kita berjauhan, hidup David berasa ga punya nyawa kak... susah buat ngejalanin hari-hari" jawab gw lemah.

"David harus ngelakuin apa biar Ka Rival mau nerima David lagi?" Tambahku.

Ka Rival hanya tersenyum lembut.

"Kamu gak usah ngelakuin apa-apa, juga gak usah maksa buat ikut Pramuka Inti kalau hanya untuk deket-deket sama kaka lagi"

Entah sudah berapa gelas air mata gw yang mengalir turun.

"Dan mulai sekarang, tolong jauhin kakak ya..., makasih buat semuanya" ia melepaskan tangannya dari bahuku dan beranjak pergi.

Kreek.... Ka Rival membuka pintu.

"Kaaaakk..." panggilku yang sudah tidak mempunyai harapan.

"Apa Ka Rival masih punya perasaan ke David?" Tanya gw sekali lagi.

Ia hanya tersenyum...

Menggeleng-gelengkan kepalanya seakan berkata "Tidak..."

Kemudian pergi sambil menutup pintu.

Disitulah kali terakhir gw berkomunikasi dengannya.

BERSAMBUNG....

*********************************
Maaf banget karena endingnya sad dan gantung gini. Author cuma pengin bikin David menyesal atas apa yang telah diperbuatnya.

Juga supaya kita bisa mengetahui perasaan tentang betapa sakitnya ketika orang yang dekat dengan kita, malah main belakang dengan orang lain.

David deserved it...

Berdoa saja semoga Author ada waktu dan bisa meneruskan kelanjutan kisah mereka berdua ya (Season 2 Maybe?) ^-^

Goodbye Everyone...

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 27 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Cinta Pramuka SMA [BxB]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang