Part 4

132 7 0
                                    

Diza Pov

Sore ini aku sudah berada di taman dekat rumah Maura. Aku melihat Maura, Shila, dan Riri. Aku menghampiri mereka dengan perasaan cemas. Jantungku pun berdebar lebih kencang.

"Hai diz, udah siap?" Sapa Maura dengan pandangan mata licik.
Aku mengangguk saja.
" Yakin udah siap?" Tanya Shila.
Lagi-lagi aku hanya mengangguk.

"Oke, kalo gitu sekarang kamu harus buktiin ke kita kalo kamu gak sahabatan sama Dave. Tuh si Dave udah datang." Kata Riri sambil menunjuk ke arah Dave yang sedang duduk di bangku taman.

Kemudian mereka bertiga mendorongku ke arah Dave.
Aku berjalan dengan langkah ragu.

Dave melihatku, dan dia langsung berlari menghampiriku sambil membawa sebuah biola.
Aku tidak pernah melihat dia seceria itu.

Begitu dia sampai di depanku dia menyapaku dengan senyum senang.

" Hai Diza!!!!"
Aku hanya melihatnya dengan tatapan kosong.

"Kamu kenapa Diz?" Tanya Dave.

Tanpa menjawab pertanyaannya, aku langsung mengambil dan membanting biola yang dibawa oleh Dave. Biola itu hancur berkeping-keping. Seketika wajah ceria Dave langsung berubah menjadi kecewa.

Kemudian, aku langsung berlari meninggalkan Dave sambil menangis.

Sesampainya di rumah, aku langsung masuk ke kamarku dan menangis tersedu-sedu.

Bunda yang melihatku seperti itu merasa bingung. Bunda pun menghampiriku dan bertanya

"Kamu kenapa ,Diz?"
Aku hanya menggeleng dan menutup wajahku dengan bantal.
"Yasudah kalau begitu, bunda tunggu dibawah untuk makan malam ya.." Dan, bunda langsung keluar dari kamarku.

Aku merasa sangat bersalah kepada Dave.

Dave pov

Sore ini aku ingin menunjukkan ke Diza permainan biolaku. Aku sudah berlatih cukup lama untuk itu. Bahkan meskipun hari ini aku tidak enak badan, aku tetap bersikeras menemui sahabatku, Diza.

Tapi entah mengapa aku melihat Diza berbeda. Dia terlihat murung, tidak seperti Diza yang ceria.

Saat aku bertanya keadaannya, dia hanya diam dan menatapku dengan tatapan kosong.

Lalu, tiba-tiba saja Diza mengambil dan membanting biola kesayanganku.

Aku sangat terkejut dengan kelakuan Diza itu. Aku benar-banar tidak mengerti mengapa dia melakukan itu.

Aku sangat kecewa dan sedih sekali.
Perasaanku hancur, ketika melihat sahabat baikku tega membanting biola keseyanganku.

=================================
Hai readerss, ini part kita ke 4. Maaf ya kalau ada yang typo. Jangan lupa vote and comment ya, makasih :')

Piano and ViolinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang