Kotak Musik

165 38 14
                                    


Jangan lupa Vote dan Comment

Budayakan menghargai dan saran.

Typo bertebaran, maklum, ngetik sambil rebahan.

(Cast di deskripsi)

Selamat membaca.

.

.

.





Reygan membuka pintu kamar Axel dengan santai. Suasana tidak terlalu gelap. Karna Axel memang tidak pernah membiarkan kamarnya dalam keadaan gelap gulita saat malam.


Dan Reygan tau itu.



Sebuah senyum mengembang dibibir Reygam.
Melihat posisi tidur tengkurap Axel dan dengkuran kecilnya dengan selimut yang ada di bawah tempat tidur.

Anak ini tidak pernah berubah ternyata.

Reygan meraih selimut tersebut lalu menyelimutkannya di tubuh Axel. Sedikit mengalami pergerakan, tapi Reygan tidak khawatir. Axel hanya mencari posisi ternyamannya.
Axel terlentang dengan posisi diagonal di kasurnya.

Seperti anak kecil.




Reygan menarik tubuh Axel agar kembali ke posisi normal, dan meletakkan bantal dibawah kepalanya.

Dan sesuai perkiraan, Axel benar-benar tidak bangun sama sekali.

Mungkin jika ada maling yang mencuri di dalam rumahnya, Axel akan tetap seperti orang mati. Tidak mendengar apapun dan tidak merasakan apapun.

Reygan duduk di tepi kasur. memperhatikan wajah damai Axel yang rupawan di temani temaram lampu kamarnya. rambutnya yang acak acakan dan sebagian menutupi wajahnya membuat kesan children.


Reygan merapikan rambut Axel dengan penuh kelembutan. Senyuman itu tidak menghilang sedikitpun dari bibirnya.

"Kenapa kau berusaha terlihat keren jika kau masih anak-anak begini hm ?"
Ucap Reygan.

Sekelebat kenangan menguar di dalam kepala Reygan. Senyum tipis lagi-lagi ia tunjukkan pada Axel yang bahkan tidak membuka matanya sama sekali.

Reygan mengeluarkan sebuah sapu tangan dari dalam saku hoodie-nya. Sebuah botol kecil ikut serta ia keluarkan dengan sangat tenang, lalu menuangkan sedikit isinya pada sapu tangan tersebut.

Reygan mengamati wajah Axel lagi. Sebelum kemudian dia mencibit gemas pipinya dan mengganggu tidur Axel.

"Kau masih juga menggemaskan. Tapi juga menyebalkan."

Reygan meletakkan sapu tangan itu di wajah Reygan. Ia tertawa kecil ketika ia menyadari wajah Axel tertutup sempurna dengan sapu tangan kecil itu.

"Bagaimana kau bisa begitu kecil ?" Reygan memukul paha Axel lalu berdiri memeriksa meja belajar Axel yang tersusun rapi. Sambil menunggu efek 'sapu tangannya' bekerja.

"Teman-temanmu tumbuh cukup tinggi dengan tubuh bagus..."

Reygam menerawang sekilas.

"... dan juga memiliki pelukan yang hangat." Tidak dipungkiri, Reygan menunjukkan senyuman kecil di sudut bibirnya saat mengatakan itu.

Reygan melihat pada Axel seolah menatap lawan bicaranya.

"Apa masa pertumbuhanmu sudah berakhir begitu dini ? Kau malah tak jauh beda denganku."

Reygan membuka beberapa buku pelajaran lalu tersenyum kecil.
Reygan tersenyum cukup banyak hari ini. Dan ia merasa lelah karnanya.

Ia kemudian mendatarkan wajahnya. Mendapatkan sebuah objek kecil yang menarik. Sebuah kotak musik besi.

[FF] ICARUS •MarkhyuckTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang