Muak

180 26 2
                                    

2356 kata.
Happy reading.

Pengen cepet-cepet nyelesein ini.  Hhhh






.
.
.
.

“Ini aneh dokter.”

Maiden melompat turun dari kursi pasiennya. Lalu berdiri di belakang Dr. Steven yang sedang menyemprotkan air ke wadah tanaman hias di dekat jendela.


Sejak tadi, Dr. Steven mendengarkan celotehan Maiden. Tentang kenyataan jika Reygan itu ada dan meninggal. Tentang ingatannya yang tiba-tiba terhapus. Lalu ia bertemu Rey, orang yang sama berada di halusinasinya yang lalu. Tentang semua kebetulannya.


“Aku masih tidak mengerti duduk perkaraku. Tentang Robin yang mendapat perlakuan kurang menyenangkan dari Reygan, lalu Reygan yang tidak ada. Kenapa mereka terlibat secara nyata dalam delusiku yang lewat ?”


Dr. Steven meletakkan semprotannya di atas nakas. Berbalik dan mendapati sosok angkuh aiden yang unik. Hal baru. Dan ini sedikit menarik perhatiannya. Kerutan di dahinya, atau keadaan dimana ia tidak bisa menjelaskannya, terlalu membuatnya tabu.


“Kau kesal ?” Tanya Dr. Steen berjalan menuju sofa tempatnya biasa menangani orang-orang seperti Maiden.




“Tentu. Ini aneh. dan aku bingung. Beritahu aku apa yang terjadi dokter.”


“Apa yang kau ingin aku jawab. Kau sudah memecahkan separuh dari teka-teki puzzle-mu sendiri. Apa kau perlu hint tambahan untuk itu ?”

Mata Maiden memicing tidak suka. Tapi kemudia ia mencibir.

Tapi cibiran itu mendapat senyuman kecil dari Dr. Steven. Ekspresi baru yang dia dapatkan dari remaja SMA itu.

Semuanya menjadi semakin menarik untuknya. Ini bukan sesuatu yang langka, tapi ia pertama kalinya menangani kasus seperti Maiden. Dan ia yakin, ia termasuk orang yang beruntuk untuk mendapatkan kasusnya. Baru dalam beberapa menit saja, Dr. Steven sudah berhasil memantai 1 episode tunggal gangguannya.

“Kau cukup berambisi saat ini. Apa yang kau kejar ?”




Hening.


Maiden terdiam.



Benar, apa yang dia kejar dengan semua ini. Kenapa dia melakukannya. Berusaha memecahkan keberadaan Rey yang sudah sesuai dugaan awal, jika merupakan tanda halusinasi dari psikosis-nya.



“Kurasa aku hanya ingin berhenti di anggap gila.” Sahut Maiden kemudian.



Tapi tentu itu bukan jawaban yang Dr. Steven inginkan. Bukan juga hal yang Dr. Steven percayai.


Ia mendekat kearah Maiden. Mencondongkan tubuhnya ke depan dan membuat Maiden berjaga dengan khawatir.



“Maka kau, harus berhenti sekarang.”

Final. Hanya itu yang diucapkan Dr. Steven.

“Maaf Dr. Aku tidak bisa.”

“Lalu apa kau yakin, jika sosok Rey yang kau temui semalam, itu adalah nyata ? bagaimana jika dia berasal dari potongan halusinasimu yang berlanjut menuju episode gejala mentalmu yang selanjutnya ?”

Maiden merasa sangat terintimidasi. Dan dia tidak suka.

“Kau sendiri yang bilang jika aku tidak gila. Lalu apa aku menyebutnya sekarang ?”



Dr. Steven menggela nafas. Ya, ia salah akan beberapa hal.
Membiarkan Maiden mengingat penggalan memorinya yang ia hapus sendiri dengan membiarkan Maiden ke makam Reygan, atau mengizinkan Maiden mencari tahu tentang kebenaran yang sebenarnya tidak ada.


[FF] ICARUS •MarkhyuckTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang