Who are you ?

142 27 10
                                    


Vote, comment dan share

sorry, typo bertebaran.

(Cast di desc)

Happy reading.

.

.

.






"Bagaimana ?"

Setengah berbisik Maiden menanyai Reygan ketika lelaki itu terlihat menatap


DIRINYA.










Ya, atensi Reygan sejak ia menapakkan kaki kedalam kelas, bahkan tatapan mata-mata yang terlihat heran dan bingung karna termakan cerita dari Zhetio pagi tadi.

lelaki itu menatap Maiden. Hanya menatap. tidak melakukan apapun.

Maiden yang semula terlihat risih semakin risih.

Karna tatapan itu tidak mengandung ekspresi apapun.



Seolah tau arah pembicaraan yang dimulai Maiden, Reygan membenarkan posisi duduknya, dan untuk pertama kalinya selama hampir 15 menit Reygan mengganti topik tatapannya pada hal lain.


Didalam laci meja Maiden .

Kado darinya.




"Mereka hanya bertanya. Kenapa Nika selalu mengatakan maaf dan menyebut namaku setelah sadar."

Maiden menggingit sudut bibirnya.

Setidaknya jauh dari ekspektasinya tentang Nika Noona yang akan mengatakan jika Reygan yang menyakitinya malam itu, Nika malah meluapkan rasa bersalahnya.

"Kenapa harus polisi ?" Ujar Maiden terlihat tidak senang.




Reygan mengedikkan bahunya.

"Kurasa karna ayah Nika adalah polisi yang punya jabatan cukup tinggi. Jadi dia tinggal tunjuk saja bawahannya untuk menyusulku."

Maiden tertegun sesaat.



Reygan memang benar-benar gila. Ia mencari masalah dengan anak seorang polisi.

Lalu kemudian pikirannya bergeser pada gadis belia yang kini harus berada di rumah sakit, bahkan sampai ia terbangun pun, ia bukannya mengatakan jika Reygan menyakitinya, tapi malah meminta maaf.



Apakah siksaan yang dia lakukan dulu bersama yang lain semenyeramkan itu hingga meskipun Reygan membalasnya dengan menyakiti atau bahkan mungkin merenggut nyawa mereka, tidak bisa menebusnya?


Bulu Maiden tiba-tiba meremang.

Semua itu benar-benar diluar ekspektasinya.




"Apa kau akan mengembalikan itu ?" Tanya Reygan yang membuat Maiden sedikit bingung. Tapi kemudian tau jika arah mata lelaki itu mengarah pada kado darinya di dalam laci Maiden.



"Iya. Aku tidak bisa menerimanya. Itu terlihat se..."

"Ternyata kau sama saja." Reygan bangkit dari bangkunya dan berjalan keluar.

Ada sedikit perubahan ekspresi diwajahnya. Ia terlihat sedikit kecewa atau mungkin sedih.






Meski Maiden tidak tau apa maksud lelaki itu,

Maiden juga jadi sedikit merasa bersalah.




...





Maiden berjalan bersama Axel masuk ke pelataran kompleks rumah mereka.

[FF] ICARUS •MarkhyuckTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang