"Aku mencintaimu."
Keduanya berciuman, tangis Ale bercampur antara bahagia dan sesak bersama lesatan ribuan anak panah yang merenggut kehidupan kedua insan itu. Bagi keduanya tak ada penyesalan. Akhirnya Aleandro dan Derrick bisa tetap bersama...
... Dalam kematian.
-TAMAT-
"WHAT THE-," umpatan yang entah keberapa kali kuucapkan dalam beberapa menit ini, "apa-apaan! Masa ending kek gini sih?!!"
Ini benar benar menjengkelkan, sudah seminggu lebih kutunggu update ending novel ini, tapi apa ini? Sad ending?! Benar-benar buat kesal saja.
Light in the night, salah satu novel BL terfavorit yang pernah kubaca. Bagiku yang seorang mahasiswi biasa, membaca sebuah novel disaat luang adalah syurga diantara kejenuhan dalam tumpukan skripsi dan bacotan dosen yang menyebalkan. Tapi kali ini bukan rasa senang yang kudapat, melainkan marah dan sedih bercampur aduk karena akhir tragis yang didapat oleh kedua tokoh.
"Ni author kejam banget dah, udah buat masa lalunya kelam, tantangan yang berat, eh ending nya juga sad!!", Ketus ku penuh kekesalan.
Kuacungkan jari tengah ke udara, " dear author, gw kutuk lu jadi jomblo Ampe lumutan !!"
Setelah acara misuh-misuh selesai, ku putuskan untuk membaringkan tubuh diatas kasur tersayang, dan melempar handphone kesembarang arah, perlahan mataku terpejam.
•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•
Mataku mulai terbuka, lalu refleks meregangkan otot otot yang kaku pasca tidur. Ini benar benar nyaman, sudah berapa lama aku tidur senyaman ini? Ingin rasanya kembali bergelung didalam selimut, tapi aku harus berker-.
Keningku mengernyit, heran. Tak ada pemandangan ruangan sederhana dan berantakan khas kamar seorang Amelia Laura intan, melainkan sebuah kamar luas dengan furnitur klasik nan mewah.
... Sebenarnya ini dimana?
Tanpa berpikir panjang, aku putuskan untuk jelajahi ruangan itu dan menemukan cermin raksasa yang membuatku terkejut. Bukan karena hiasan permata, tapi bayangan yang terpantul didalamnya.
Bayangan itu tak memunculkan seorang wanita melayu dengan mata dan rambut hitam yang khas, melainkan seorang gadis kecil berambut warna steel-pink , mata Orchid dengan binar bintang didalamnya, warna yang tidak wajar bagi ukuran orang normal namun sangat serasi saat dipadu Wajah yang begitu rupawan seperti boneka porselen.
Plak!
Warna kemerahan timbul saat tamparan mengenai pipi mulus ini dan rasanya sakit !
Berarti... INI BUKAN MIMPI?!
Tiba tiba suara pintu terbuka disusul dentuman benda jatuh, membuatku terkejut dan membalikkan badan kearah asal suara.
Ada dua orang wanita dengan baju hitam-putih ala pelayan Victoria menatap ku penuh keterkejutan.
"Nona muda sudah sadar!!" Seru salah satunya yang berambut cokelat madu.
"Saya akan mengirim surat untuk tuan besar," ucap wanita satunya lagi yang berambut oranye lalu bergegas pergi, sedangkan si rambut madu menghampiri ku.
"Syukurlah nona kami sudah sadar, kami sangat khawatir, sudah tiga hari anda tertidur," cerocos si rambut madu, penuh semangat sembari menggenggam kedua tanganku, "apalagi dokter yang mendiagnosa nona tidak akan bertahan lebih dari 15 hari."
Kerutan keningku semakin kusut saat menyadari aku mengerti apa yang dikatakan si rambut madu walaupun bahasa yang digunakan terasa asing ditelingaku, otakku seketika penuh oleh hal-hal negatif , membuat ku semakin pusing.
"Nona," panggil si rambut madu, membuat ku tersentak, "anda tidak apa-apa? Wajah anda terlihat tidak baik-baik saja."
"kamu... Siapa?"
Beberapa saat kemudian setelah seorang dokter datang dan mendiagnosa aku mengalami amnesia, Anne si rambut madu langsung memelukku sembari menangis seolah amnesia sama saja dengan mati.
"Maaf atas tindakan saya yang tidak sopan," ucap Anne, buru-buru melepas pelukannya, menghapus jejak air mata di pipinya.
"Tidak apa-apa, Anne," ucapku sembari menepuk pundaknya, menenangkan gadis didepanku agar menghentikan tangisnya.
"Dan bisa ceritakan tentang 'aku'?"
Setelah mendengar beberapa informasi tentang 'aku', mendadak rasa pening menyerang kepalaku.
"Tadi... Kamu bilang siapa namaku?" Tanyaku memastikan.
"Emmalya de Lacrux, nona" jawab Anne, mempertegas fakta yang tidak ingin aku dengar.
"Dan aku adalah putri tertua dari Duke de lacrux?" Anne menggaguk mengiyakan.
Rasa pening yang ku rasakan kian menjadi saat satu fakta yang harus kutelan bulat-bulat, aku masuk kedalam Novel kesayanganku, light in the night, dan...
... BAGAIMANA BISA AKU MERASUKI TUBUH EMMALYA SI ANTAGONIS?!
Dari sekian banyak karakter kenapa harus Emmalya yang notabenenya antagonis yang mati dengan tragis?
Aku tertawa penuh ironi, apa ini hukuman karena mengutuk seorang author?
Kugelengkan kepala, berusaha berpikir dengan jernih, kulirik Anne yang masih setia berdiri di sampingku.
"Ada yang anda butuhkan, nona?" Tanya Anne saat menyadari tatapan ku.
"Uhmm.. apa kau tau dimana du- euh maksudku ayah sekarang?"
Anne menatapku ragu bercampur iba, "tuan sedang berada di distrik Vourthemout, ada pertemuan dengan Baron Themounty disana dan akan kembali sebulan lagi, nona."
Keningku mengerut bersamaan dengan kepalaku yang berkerja keras menggali memori tentang isi novel. Alur novel dimulai saat Ale datang ke kediaman Lacrux bersama sang Duke yang baru kembali dari pertemuan dengan seorang Baron dan kesimpulan yang kudapat, prolog akan dimulai bulan depan.
Senyumku mengembang saat rencana sudah tersusun rapih dikepalaku.
Mari kita ubah nasib!!
-
-
-Masih tetep sama yaa diawali dengan tamat dan makian😅😅
Dikarenakan banyak yang nanya, disini aku cuma mau mempertegas, Ale 100% laki-laki tulen ya, dan BL artinya boy love atau lebih dikenal dengan gay.
Jangan lupa vote+comennyaa
KAMU SEDANG MEMBACA
Evil Sister In Novel BL(REVISI)
FantasyEmmalya de Lacrux si antagonis terkejam dalam sebuah novel bl, light in the night, sekaligus kakak angkat yang membuat masa kecil protagonis, Aleandro, menjadi suram dan juga salah satu tokoh yang ditakdirkan mati ditangan Derrick, sang putra mahkot...