Keringat ku menetes, dengan deru nafas yang kian memburu sedangkan mataku tertuju pada satu titik. Tanganku teracung, membiarkan hawa aneh yang mengalir dalam tubuhku merambat udara.
"Sekarang selimuti media dengan Manna milikmu, jangan terburu-buru, pelan pelan , baru gerakan sesuka hatimu. Tapi ingat tetap jaga aliran manna mu keluar secukupnya," seru Gabriel yang berada beberapa langkah dariku.
Aku mengangguk, mengikuti instruksi yang diberikan Gabriel. Perlahan buku yang berada diatas meja itu mulai terangkat, berputar, namun tak lama buku itu terjatuh dengan lembaran yang berserakan.
"Eugh... Ini lebih sulit dibandingkan teleportasi," ucapku sembari membaringkan tubuhku diatas lantai kayu, kelelahan. Lebih dari setengah jam aku belajar untuk menggerakkan benda dari jauh, namun terus menerus gagal.
Yaah kami latihan di tempat kerja Gabriel. Aku tak menyangka, di toko mungil itu terdapat ruangan luas yang cukup nyaman.
"Tentu saja, teleportasi hanya membutuhkan titik koordinat penerima, seperti surat. Sedangkan telekinetik membutuhkan aliran Manna yang stabil untuk memanipulasi media dari jarak jauh," jelas Gabriel, "payah, seharusnya kau sudah menguasai pengendalian Manna sebagai dasar."
"Itu sangat melelahkan", keluhku, mengingat kembali saat aku harus mengeluarkan Manna dikit demi sedikit dalam jangka waktu tertentu sembari menjaga nya tetap stabil dan aku harus mengulangi nya berulang kali.
"Ya itu karena kau lemah, bodoh. Tubuhmu memang sanggup menampung Manna tapi tidak saat mengalirkan nya."
Aku merenggut, kesal, bangkit lalu membereskan barang-barang ku. Tanpa pamit, aku berteleportasi kembali ke kediaman Duke Lacrux.
Tubuhku langsung melesak nyaman diantara empuknya kasur, tak lama kemudian aku sudah menjelajahi mimpi. Tapi, tak lama kesadaran ku tersentak saat menyadari satu hal. Aroma, furniture bahkan suasana kamar yang familiar tapi ini bukan kamarku.
"Bagaimana belajar nya? Apa menyenangkan?" Tanya Duke Lacrux tanpa mengalihkan pandangannya dari lembaran dokumen yang tengah dibacanya.
Ku paksakan senyum, "iya ayah sangat menyenangkan."
Yaps! Aku salah menentukan titik koordinat sehingga tersasar ke dalam kamar ayahku dan parahnya aku sempat tertidur di kasurnya.
Tenggelamkan aku sekarang! Seruku dalam hati, menahan malu.
"Jangan lupa besok ada perjamuan kembalinya Rafellio, jadi bersiaplah dan datanglah bersama Ale," suara datar sang Duke membuatku merinding.
Kuanggukan kepala, "baik ayah," lalu terburu-buru aku turun dari kasur dan bergegas keluar, namun sebelum nya aku memberi hormat pada Duke Lacrux.
"Beristirahatlah yang cukup," pesan sang Duke sebelum tubuhku benar benar menghilang dari balik pintu.
•••
"Kenapa baru pulang?" Tanya Derrick yang sedang berbaring di sofa saat melihat ku masuk.
Langkahku membawaku kearah lemari, membukanya lalu asal mengambil baju di dalamnya,"bukan urusanmu, lagipula kenapa kau kemari? Bukankah ayah ku sudah memberikan kamar khusus untuk mu?"
"Kamar itu tak nyaman, berbeda dengan kamarmu," jawab Der saat aku keluar dari kamar mandi dengan piama tidurku.
Kutatap bayanganku di cermin, sedangkan tanganku menyisir helaiannya yang sedikit bergelombang dengan posisi berdiri membelakangi Der.
KAMU SEDANG MEMBACA
Evil Sister In Novel BL(REVISI)
FantasyEmmalya de Lacrux si antagonis terkejam dalam sebuah novel bl, light in the night, sekaligus kakak angkat yang membuat masa kecil protagonis, Aleandro, menjadi suram dan juga salah satu tokoh yang ditakdirkan mati ditangan Derrick, sang putra mahkot...