Boom!!Cryot itu meledak namun tubuh lady itu berubah menjadi potongan berserakan bersama darah yang berceceran di lantai menciptakan jeritan panik orang-orang dan mengubah suasana menjadi riuh, orang-orang berlarian, berusaha menyelamatkan diri. Tubuhku mulai terhimpit kerumunan, bahkan aku merasa beberapa kaki menginjak sepatuku.
Sialan! Sepatuku jadi kotor!
Beberapa bangsawan yang memiliki sihir berusaha menyerang dengan sihirnya, namun itu tidak mempan, bahkan membuat tubuh cryot itu semakin membesar. Entah darimana kobaran api muncul mengelilingi ruangan, memblokir akses keluar, sedangkan didepan kami cryot menghadang. Kami terjebak.
"Sial," makiku tepat saat tubuhku mulai terdorong keluar kerumunan dan berakhir terperosok jatuh tepat didepan seekor cryot yang kini sudah sebesar tubuh orang dewasa, mulutnya yang dipenuhi darah setelah menggerogoti tubuh lady dan beberapa bangsawan yang mati tergeletak di tanah. Makhluk itu tertawa layaknya hyena yang mengejek ketidakmampuan mangsanya.
Makhluk itu melesat, berusaha menyerang, namun dengan sigap tubuhku berkelit, mengambang di udara.
"Makhluk sialan," lidahku berdecih saat kudengar beberapa wanita menjerit dibelakangku, "kalian membuat pesta Rafellio kacau."
Kuangkat tanganku diudara, melepaskan aliran mana milikku membuat semuanya menjadi bergerak melambat, sekarang aku bisa merasakan semuanya, setiap detak jantung orang-orang yang ketakutan dan para cryot, setiap tarikan nafas dan pergerakan, semuanya kini jelas. Jemariku mulai mengepal, mengumpulkan atom-atom udara menjadi satu, memadatkannya menjadi sebuah tombak secepat kilat
Tak hanya satu dua saja, ada ribuan tombak yang kuciptakan. Suara kikikan para cryot yang awalnya terdengar mengejek berubah jadi Geraman amarah saat sebuah benteng sihir tercipta melindungi para bangsawan dan pelakunya? Aku tentu saja. Dengan satu hentakan tangan, semua tombak itu melesat jatuh layaknya hujan, mencabik-cabik tubuh para monster berbulu itu.
Senyumku mulai mengembang, sangat tipis, entah mengapa teriakan putus asa yang beradu dengan suara daging yang tercabik dari tubuh para cryot itu menggelitik hatiku. Kudengar beberapa wanita menjerit, ngeri, saat lantai marmer yang disepuh dengan begitu indahnya berubah menjadi genangan darah dan tumpukan bangkai.
Tubuhku turun, lalu kakiku melangkah menuju pintu keluar, tanpa memedulikan ujung gaunku yang kotor oleh darah ataupun potongan tubuh yang kuinjak. Api sudah padam, tombak yang kuciptakan pun mulai melebur menjadi abu yang mulai berterbangan di udara dan menghilang, seolah tombak-tombak itu hanyalah khayalan.
Hanya tinggal puluhan orang yang selamat, beberapa mengalami luka bakar atau cidera ringan, tapi nasib mereka lebih baik daripada tubuh-tubuh yang tergeletak tak bernyawa dengan keadaan yang mengenaskan, entah karena terbakar hidup-hidup ataupun tercabik tak utuh.
Perlahan para bangsawan itu mundur, memberiku jalan. Hening, tak ada lagi percakapan menyenangkan lagi, hanya ketakutan yang tersisa didalam mata mereka seolah pesta yang meriah sebelumnya hanya mimpi. Langkahku terhenti tepat didepan pintu dengan ukiran emas yang tak lagi indah, lalu kudorong pintu itu, terkunci, jadi kuputuskan untuk meledakkannya dengan sisa-sisa manna yang kumiliki.
Debuman disusul dengan debu yang berterbangan membuatku terbatuk, mataku bergulir menatap kumpulan manusia yang menatapku dengan perasaan campur aduk, tapi disisi lain aku tau mereka merasa lega karena sudah kuselamatkan.
"Apalagi yang kalian tunggu?" Tanyaku membuat mereka saling menatap, ragu.
"Semuanya aman," tukasku, berusaha menahan kakiku yang kini sudah seperti jeli, lalu kujentikkan jari, menciptakan sebuah kupu-kupu bercahaya kekuningan, "dia akan berubah menjadi merah jika ada bahaya yang mendekat."
KAMU SEDANG MEMBACA
Evil Sister In Novel BL(REVISI)
FantasyEmmalya de Lacrux si antagonis terkejam dalam sebuah novel bl, light in the night, sekaligus kakak angkat yang membuat masa kecil protagonis, Aleandro, menjadi suram dan juga salah satu tokoh yang ditakdirkan mati ditangan Derrick, sang putra mahkot...