"Aleee!!" seruku langsung menubruk tubuhnya, memeluknya erat.
"U-ugh... K-kak sesak," keluh Ale yang membuatku langsung melepaskan pelukanku, dan melihat wajahnya yang memerah.
"Ahh...maaf, aku hanya terlalu bersemangat karena merindukanmu," ucapku sembari mengelus pipinya lembutnya yang entah mengapa jadi tambah merah.
Ale memalingkan wajahnya, kembali menatap buku yang tadi dibacanya, "aku juga merindukan kakak," cicitnya.
"Hah? Apa? Aku tak mendengar nya," tanyaku, menggoda.
"Aku... Aku juga merindukan kakak."
"Ahh... aku seperti mendengar suara dengung nyamuk."
"AKU MERINDUKAN KAKAK!" Seru Ale dengan wajah yang Semerah tomat.
Tawaku pecah, oh Lihatlah Ini sangat menyenangkan! apalagi Kini Ale menyembunyikan wajah nya dengan buku yang sedang ia baca, meninggalkan leher dan telinganya yang ikut memerah membuatnya tampak lucu.
"Kak... Kumohon hentikan," mohon Ale masih menenggelamkan wajahnya dibuku itu, hingga suaranya sedikit terendam.
Aku usap ujung mataku yang berair, "baiklah-baiklah," ucapku disela sisa tawa, "kau lucu sekali, masih saja malu malu kucing seperti itu setelah 3 bulan lebih tinggal disini, kau harus mulai terbiasa Ale."
"Sayangnya aku takkan pernah terbiasa," bisik Ale.
"Huh?" Tanyaku sedangkan tangan ku mulai mencomot cemilan yang ada di atas meja sembari memandangi Ale, "apa yang tadi kau ucapkan?"
"Tidak ada."
Setelah itu hening, tak ada obrolan diantara kami, sesekali terdengar suara kertas yang dibalik Ale dan kunyahan biskuit yang kumakan, hingga sebuah ketukan disusul suara pelayan yang membuat wajah Ale memucat.
"Tuan muda, air nya sudah sudah siap."
Ale menatapku horor saat senyum jahatku muncul.
•••
Tubuh mungil itu tenggelam diantara busa bathtub yang melimpah, aroma wangi yang menguar dari kelopak bunga yang berserakan memanjakan penciuman. Sedangkan jemari ku bergerak memijat disela sela rambut silver milik Ale yang terasa semakin halus.
Yahh aku sedang membantu Ale mandi, dalam arti yang sebenarnya. Karena Ale belum terbiasa dilayani, jadi aku berinisiatif untuk membantunya menggosok punggungnya atau mengeramasi rambutnya. Walaupun beberapa kali aku mengerjainya.
"Apa airnya terlalu panas?" Tanyaku saat melihat leher dan telinganya memerah.
"Tidak, ini sudah cukup," jawab Ale, "Kenapa kakak terus melakukan ini? Aku bisa melakukannya sendiri."
"Bangsawan itu harus terbiasa dilayani."
"Tapi kak, kenapa kakak melakukan ini semua? Padahal ada pelayan, aku jadi merasa merepotkan kakak."
"Jangan berbicara omong kosong, kau ini adikku, kau tak merepotkan, malah aku senang bisa menghabiskan waktu bersama dengan mu,"
"dan satu lagi, tak usah merasa sungkan, aku tau kau tak nyaman dilayani para pelayan yang terasa asing bagimu," tegasku, jujur saja aku juga merasakannya saat pertama kali hidup sebagai Emmalya.
Sesaat Ale terdiam," kak, sepertinya aku rasa sudah cukup lama aku mandi, bisakah kakak siapkan baju untuk ku?" Pintanya.
Aku mengangguk, setelah membasuh tangan, tubuhku melenggang dari kamar mandi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Evil Sister In Novel BL(REVISI)
FantasyEmmalya de Lacrux si antagonis terkejam dalam sebuah novel bl, light in the night, sekaligus kakak angkat yang membuat masa kecil protagonis, Aleandro, menjadi suram dan juga salah satu tokoh yang ditakdirkan mati ditangan Derrick, sang putra mahkot...