Dingin semakin menusuk bersamaan dengan massa musim dingin kian mendekat. Diantara bingkai jendela yang terbuka remangnya cahaya mentari merambat masuk kedalam kamar ku. Mataku bergulir, melihat betapa berantakan nya meja belajar ku. Beberapa buku berserak bercampur dengan tumpukan surat yang dikirim oleh para bangsawan.
"Capeknya," keluhku sembari merenggangkan otot otot yang kaku, lalu kepala ku terbenam dalam tumpukan kertas itu sembari menutup mata perlahan bersamaan dengan ingatan-ingatan ku yang menyeruak masuk.
Di kehidupan sebelumnya, aku hanyalah gadis biasa berumur 21 tahun yang sedang merasakan bangku mahasiswa disebuah universitas ternama. Aku ingat, betapa berkerja kerasnya aku dulu demi mendapatkan pengakuan dari orang tuaku, tapi aku malah terjebak di dunia ini dan tak bisa mengetahui bagaimana keadaan tubuh lamaku.
Apa aku yang sebelumnya sudah mati? Tanyaku dalam hati dengan rasa sedikit tak rela. Sesaat aku merindukan kehidupan lama ku, teman teman ku dan makanan yang Tidak bisa lagi aku rasakan.
Ugh... Jadi kangen seblak.
Kuhela nafas, begitu juga dengan kehidupan ku kali ini, aku terus berusaha mencari cara agar tetap bertahan hidup agar tidak berakhir tragis seperti novel aslinya, selain itu tuntutan akan kata sempurna yang harus aku dapatkan demi bisa berdiri tegak dengan reputasi nama keluarga Duke Lacrux. Awalnya aku sangat kesulitan menanggung beban itu, tapi, sekarang tidak lagi, ada Ale yang membantu ku.
Senyum ku mengembang saat mengingat kembali kenangan bersama Ale, untuk bocah seumurannya, Ale terlalu dewasa. Belum lagi kecerdasan nya yang begitu mudah menyerap informasi dan melakukan etiket bangsawan yang merepotkan itu seolah ia sudah terbiasa. Sangat berbeda dengan dengan yang digambarkan di novel, Aleandro terkenal dengan sifatnya yang naif. Aku ingat adegan saat Derrick yang mengajari etiket dan beberapa ilmu agar Ale tidak mengalami kesulitan menghadapi bangsawan yang picik.
Tolong jangan benci saya lagi.
Kata kata yang Ale ucapkan di pertemuan pertama kami kini mengganggu ku. Kata kata itu terasa janggal.
lagi...
Keningku mengernyit, kenapa Ale berbicara Seolah-olah saat itu bukan pertama kalinya kami bertemu? Jelas sekali didalam novel ini pertemuan pertama antara Aleandro dan Emmalya. Apa jangan-jangan...
Ku gelengkan kepala, membuyarkan praduga yang membuat kepala sakit. Sekarang aku harus melakukan hal yang paling penting, mengisi perut ku yang keroncongan, mungkin beberapa potong kue kecil bisa mengganjal rasa lapar.
Berbekal mantel pengusir rasa dingin, aku bergegas kearah dapur, melewati lorong gelap, sesekali merapatkan mantel karena hembusan angin yang terasa menusuk.
Sebenarnya aku bisa memanggil pelayan, tapi, tidak, aku merasa tak tega jika harus mengganggu jam istirahat mereka di tengah hari yang dingin hanya karena sepotong kue.
"Derrick," suara dingin Duke terdengar menghentikan langkahku saat tepat berada di sebuah pertigaan, penyambung ruang kerja Duke lacrux dan lorong menuju dapur. Cepat-cepat tubuh ku menempel di dinding, bersembunyi.
"apa? Jangan menyentuh putrimu?" Suara datar khas seorang pria puber terdengar, membuat tanganku merasa gatal ingin menyumpal mulutnya, "tak usah anda peringatkan saya juga saya tidak tertarik menggunakan putri anda."
"Jaga ucapan mu," tekan sang Duke, "ini peringatan terakhir."
Suara Duke Lacrux menggema, tersirat tekanan disetiap katanya, membuat ku penasaran siapa lawan bicara ayahku, dia pasti orang yang luar biasa sampai-sampai sang Duke agung dari tanah selatan menahan diri tak langsung menebas orang itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Evil Sister In Novel BL(REVISI)
FantasyEmmalya de Lacrux si antagonis terkejam dalam sebuah novel bl, light in the night, sekaligus kakak angkat yang membuat masa kecil protagonis, Aleandro, menjadi suram dan juga salah satu tokoh yang ditakdirkan mati ditangan Derrick, sang putra mahkot...