Bebas (🦌🦅🐧x🐕)

6.1K 315 86
                                    

"Jake, kamu dipanggil Pa Heeseung ke ruangannya, noh. Kamu ga bikin gara-gara lagi kan?" Tanya Sunghoon, saingan rangking satu-nya Jake, kepo.

"Ga Lah! Aku udah coba jadi murid baik! Lagian si bapak seneng amat manggil aku, naksir aku apa?"

Sunghoon noyor kepala Jake,

"Si tolol! tapi bener juga sih, bukannya cari istri, malah suka godain Kamu. Jangan-jangan kamu suka diimingin nilai bagus ya makannya suka dipanggil berduaan?"

"Iya nih aku jual badan ke si bapak. Sirik? makannya punya badan tuh dipake, tolol!" balas Jake menoyor Sunghoon dan langsung berlari ke ruang kepala sekolah.

"Jake, bapak tau semakin sini nilai kamu terus meningkat, terutama di bidang fisika dan matematika. Bapak bangga, dan sekarang waktunya kamu mutusin mau gimana ke depannya. Bapak sarankan kamu ikut seleksi beasiswa perguruan tinggi. Hitung-hitung untuk bekal kamu nanti." Heeseung menunjukkan selebaran formulir. Jake tersenyum antusias, menerimanya.

"Bapak rasa kamu sudah memenuhi syarat. Kamu ga ada niatan buat nikah cepet kan?" Heeseung memastikan. Jake was-was.

"Emang kenapa pak?"

"Peserta beasiswa tidak boleh menikah dulu sebelum tamat studi. Begitu pula beasiswa tidak bisa diklaim bagi peserta yang sudah pernah menikah atau sedang dalam ikatan pernikahan. Itu akan mempengaruhi penilaian." Jelas Heeseung mendetail.

"Si cantik kenapa sih cemberut mulu, senyum dong!" ujar Sunghoon sambil unyel-unyel pipi Jake, menarik kedua pipinya hingga terbentuk senyuman di wajah Jake.

"Ish sakit bego!" Jake nampar tangan Sunghoon. Kantin sedang sepi jadi mereka bisa berisik semaunya, tapi Jake tidak mood bergosip atau bercanda. Sunghoon duduk di sampingnya.

"Masalah sama pa Heeseung? Nilai kamu turun apa dapet tugas tambahan? cerita sini sama aku." Sunghoon merangkul Jake. Jake mendengus dan menggeleng. Mereka saling bersandar bahu.

"Aku ga bisa dapet beasiswa, Hoon."

"Kenapa ga bisa?"

"Bapak bilang ga bisa buat orang yang udah pernah nikah." Jake mengigit bibirnya, suaranya gemetar, ia sangat frustrasi.

Sunghoon menatapnya prihatin. Hanya segelintir orang yang tahu, saat Jake berusia 15 tahun ia memang pernah menikah secara resmi dengan seorang pengusaha muda bernama Jay. 

Sunghoon tau orangnya, bahkan pernah menonjoknya karena Jay itu tipe suami yang jarang pulang ke rumah. Jake selalu cerita pada Sunghoon tentang kehidupan nikah paksanya itu. Hingga saat jatuh talak, Jay masih belum menandatangani surat perceraian.

Sunghoon mengusap helai rambut sahabatnya itu perlahan. Ia tidak bisa melihat Jake terpuruk.

"Kita memang bukan dari kota besar yang harus bersaing ketat, Jake. Segitu pengennya kamu kuliah dan ninggalin aku?"  Sunghoon dan Jake bertatapan, saling menyalurkan rasa.

"Kamu yang ninggalin aku! Kamu udah meniti karir jadi model di kota sebrang, banyak panggilan. Wajar kamu ga mau nerusin sekolah karna udah punya banyak duit!" Jake emosional.

"Kalau aku ga kuliah aku bakal tetep jadi beban orang tua." Jake berkaca-kaca, hening menerpa sampai akhirnya Sunghoon menggenggam tangan Jake.

"Ayo kita nikah. Kalau kamu ga mau jadi beban ortu, kamu jadi beban aku aja. Aku sanggup ko biayain kamu kuliah, ga perlu beasiswa segala." Sunghoon tersenyum tulus.

Jake paham meski mereka seumuran, Sunghoon lebih mature dari segala aspek. Tapi Jake juga tau diri. Perasaan Jake pada Sunghoon belum sampai pada ranah pernikahan dia masih trauma dengan Jay.

Lil' Aussie Boy [All X Jake]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang