Singer (🐺🐥x🐕)

7.7K 333 43
                                    

"Christopher! Wait!" Remaja mungil berfreckles itu lari mengejar teman sepermainannya, menyusuri terjalnya karang.

"Hurry up Felix, you gonna miss something!" Christopher atau yang akrab dipanggil Chan itu berteriak dari sisi karang yang lain.

Felix mendengus, temannya itu sangat suka berpetualang. Jauh dari pemukiman warga, menyusuri bukit, lembah, dan lautan.

Chan dan Felix hidup di pesisir Albany, kota kecil yang asri dengan pantainya yang berhadapan langsung dengan samudra Hindia.

Felix berhasil mendarat di mulut tebing yang cukup besar. Di hadapannya kini ada sebuah goa.

Chan menyalakan senternya.

"Kayanya kita belum pernah ke sini."

Felix menggeleng.

"Bahaya, kita ga tau di dalem ada apa."

"OMG, lix its about the thrill. Apa sih yang lebih bahaya kecuali pas gua digigit ular? And i'm alive."

Bisa-bisanya Chan menganggap remeh hidup dengan alasan penasaran dengan mitos adanya mahluk aneh dalam hutan.

"Bisa aja di depan sana ada laba-laba pemangsa, kelalawar raksasa atau hantu?"

Chan tertawa.

"Kalau kita nemu sesuatu yang ga beres kita langsung balik lagi ke sini."

Felix mau tak mau setuju.

"I can hear you but I won't
Some look for trouble
While others don't-"

Chan bernyanyi keras di tengah gelapnya goa. Ia selalu merasa hampa tanpa bernyanyi.

"There's a thousand reasons
I should go about my day
And ignore your whispers
Which I wish would go away"

Begitu juga Felix, ia bernyanyi agar rasa takutnya hilang. Mereka tertawa bersama.

"Oh, oh, oh
Ah ah~"

Barusan itu suaranya berasal dari ujung goa. Chan dan Felix membeku seketika. Felix menahan Chan yang hendak mendekati arah suara.

"Ayo balik-"

Belum selesai Felix bicara, pijakan kaki mereka tidak stabil. Mereka jatuh ke dasar goa.

"Owh!!!" Felix meringis. Pelipisnya berdarah dan kakinya keseleo.

"OMG FELIX ARE YOU HURT? Tahan sebentar kita akan cari jalan keluar."

Chan kesulitan melihat, cahaya senter meredup karena terbentur.

Tiba-tiba saja bebatuan di sekitar mereka bercahaya pendar, berwarna-warni menenangkan. Stalaktit dan stalakmit seperti ditempeli intan-intan.

Di hadapan mereka terdapat setumpuk batu yang disusun menyerupai tahta raja.

Mereka melihatnya, mahluk mitos dalam kisah Odysseus. Siren.

Siren itu bergumam, senada dengan nyanyian Chan dan Felix. Suaranya sangat merdu diiringi harpa dalam genggamannya, membuat mereka takjub. Sayap kecilnya terbentang indah, matanya biru sempurna.

Luka Felix bersinar dan sembuh hanya karena suara siren itu.

"Hey yang kalian nyanyikan barusan, itu lagu apa?"

Hening siren itu merasa terabaikan.

"Aku Jake, mau jadi temanku?"

Jake menggenggam tangan Felix dan Chan, tersenyum menawan. Suaranya yang bagai malaikat memikat Chan dan Felix untuk ikut tersenyum.

"Tentu! Aku punya banyak lagu yang ku arasemen sendiri, mau coba dengar?"

Mereka bertiga bernyanyi sepanjang hari, Jake senang punya teman baru.

"Sepertinya hari sudah malam, kami harus pulang."

"Um, ikuti saja jalan itu, kalian akan tiba di sisi pantai."

"Andai kau manusia, aku pasti akan membawamu ke rumah."

Jake tertawa,
"Tidak masalah, datanglah lagi besok. Kita bernyanyi bersama."

Felix dan Chan mengangguk sebelum akhirnya pulang.

Mereka menghabiskan banyak waktu untuk mengunjungi dan bernyanyi bersama Jake, momen-momen berharga yang tak terlupakan.

Itu adalah kejadian satu bulan yang lalu, sebelum akhirnya warga setempat mengetahui keberadaan Jake dan memenggal kepalanya.

Mereka takut Jake si siren akan memangsa pemuda-pemuda setempat, tanpa tau bahwa Chan dan Felix terlanjur mencintai nyanyian Jake dari lubuk hati mereka yang terdalam.




Ini fantasi requestnya Yrc_18.
Nanti aku bikin genre lainnya^^

Semoga suka ya❣️

Lil' Aussie Boy [All X Jake]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang