lets start ~
Hari ini adalah hari dimana dua belas orang ini melakukan pencarian. Dengan kuda mereka sendiri tanpa ada pengawal yang menjaga dari belakang maupun samping juga depan. Mereka sengaja seperti itu. Sihir sangat berbahaya jika didekati lebih dari dua belas orang.Jaehyuk juga Haruto memimpin paling depan. Tapi tiba-tiba datang kerusuhan dari dua biang kerok. Siapa lagi kalau bukan Doyoung juga Yedam.
"Hei! Lama sekali! Kalian tidak mau berjalan lebih cepat?" Doyoung berteriak dari arah depan. Iya, dirinya juga Yedam menyerobot ke depan.
Yang melihat Doyoung juga Yedam hanya bisa menggeleng. Sepertinya mereka mulai memaklumi perlakuan nakal dua anak itu.
Sembari menuntun kuda mereka, Hyunsuk juga Mashiho sedikit berbincang, "orang dibelakang kita terlihat begitu misterius, kenapa Junkyu membawanya?" Tanya Hyunsuk.
"Entah, aku juga tidak kenal dengannya. Tapi aku dengar dari temanku yang notabenya kerajaan Cherid, dia adalah pembuat ramuan." Jelas Mashiho, Hyunsuk hanya mengangguk sekilas lalu kembali pada suasana yang memasuki hutan.
Udara semakin dingin, ini padahal pagi hari. Untungnya mereka semua sudah memakai baju khusus untuk melakukan pencarian.
Jihoon melepas tudungnya melihat kearah langit yang hanya ditutupi daun rindang. Cahaya ada disana, tapi hanya remang-remang.
"Harus jika kita memasuki hutan seperti ini?" Jeongwoo berbicara dengan nada suaranya seperti orang ketakutan.
"Jika tidak memasuki hutan, tujuan kita kemana?" Jawab Asahi dingin. Jeongwoo hanya diam mendengar jawaban singkat itu.
"Tidak ada jalan pintas selain hutan?" Tanya Mashiho.
"Eugene Fawcett almarhum kakekku mencari jalan pintas ke arah barat, tapi nihil tidak ada yang bisa dia jadikan jalan pintas. Hanya ini satu-satunya jalan yang bisa kita lewati, selagi kita bersama akan menjaga satu sama lain bukan?" Ucap Haruto yang di akhiri dengan pertanyaan.
Kalimat terakhir itu membuat beberapa orang untuk saling menjaga. Mereka tidak seharusnya menjadi rekan yang hanya mementingkan diri sendiri. Apa gunanya bersama jika tetap memisahkan diri? Tidak ada bukan?
...
Dua puluh menit berlalu, pepohonan tetap berada dekat mereka. Dedaunan itu tetap melambai menutupi cahaya matahari.
"Ayolah, sampai kapan kita terus berjalan." Jeongwoo mengeluh. Mereka terus berjalan dengan kudanya tanpa istirahat.
"Sebaiknya kita istirahat terlebih dahulu." Ucap Junkyu. Yang lain tidak menolak, dan berakhir turun dari kuda masing-masing dan duduk diatas tanah sambil meluruskan kakinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Journey of Dozen: Sorcery of Defence
FantasyMenghilangnya sihir itu membuat mereka harus bersatu. © goldenbllu 2022