LETS START"Aku tidak bisa membahasnya lebih ringkas, butuh waktu panjang untuk menjelaskannya. Aku juga tidak punya banyak waktu karena tugasku disini juga banyak. Sebelum kalian pergi, penjelasanku tentang sihir itu sudah harus lengkap ditangan kalian." Ucap Elincia panjang.
"Apa kalian tidak keberatan jika tinggal untuk beberapa hari disini?" Yang lain menatap manusia kecil itu setelah mendengar ajakannya. Mereka kira, perjalanan untuk mencari sihir itu tidak panjang. Ternyata sangat memakan waktu.
"Jika kami tidak merepotkan, hari juga sudah mulai malam. Kami akan menetap disini untuk sementara. Apalagi ada perempuan baru disini." Ucap Junkyu.
Elincia tersenyum. Dia memanggil penjaganya untuk menyiapkan tempat mereka menetap sementara.
Mereka diantar ke suatu tempat yang tidak jauh dari sana. Dimana letak tempat peristirahatannya? Ini benar-benar hanya lahan yang dipenuhi pepohonan rindang.
Beberapa saat kemudian, pohon didepan mereka yang dibilang cukup besar itu menunjukkan pintunya. Tidak hanya satu pohon, terdapat empat pohon yang akan menjadi tempat singgah mereka untuk beberapa hari kedepan.
"Silahkan..." ucap peri penjaga itu dengan sopan. Lalu dia kembali ke balai.
"Ini gila! Rumah pohon seperti ini akan menjadi tempat tinggal kita!" Jeongwoo terlihat sangat senang.
"Kita disini hanya untuk beberapa hari, setelah kita mendapatkan informasi yang lengkap dari petinggi peri Elincia, baru kita akan pergi." Jihoon berkata. Jeongwoo yang tadinya sangat gembira, menjadi lesu kembali karena menyadari bahwa mereka hanya menetap sebentar.
Kaki mereka melangkah, mendekati rumah itu. Tapi, "tunggu!" Junghwan baru sadar akan sesuatu membuat yang lainnya menghentikan langkah mereka. "Bagaimana dengan dia?" Tanya Junghwan sambil menunjuk Jane dengan jempolnya.
Hyunsuk dengan segera menggenggam tangan gadis itu rapat-rapat. "Dia bersamaku."
...
Sepotong roti itu masuk kedalam mulutnya. Sungguh, perutnya ingin sekali diberi makan.
"Jeongwoo, kau mendapatkan makanan itu darimana?" Tanya Jaehyuk.
"Dekat dapur ada keranjang penyimpan makanan. Kalau mau, ambil saja." Jawab Jeongwoo yang masih mengunyah rotinya.
Jaehyuk, Jeongwoo, Jihoon, Yoshi berada ditempat yang sama yang terletak dipaling pinggir. Sedangkan Junkyu, Mashiho, Junghwan berada di rumah pohon yang terdapat beberapa jamur diluarnya.
Yedam, Doyoung, Haruto, Asahi berada di rumah pohon dengan pintu yang berbeda dari ketiga lainnya.
Hyunsuk juga Jane hanya berdua di dalam rumah pohon yang terletak agak jauh dari yang lainnya. Awalnya, Yedam juga Doyoung ingin sekali berada disana dan Hyunsuk berkata jika mereka bisa berbagi tempat. Tapi, dengan Hadirnya gadis itu membuat mereka akan menjadi canggung.
"Hei, kita belum berkenalan bukan? Sudah sejauh ini kita belum saling kenal." Ucap Yedam sambil memukul meja pelan yang membuat Haruto juga Asahi yang tengah duduk di sofa melihatnya.
"Aku sudah tau dirimu." Kata asahi tanpa ada basa-basi.
"Tapi aku belum mengenalmu. Kau orang yang tiba-tiba diajak untuk ikut dalam pencarian sihir bersama Junkyu." Yedam ikut duduk diatas sofa dengan mengangkat kakinya diatas meja.
Doyoung datang dengan dua gelas bir dimasing-masing tangannya, "bagaimana jika kita minum? Aku sudah lama sekali tidak merasakan bir." Ucap Doyoung, tangannya yang memegang minuman itu memberi untuk yang lain. Asahi dan Haruto tidak menolak.
Disisi lain terlihat dua orang ini yang tengah berada dalam pikiran mereka masing-masing.
"Jane? Kenapa kau bisa tau keberadaan kami disini?" Hyunsuk bertanya untuk menghilangkan rasa kecanggungan yang sekarang sedang menyelimuti keduanya.
Jane menatap lelaki itu hati-hati dan, "Aku dikejar beberapa orang dari kerajaan yang berbeda dari kalian. Dan sampai aku berada ditengah hutan dan melihat beberapa jejak. Aku bisa mencium harum wangi tubuhmu, dan setelah itu aku berada disini."
Hyunsuk bingung, kenapa bisa Jane dikejar bangsawan? Bangsawan yang tidak dekenalnya pula. Ah lupakan, tapi benarkah jika Jane tau wangi tubuh Hyunsuk? Tidak mungkin menyengat bukan?
Letak duduk mereka yang awalnya renggang sekarang mendekat, tangan mereka bertaut membuat keduanya memerah.
Kondisi yang seperti ini yang Hyunsuk takutkan. Mereka diluar kendali sehingga bisa menyebabkan sesuatu.
"A-apa kau mau aku ambilkan makanan ringan?" Tanya jane gugup setelah memandang Hyunsuk dalam. Tangannya ia lepas dan beranjak dari duduknya.
Hyunsuk tersenyum kecil setelah Jane beranjak untuk mengambil makanan ringan. Ini suatu kemajuan, pikirnya.
Terlihat pangeran Junkyu sedang mencari-cari sesuatu. Junghwan yang sedari tadi melihatnya langsung berkata, "sedang apa?"
"Mencari informasi lain dari buku-buku ini. Kalau kita hanya menunggu, hari kita untuk menemukannya akan lebih lama. Dan orang-orang akan bersikap lebih parah dari biasanya." Junkyu terus membuka lembaran-lembaran buku itu.
Tapi tanpa disadari siapapun, seseorang tersenyum kecut.
Srak...
Srak...
Junkyu benar-benar tidak menemukan informasi yang berada didalam buku sihir ini. Yang hanya ditemukan adalah sifat-sifat dari sihir tapi,
Tiba-tiba sebuah pikirannya berkata, bagaimana jika mengambil sihir yang lain? Seperti kata ibu peri tadi, harus menemukan bukit itu agar menemukan sihir yang lebih banyak.
Pangeran dari kerajaan Regoria itu menutup buku tebal yang dia buka tadi. Dirinya duduk diatas kursi meja makan dan mencoba untuk berfikir lebih keras cara untuk mengambil sihir dari bukit Bellacre.
"Aku juga berfikir sama denganmu. Tapi sepertinya resiko yang kita ambil akan memperburuk keadaan." Ucap Mashiho tanpa melihat Junkyu. Matanya terus kedalam kertas yang sedari tadi ia coret.
Junkyu memejamkan matanya sebentar, yang dikatakan Mashiho ada benarnya juga. Tapi kalau terus seperti ini, akan sulit untuk menemukan sihir hilang itu. Keduanya memiliki resiko yang cukup besar.
"Aku ingin beristirahat," Junkyu beranjak dari duduknya dan menaiki tangga menuju atas yang disana terletak kamar tidur.
Mashiho juga Junghwan mengangguk, mereka kembali untuk melakukan aktivitas lain disini.
Bagi mereka yang bukan bangsawan sangat susah untuk membantu mencari sihir yang bahkan mereka belum tentu tau. Tapi, ini mereka jadikan pekerjaan yang sangat menguntungkan bagi mereka juga orang-orang lain disana.
Kedua belasan masih belum mengetahui siapa yang mencuri sihir itu— atau mungkin sihir itu rusak dengan sendirinya. Siapa yang tau?
————

KAMU SEDANG MEMBACA
The Journey of Dozen: Sorcery of Defence
FantasyMenghilangnya sihir itu membuat mereka harus bersatu. © goldenbllu 2022