bab sembilan

1.1K 154 52
                                    

Satu bulan kemudian....



Satu bulan yang melelahkan dan menyakitkan bagi xiao zhan, adiknya fanxing meninggal setelah di rawat selama sepuluh hari di rumah sakit.

Kondisi Yixian sudah kembali sehat meski puterinya enggan berjauhan dari ibunya barang semenit.

Xiao Zhan menyajikan sepiring corn dog untuk Yixian, puterinya menjadi sangat manja sepulang dari rumah sakit, yang yang bahkan terpaksa bekerja dari rumah agar bisa mengawasi anak dan istrinya secara penuh.

" Mom, boleh Xian tanya sesuatu?" Gadis mungil dengan rambut di kuncir kuda itu bertanya pada ibunya yang duduk di kursi sampingnya.

" Tanya apa?" Zhan senang melihat Yixian memakan lahap corn dog kesukaannya.

" Kenapa mom dulu berpisah dari paman Yibo?" Pertanyaan Yixian sukses membuat xiao zhan terdiam beberapa saat, dari mana puterinya tahu perihal masa lalunya dengan pria brengsek itu.

" Karena kami tidak cocok." Entah kenapa hanya itu yang bisa xiao zhan katakan sebagai Jawaban atas pertanyaan Yixian.

Yixian memakan lahap corn dognya, manik bulatnya mengedip polos memandangi wajah lelah ibunya. " Xian hanya sayang papa dan mom, Xian tidak ingin ayah yang lain."

Nyut

Seperti ada belati tajam menusuk ulu hatinya xiao zhan mengerti apa yang di rasakan puterinya saat ini, Yixian sudah tahu perihal siapa ayah kandungnya.

" Papa Xian hanya papa yang yang, jangan berpikiran yang tidak-tidak nak." Zhan mengusap lembut pipi chubby Yixian yang penuh dengan makanannya.

" Xian tidak suka paman Yibo tapi Xian kasian melihat paman Yibo selalu di marahi mommy." Kalimat polos Yixian justru membuat Zhan dilema, jangan sampai puterinya meminta yang aneh-aneh tentang Yibo, dia sungguh tak ingin bertemu lagi dengan sosok yibo.

" Tidak usah Xian pikirkan, habiskan makanannya, setelah ini Xian tidur siang dulu bersama aunty jisoo."

Yixian hanya mengangguk, menghabiskan sisa makanannya dengan lahap.

Jisoo, kerabat jauh yang yang dari Shenzhen kini menetap di rumah yang yang untuk membantu menjaga Yixian, gadis kecil itu sering berteriak histeris tengah malam sejak kematian fanxing, rasa trauma Puteri xiao Zhan sangat besar.

Jisoo datang dari arah dapur sambil membawa segelas susu ibu hamil untuk kakak iparnya.

" Minum dulu susunya, biar Xian aku yang temani, kau istirahat saja setelah ini ge." Jisoo berdiri di samping Yixian.

" Jisoo aunty benar mom, mommy harus istirahat juga, Xian tidak mau adikku kelelahan di dalam perut mommy." Celotehan polos Yixian membuat xiao zhan dan jisoo tersenyum.

Tangan mungil Yixian membelai perut ibunya yang mulai membuncit sesuai usia kehamilannya yang sudah memasuki minggu ke dua puluh.

" Adik bayi, jangan nakal ya di dalam perut mom, jiejie sayang adik bayi." Bisik Yixian membelai lembut perut ibunya.

" Adik bayi pasti sangat senang mendengar suara Xian jiejie." Xiao Zhan menimpali.

Sejak awal kehamilan ibunya Yixian selalu berpikir jika adik bayi dalam kandungan ibunya adalah seorang laki-laki.

" Mommy, kalau adik bayi lahir Xian yang akan menemani adik bayi ya." Iris bening Yixian berbinar cerah.

" Iya, mommy senang mendengarnya, mom ke kamar dulu ya." Xiao Zhan merasa tubuhnya lelah, jisoo benar dia harus istirahat dulu sejenak.

SCARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang