bab tujuh belas

2.2K 163 35
                                    


Zhan duduk di kursi rodanya, dia sudah di izinkan pulang dari rumah sakit setelah beberapa bulan menjalani perawatan.

Meski enggan Zhan tetap di bawa pulang ke rumah haikuan dengan alasan untuk keamanan, siapa tahu ada orang-orang yang masih mengincarnya.

Meski kesalahpahaman yang terjadi diantara Zhan dan Yibo sudah menemui titik terang hubungan mereka berdua masih datar, Zhan sendiri enggan berdekatan dengan Yibo karena rasa takutnya akan masa lalu masih kerap menghantuinya.

Setiap hari Yibo mengunjungi Zhan dan anaknya, Zhan sendiri tak menolak hal yang satu ini karena ia tak ada hak untuk melarang Yixian bertemu ayahnya.

Zhan menikmati secangkir kopi espresso, duduk tenang di kursi rodanya di pekarangan rumah haikuan, Yixian sendiri sedang ada kegiatan ekstrakurikuler di sekolahnya dan jam tiga sore nanti baru pulang, sementara baby verro bermain bersama baby sitter yang sudah haikuan seleksi dengan ketat, tidak boleh ada hal yang mungkin saja membahayakan Zhan dan anak-anak.

Seperti saat ini, Yibo mengunjungi Zhan, meski sikap Zhan masih kaku kepadanya ia tak patah arang.

"Zhan..."

Zhan menoleh, dia tak tersenyum namun ia tetap diam saat yibo duduk di kursi di samping.

"Bagaimana kabarmu?" Tanya Zhan setelah kembali fokus pada kegiatannya memandangi taman bunga di pekarangan rumah haikuan.

"Sudah lebih baik." Jawab Yibo. Ia mencoba menggerakkan tangannya, ya setelah peristiwa beberapa bulan silam dia mengalami cedera cukup serius di punggungnya yang mengakibatkan ia kesulitan untuk menggerakkan tangannya karena urat sarafnya rusak dan butuh operasi berkali-kali kala itu.

"Jemput Yixian jam tiga sore, aku khawatir dia pulang sendirian dari sekolah." Zhan menyeruput kopinya kembali.

"Aku akan menjemputnya." Yibo memandangi Zhan yang sama sekali tak memandangnya, sisi keras Zhan sulit ia runtuhkan.

Keduanya terjebak dalam keheningan selama beberapa menit, hingga Yibo memilih untuk membuka suaranya lebih dulu.

"Apa kita bisa kembali seperti dulu?"

Gerakan tangan Zhan memegangi cangkirnya terhenti, ia meremat cangkir kopinya yang sudah kosong. "Dalam artian seperti apa?"

"Aku dan kau, bisakah kita memulainya dari awal?" Yibo sangat berharap Zhan membalas dengan kata iya.

Zhan tersenyum hambar. "Banyak hal pahit yang sudah aku rasakan, aku pernah mengalami hal paling menyakitkan kehilangan yangyang, kau pasti tahu itu."

Yibo diam mendengarkan, ia menunduk sejenak, entah jawaban apa yang akan Zhan berikan untuknya setelah semua hal yang pernah mereka berdua lewati dengan penuh keletihan.

"Tidak mudah untuk melupakan seseorang terpenting dari hidupku begitu saja, sama seperti saat aku di buang olehmu saat itu, aku perlu waktu lama hingga bisa merelakan hubungan kita akhirnya kandas tapi....yangyang selamanya akan ada di hatiku, mengisi tempat tersendiri di dalam gelapnya ruang kecil hatiku, dia yang mengajarkan aku semuanya, bagaimana caranya aku bisa bertahan padahal jelas jelas aku sendiri sudah ingin menyerah di saat kau pergi bersama wanita lain." Zhan tersenyum miris menceritakannya, dia masih bisa merasakan rasa sakitnya yang begitu hebat mengingat bagaimana kejamnya Yibo menghancurkan hidupnya dan yangyang lah yang datang seperti malaikat menolongnya dari kegelapan rasa sakit karena Yibo.

Yibo menyesal, sangat menyesali keputusannya kala itu, ia pernah menyia-nyiakan kesempatan yang ada.

Zhan menghela nafasnya sebelum melanjutkan ceritanya. "Yangyang bahkan tahu aku tidak mencintainya di saat kami memutuskan untuk menikah karena aku yang sudah hamil Yixian, dia menyelamatkan nama baik keluargaku, dia tidak menuntut padaku untuk mencintainya, bertahun tahun berlalu lambat laun aku mulai mencintainya dan melupakanmu, meski begitu rasa sakitku padamu masih ada dan akhirnya aku kehilangan dia karena takdir, aku pernah kehilangan dirimu dan aku harus kehilangan yangyang untuk selamanya, jadi ku pikir...aku tidak bisa membuka hatiku untukmu di saat seperti ini, aku butuh waktu sendiri menenangkan diri, ini terlalu sulit Yibo."

SCARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang