1. First Day

812 25 4
                                    

- Julie POV -

Aku melangkahkan kakiku menuju tempat yang sudah mengeluarkan bau harum sedari tadi. Ruang makan ini dipenuhi berbagai macam makanan kesukaanku.

"Good morning, Julie" sapa seseorang yang sangat aku sayang.

"Morning too, ma" aku tersenyum tipis dan duduk disebelah papaku yang sibuk membaca koran sambil sesekali menyeruput teh dimeja.

"Wow, wangi banget masakan mama! Aku jadi laper nih, ayo makan!" gadis itu duduk disampingku dan segera mengambil piring, tetapi mama menepis tangannya itu.

"Aduh, sakit tahu ma! Mama ngapain sih?"

"Ini kan perayaan untuk Julie, jadi lebih baik Julie dulu yang mengambil makan, Quin"

Gadis itu cemberut dan memicingkan bibirnya kedepan yang membuatnya terlihat semakin lucu.

Gadis itu bernama Rose Quinta Alvan, atau aku dan keluargaku lebih mengenalnya dengan panggilan Quinta. Dia anak ketiga yang mama lahirkan dan termasuk anak terakhir yang mama lahirkan. Dia sangat cerewet dan bawel, itu kata orang-orang, tapi menurutku benar juga.

Mama, dia wanita tercantik yang pernah aku lihat. Mamaku bernama Rositta Pamela Alvan. Mamaku pintar memasak, dan aku adalah fans nomor satu untuk masakan mama. Papa, dia lelaki tertampan yang pernah aku temui sejak lahir. Papaku bernama David Tion Alvan. Papaku sangat tekun dalam bekerja, sehingga dia selalu membuahkan hasil yang sangat memuaskan.

Aku, Julie Camilla Alvan. Aku anak pertama dari pasangan Rositta dan David. Aku tidak tahu seperti apa sifatku, karena aku lebih suka jika orang yang menilaiku. Aku bisa menilai diriku sendiri, hanya saja aku tidak mau menjadi munafik untuk membohongi sisi sifat burukku. Kata beberapa orang, aku itu pendiam dan sangat tekun atau suka bekerja keras. Tapi, aku sedikit setuju dengan omongan orang-orang itu.

Selain sifatku itu, ada satu sifat yang selalu saja diributkan oleh kedua orangtuaku. Aku kurang tertarik oleh masalah cinta-cintaan. Padahal usiaku sudah menginjak 25 tahun, dan sudah diwajarkan untuk menikah. Menurutku, cinta hanya membuang-buang waktuku. Selain itu, menurut pengalaman teman-temanku, cinta itu sakit. Bahkan tidak sedikit orang yang bunuh diri karena patah hati, right?

Bukannya aku tidak ingin menikah. Aku sangat ingin menikah dan memiliki keturunan. Hanya saja aku tidak suka dengan kehadiran 'cinta' nya. Memang sih cinta itu asyik dan bisa membuat orang mabuk kepayang hingga tergila-gila, hanya saja aku tidak mau aku membuang-buang air mataku jika aku patah hati.

Tunggu, aku anak pertama dari tiga bersaudara. Quinta, anak ketiga dari tiga bersaudara. Kemana anak kedua dari pasangan Rositta dan David ini?

"Aku lapar, aku mau makan, ma" seru lelaki dengan nada yang terlihat sedikit di manja-manja kan.

"Iya ayo duduk dulu, Ren" lelaki itu kemudian duduk disebelah mama.

Dia adalah Rendy Yasha Alvan, anak kedua dari pasangan Rositta dan David. Dia adalah adikku yang paling badung. Dia memang tampan, seperti papa, dan dengan ke-tampanan-nya itu dia memang sering berganti pasangan karena alasan 'tidak cocok'. Berbeda denganku, dia sangat sangat mengerti masalah cinta-cintaan.

"Okay, sekarang sudah lengkap, ayo kita makan! Julie, jangan melamun terus, tidak sopan tahu" suara lembut mama memecahkan lamunanku.

"Karena ini perayaan kelulusan dan mulai bekerjanya Julie, jadi silahkan Julie duluan yang mengambil makan" papa yang sedari tadi sibuk dengan koran sekarang sudah mulai melupakan korannya.

Oh, jadi tersedia banyak makanan kesukaanku karena mama dan keluarga ingin mengadakan perayaan kecil-kecilan untukku. Aku memang baru lulus S2 di Stanford University. Dan setelah ini aku mulai bekerja di perusahaan milik orang tuaku.

Tears of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang