Bab 11

9 1 0
                                    

  "Sedang apa dia?!" tanya Jane dalam hati.
Jane menutup wajahnya. Andaikan Jane bisa berteriak seperti itu, namun sayangnya suara Jane tertahan di kerongkongannya. Alex yang terkekeh melihat tingkah Jane langsung mengambil rokok yang berada di kaca toilet, tepat di samping Jane berdiri.
  "Aku hanya mengambil rokok, kau pikir aku akan menciummu? Bodoh.." kata Alex mengejek.
Alex pun pergi dari kamar mandi itu dan bergabung dengan Daniel dan Mika.
Jane yang melihat Alex seperti itu pun kesal.
  "AAKH LAKI-LAKI ITU!!" ucap Jane geram.
Jane pun ikut bergabung dengan mereka, tampak muka yang kesal dari Jane yang sedang melihat Alex yang duduk santai.
  "Ada apa Jane?" tanya Mika pada sahabatnya.
  "Haha..ha.. Kenapa?" tanya Jane pada Mika dengan suaranya yang tampak kesal itu.
  "Kau tampak aneh, apakah kau sakit?"
  "Tidak.." jawab Jane singkat.
Kekesalan Jane bertambah saat melihat Alex menjulurkan lidahnya dengan tatapan liciknya itu kearah Jane. Jane hanya bisa bersabar dan bergabung dengan mereka.
  "Tahan Jane, sebentar lagi kita akan pulang.." Ucap Jane dalam hati dengan nafas panjang nya.
Mereka pun melanjutkan essay writing mereka. Ternyata membutuhkan waktu yang lama karena Jane dan Mika tak pandai dalam itu, sedangkan Daniel asik dengan cemilannya dan Alex yang hanya rebahan sambil membaca novel. Tak terasa sudah jam 04.50pm dan mereka juga tak kunjung siap. Setidaknya setengah sudah siap. Namun mereka berencana menyelesaikan besok karena Daniel ada urusan, jadi dia harus pulang dengan cepat. Jane dan Mika pun menyusul, mereka merapikan buku-buku dan alat tulis mereka.
  "Baiklah, sampai jumpa besok" Ucap Daniel dan Mika.
Mika memberi tumpangan pada Daniel, berhubung Mika membawa mobilnya. Jane yang apartemennya dekat dari situ pun memutuskan untuk pulang sendiri. Dikarenakan kekesalan Jane karena perbuatan Alex tadi, Jane memutuskan pergi tanpa memberi salam.
  "Hati-hati dijalan." ucap Alex.
Jane terkejut dan menoleh ke arah Alex dengan tatapan sinis. Alex yang hanya tertawa kecil pun masuk kembali ke apartemennya.
  "Aneh.." Kata singkat, padat, dan jelas dari Jane yang menggambarkan sikap Alex.
Jane pun sampai di apartemen nya, Jane tampak kelelahan sekali. Jane memutuskan untuk ke kamar mandi dulu, membasuh wajah, tangan dan kakinya dan beranjak ke tempat tidur. Jane ingin bertemu Ryan saat ini, namun enggan untuk mengatakannya. Jane yang lelah itupun tertidur.

***

  "Dua panggilan tak terjawab dari Ryan". Tulisan yang tertulis di ponsel Jane. Jane yang tertidur itupun menyadari bahwa dia bangun pagi-pagi sekali.
  "Oh astaga, aku lupa Ryan akan menelponku kemarin!" kata Jane.
Jane melihat jam menunjukkan angka pukul 06.00am. Jane berpikir akan menelpon balik Ryan namun pikirnya itu masih pagi sekali. Jane memutuskan untuk menunggu sampai jam 08.00am sembari merapikan apartemennya dan membuat sarapan.
Jam pun berlalu dan sekarang sudah pukul 08.00am, Jane yang antusias segera menelpon Ryan pagi itu.
  "Jane??" jawab Ryan.
  "Maafkan aku, kemarin saat pulang aku tertidur pulas.." jawab Jane.
  "Santai saja, yang penting kau tak apa-apa." jawab Ryan.
  "Apakah kau sedang bersiap untuk pergi kerja?" tanya Jane.
  "Ya, kenapa Jane?"
  "Aku ingin bertemu denganmu.. tapi lain kali saja, maaf mengatakan hal merepotkan seperti ini.."
  "Kenapa meminta maaf? asalkan kau tahu aku senang sekali.. Aku bisa tak bekerja pagi ini, aku bisa bekerja dari rumah untuk beberapa saat, bagaimana kalau aku menjemputmu ke apartemenku sebelum kau kuliah?" tanya Ryan.
  "Yeyy!tentu saja!" kata Jane antusias.    "Hahaha..okey, sampai nanti.." ucap Ryan dengan suara ramahnya dan menutup telepon itu.
Jane yang melompat kegirangan pun segera bergegas mandi dan ganti baju. Jane senang sekali bisa bertemu Ryan karena Ryan selalu sibuk, Jane hanya bisa bertemu dia kalau ada waktu senggang saja. Jane tak menyangka Ryan seperduli itu padanya, bahkan merelakan untuk bekerja dari rumah sebentar hanya untuk bersama dengannya saat ini. Setelah mandi, Jane bergegas memakai baju yang tentunya menjaga dia tetap hangat, tak lupa dia memakai makeup tipis dan parfum beraroma white musk. Beberapa menit berlalu dan Ryan sudah sampai di depan apartemen Jane. Jane dengan antusias langsung turun dan naik ke mobil Ryan.
  "Pelan-pelan saja.. Hati-hati kau bisa jatuh.." ucap Ryan yang khawatir melihat Jane sangat antusias.
 "Hehe.. Maaf, aku sangat merindukanmu!" ucap Jane dan memeluk Ryan.
Ryan yang tersenyum pun membalas pelukan Jane.
 "Maaf ya, aku tak bisa mengajakmu ke tempat lain, aku hanya bisa bekerja di rumah sampai jam 2 siang." ucap Ryan.
 

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 01, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Memories After Rain Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang