AWAL PERTEMUAN

28 11 5
                                    

HAPPY READING

*          *          *

Aku sibuk membereskan buku-buku yangku taruh di laci meja. Tiba-tiba murid perempuan itu menghampiri bangkuku.

"Hai, boleh kenalan ?" Ujar murid perempuan itu.

Aku hanya tertegun dan terdiam sejenak untuk mencerna pernyataan murid perempuan itu. Akhirnya aku mulai berbicara dengan perasaan yang masih bingung.

"I-iya boleh kok." Balasku.

"Kenalkan, namaku Filya intania, biasa dipanggil filya." Ujarnya

"Oh, namaku Vero anggara, panggil Vero aja." Balasku sngkat.

Setelah berkenalan cukup singkat akhirnya Filya memutuskan untuk meninggalkan kelas. Dan aku sudah selesai membereskan buku. Akhirnya kita berdua memutuskan berjalan bersama sampai depan gerbang.

"Kamu di jemput ?." Tanyaku sedikit penasaran.

"Ng-nggk, aku jalan kaki, lagian rumahku deket kok hanya sekitar 1 kilo meter saja." Balasnya sambil sedikit menjelaskan.

"Kamu tadi gk diantar orang tua kamu ?" Tanyaku sekali lagi.

"Nggak, aku nggk di anter tadi." Balasnya singkat.

Aku pun menawarinya untuk pulang bersama, lagian aku juga kasian sama dia jalan kaki sendirian.

"Mau bareng nggk ?" Ujarku.

"Ng-nggk ush kok, gpp." Balasnya dengan sedikit malu.

"Emm, yaudh gapapa kalo kamu masih malu, aku jalan dulu ya, bye."

"I-iya."

Aku mulai melajukan motorku santai, angin yang berhembus pelan dan langit yang sedikit mendung membuat hawa dingin semakin menusuk tulang. Aku mulai sedikit mempercepat laju motorku.

20 menit kemudian aku sampai di depan rumah. Aku segera memakirkan motorku di garasi samping rumah. Aku mulai membuka pintu rumah dengan perlahan.

Krekk..

Aku segera masuk kedalam rumah yang sepi dan sunyi. Melewati ruang tamu yang kosong tiada arti. Aku segera membuka pintu kamarku dan mulai berganti pakaian. Aku bergegas menuju ke ruang makan. Mengambil sepotong roti yang sudah sedikit mengeras, mengoleskannya selai coklat kesukaanku yang sehari-hari kumakan.

Aku pun memakan roti itu untuk sekedar mengganjal rasa lapar di perutku. Gigitan demi gigitan kumakan. permukaan roti yang mulai sedikit mengeras membuat aku hampir saja menyerah untuk memakannya. Dengan terpaksa aku menelan gigitan demi gigitan roti itu.

Setelah aku memakan roti itu aku bergegas pergi menuju ke ruang tamu. Aku menyalakan TV analog yang sudah berdebu. Gambar yang sedikit buruk tapi masih bisa dinikmati adalah teman sehari-hariku disaat aku sendiri.

Aku mulai mengambil buku novel yang berada di meja depanku. Aku menghiraukan TV yang masih menyala dan mulai fokus ke sebuah buku novel yang belum pernah kubaca, aku meminjam buku novel itu di perpustakaan sekolah tadi.

Halaman demi halaman ku baca secara perlahan. Tak kusangka aku sudah menghabiskan waktu hampir 1 jam membaca novel itu yang belum sampai setengahnya. Jam menunjukkan pukul 15.06 sore. Aku mulai membersihkan seisi rumah dan menatanya sebelum kedua orang tuaku datang.

Beberapa menit kemudiam aku telah selesai membersihkan seisi rumah serta menatanya. Dengan ini orang tuaku tidak akan marah. Aku mulai bergegas mengambil handuk dan segera mandi.

Aku selesai mandi, mengusap-usap rambutku dengan handuk. Aku kembali duduk di ruang tamu mengambil buku novel itu lagi dan mulai membacanya. Halaman demi halaman kubaca dengan perlahan.

Aku mengarahkan pandanganku ke jam dinding yang berada di atas TV itu. Dan jam menunjukkan pukul 16.05 sore. Belum terlalu sore bagiku, aku kembali melanjutkan membaca buku novel itu yang sudah hampir separuh buku yang telah kubaca.

Aku sangat terfokuskan dengan buku novel itu. Seolah buku novel itu menghipnotis dan membuatku hanyut dalam ceritanya. Tak terasa hampir 1 jam aku terfokus membaca novel itu. Tak peduli jam berapa dan keadaan. Sampai akhirnya aku tersadar dan kembali mengubah arah fokus ke jam dinding yang berada tepat di atas TV analog itu.

Aku sedikit terkejut dengan jam yang sudah menunjukkan pukul 17.29 sore. Sudah terlalu sore bagiku. Aku bergegas menutup buku novel yang sedari tadi kubaca dan meninggalkannya di atas meja ruang tamu. Aku bergegas menuju ke garasi untuk mengambil sebuah buku yang kutaruh dibagasi motor.

Aku kembali menuju kamarku dan meletakkan buku itu diatas meja belajar. Seketika aku teringat aku meletakkan novelku diatas meja ruang tamu. Aku bergegas mengambil novel itu dan meletakkan di atas meja belajar di dalam kamarku.

Tiba-tiba aku mendengar suara pintu yang terbuka, aku bergegas keluar dari kamar dan menyambut kedua orang tuaku itu. Orang tuaku bergegas menuju kamarnya setelah mengusap-usap rambutku.

Aku pun bergegas menuju ke dalam kamar. Melanjutkan membaca buku novelku tadi. Sudah setengah jam aku membaca, tiba-tiba ibuku memanggil untuk makan malam. Ia telah memasak sebuah nasi goreng kesukaanku.

Aku bergegas keluar dari dalam kamar. Berjalan menuju ke ruang makan. Makananku telah disiapkan oleh ibuku namun kedua orangtuaku memilih makan di ruang tamu dengan laptop yang menyala.

Aku menghiraukannya, aku segera memakan nasi goreng buatan ibuku yang sangat enak ini. Perut yang sedari tadi keroncongan sekarang telah kembali terisi. Namun kedua orang tuaku seolah tidak menghiraukanku.

Beberapa menit kemudian aku selesai makan, aku segera mencuci piringku dan kembali ke dalam kamar. Aku menutup perlahan pintu kamarku. Kembali dengan kesibukanku membaca novel itu.

Aku mulai membaca novel itu lagi. 15 menit kemudian aku mulai merasa bosan. Akhirnya aku memutuskan untuk tidur walau bagiku masih belum jam tidurku.

Perlahan aku menutup mataku, berusaha untuk tidur. Akhirnya setelah beberapa menit berusaha memejamkan mata, aku pun tertidur.

*                  *                   *

Keesokan harinya....

Tit....tit....tit....

Alarm ponselku yang berbunyi. Aku terbangun, berusaha membuka mataku. Aku berusaha mengangkat tubuh lemahku. Aku beranjak dari tempat tidur yang terlihat berantakan. Mengambil handuk dan mulai memasuki kamar mandi.

Hawa yang dingin mulai menusuk tulang. Aku segera menyiram tubuhku dengan air yang sangat dingin bagiku. 10 menit kemudian aku keluar dari kamar mandi dengan sedikit menggigil.

Aku bergegas membereskan kamar mandi. Dan mulai berjalan menuju keruang makan. Aku melihat kedua orang tuaku yang baru saja berangkat menuju ke kantornya.

Ya, memang kedua orang tuaku sangat mementingkan karirnya dibanding dengan anaknya sendiri.

Aku mengambil roti dan mengoleskannya selai coklat. Aku makan dengan perlahan, aku membuka ponsel dan menunjukkan pukul 06.15. Aku sedikit mengunyah roti itu dengan sedikit terburu-buru.

Aku bergegas menuju ke gerasi untuk mengambil motorku. Aku mulai menarik gas dengan perlahan, melaju dengan perlahan, angin berhembur sepoi-sepoi. Udara dingin khas pagi hari mulai menusuk tulang.

Aku sedikit mempercepat laju motorku, angin dingin makin menusuk kedalam tulang. Rumah demi rumah kelalui, akhirnya aku sampai di depan gerbang sekolah. Aku segera memakirkan kendaraanku dan bergegas masuk kedalam kelas.

.
.
.

To be contined

Kejadian apakah yang bakal terjadi selanjutnya ?

Kita tidak tau apa yang akan terjadi, terus simak cerita ini.

See you~

YES, I'M FINE (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang