HAPPY REDING
* * *
Tit....tit...tit
Aku terbangun. Berusaha membuka mata. Berusaha duduk bersandar, mengecek ponsel. Jam menunjukkan pukul 07.00 pagi. Tentunya kedua orang tuaku sudah berangkat sedari tadi pagi.
Hari ini sekolah libur karena sedang ada rapat guru. Aku terpaksa menghabiskan hari dirumah yang sangat sepi dan dikelilingi kesunyian. Aku beranjak mandi. dan segera menuju ke meja makan yang terdapat sebuah nasi goreng di sebuah kaca besar.
Tak pikir panjang aku segera mengambil piring, mengambil secukupnya nasi dan memakannya. Hanya ada suara dentingan sendok yang di kelilingi sebuah kesunyian yang mendalam.
Aku mulai beranjak dari meja makan menuju ke ruang tamu yang juga sunyi, menyalan televisi yang seolah tak ada yang menarik perhatianku. Hanya saja untuk memecah keheningan dan kesunyian dirumah ini.
Aku mulai mengambil sebuah buku novel yang kupinjam kemaren di perpustakaan sekolah. Novel yang menceritakan sebuah kisah percintaan yang hancur oleh adanya orang ketiga.
Lembaran demi lembaran ku lalui. Tak perduli berapa jam aku diam membaca diruang tamu yang sunyi itu. Bertemankan sebuah televisi yang terus menyala. Yang hanya digunakan untuk memecah keheningan.
Tepat di halaman ke 45 aku terhenti. Teringat oleh sebuah tugas yang di berikan guru kemarin. Aku menutup buku dan mulai beranjak dari sofa untuk masuk kedalam kamarku.
Mulai membuka buku tebal yang penuh dengan tulisan. Lembar demi lembar kukerjakan. Akhirnya aku selesai. Mulai beranjak dari meja belajar menuju kasur yang lembut. Menghidupakan ponsel dan mulai memainknya.
Sekilas aku melihat jam di ponsel sudah menunjukkan pukul 11.46 siang. Suara yang muncul di dalam perut yang mulai lapar. Mengumpulkan sebuah niat untuk beranjak menuju meja makan.
Diatas meja makan hanya ada sebuah roti dengan selai coklat. "Hss menu itu lagi." gumamku pelan. Dengan terpaksa aku memakannya. Beberapa menit kemudian aku mulai beranjak menuju ke ruang tamu.
Mulai membuka buku novel yang tadi. Membuka lembaran selanjutnya. Yang entah apa isinya. Lembar demi lembar kulalui. Detik demi detik terus berganti. Tak terasa jam sudah menunjukkan pukul 13.00 siang.
Aku sudah mulai bosan di dalam rumah yang hanya bertemankan sebuah televisi analog yang usam. Aku berpikir lebih baik menuju taman yang berada di pojok kompleks yang sepi.
Aku mulai beranjak untuk keluar rumah dan mulai berjalan menuju taman kompleks itu. Dan aku pun sampai. Ya, taman tua yang kotor dan kumuh. Tak ada seorang pun yang berada di taman kumuh ini. Namun taman ini memberikan rasa nyaman kepadaku. Angin berhembus pelan, kicauan burung yang menemaniku membaca novel yang sedari tadi kubaca.
Kedua bola mataku hanya tertuju pada buku novel sedari tadi tanpa memperdulikan keadaan sekitar. Hari mulai mendung, angin mulai berhembus dengan kencang, burung-burung mulai beterbangan menuju sarangnya.
Aku selesai membaca novel tebal itu dan tak kusangka hari sudah mulai mendung. Aku segera buru-buru pulang kerumah sebelum hujan turun. Mempercepat langkah kaki ini untuk berlari menuju rumah yang berjarak sekitar 500 meter dari taman tua itu.
Aku mulai membuka pintu rumah. Sekilas melihat jam dinding yang menunjukkan pukul 15.23 sore. Dan aku juga belum membersihkan seisi rumah yang cukup luas ini. Tanpa pikir panjang, aku meletakkan buku novel itu di atas meja dan mulai membersihkan rumah.
Beberapa saat kemudian aku selesai dan sejenak beristirahat dengan memainkan ponsel yang sedari tadi ku cas di atas meja. Langit semakin gelap dengan awan mendung dan sesekali terdengar suara petir dari atas langit.
Tak lama kedua orang tuaku pulang dari kantornya. Aku tak menghiraukannya dan tetap duduk sambil memainkan ponselku. Begitu pula dengan kedua orang tuaku yang seolah tidak mengganggapku ada.
Sekitar 30 menit kemudian kedua orang tuaku keluar dari kamarnya dengan memakai baju yang rapi dan lumayan bagus. Yang langsung terlintas didalam benakku adalah apakah mereka akan pergi sore ini.
"Mah, mau kemana ?" tanyaku penasaran.
"Mama mau ke acara kantor sore ini, kemungkinan akan pulang malam." balasnya sambil bersiap untuk pergi.
"Kamu jaga rumah, jangan kemana-mana." ujarnya sekali lagi sambil membuka pintu.
"I-iyh." balasku singkat.
KREKK....
Suara pintu mulai tertutup. Kesunyian mulai mendatang bersamaan dengan mendung yang makin pekat terlihat di jendela rumah.
Aku mulai menyalakan televisi analog usam itu untuk sekedar memecahkan kesunyian. Menambah volume televisi dengan sedikit kencang. Ku rasa itu sudah cukup untuk memecah keheningan dan kesunyian ini.
Aku mulai membuka ponsel dan memainkannya lagi untuk sekedar menghibur diri dari kebosanan dirumah ini. Matahari sudah tenggelam. Langit mulai gelap dengan sedikit warna keabu-abuan karena mendung. Sesekali terdengat suara kilatan petir yang menggelegar.
Tak berselang lama rintikan air mulai terdengar di atas atap rumah. Awan mendung makin pekat. Aku sedikit takut bila mana terjadi pemadaman listrik di kompleks perumahanku. Apalagi aku sendirian dirumah ini. Aku hanya bisa membatin agar tidak terjadi kejadian itu.
Hujan mulai turun dengan lebat di sertai dengan sebuah kilatan petir yang makin menggelegar. Aku mulai mematikan televisi dengan terpaksa. Keheningan mulai menyeruak. Hanya terdengar suara air hujan dan kilatan petir yanh sedikit menakutkan.
Aku mulai beranjak dari sofa ruang tamu menuju kamarku yang pastinya makin sunyi. Aku membaringkan tubuhku dengan ponsel yang selalu ada di genggamanku.
1 jam kemudian rasa kantuk sudah tak tertahankan lagi. Aku mulai meletakkan ponselku dan mulai tertidur dengan ditemani suara rintikan air dan kilatan petir yang sesekali terdengar.
* * * *
To be contined.
Setelah hari-hari kosong ini yang membosankan, akankah ada kejutan yang akan datang keesokan harinya ?
NEXT AJA YUK...
KAMU SEDANG MEMBACA
YES, I'M FINE (On Going)
Teen FictionWELCOME GUYSS Ini adalah cerita yang menyajikan perjalanan hidup seorang remaja yang harus menghadapi sikap kedua orang tuanya yang sangat ambis dalam karir, Begitu pula dengan kisah asmara dia yang sedikit berantakan... "NO ! AKU SUDAH CAPEK DENGA...