7 KETAUAN NAYA

245K 2.2K 9
                                    

Caca membuka matanya lalu melihat ada tangan yang memeluknya dengan terkejut Caca pun terduduk dan langsung menatap Artha yang tidur di sampingnya

" Jadi tadi bukan mimpi? " Batin Caca sambil menatap Artha yang tidur

" Udh bangun ya sayang" Artha membuka matanya sambil menguceknya lalu duduk mengikuti Caca

" Hmm ya" Caca berdiri darj ranjang tpi tiba tiba vagina nyilu sekali, Caca pun menatap Artha dengan tajam

" Sakit??" Tanya Artha yang menatap vagina Caca

" Sakit lah bego! " Kesal Caca lalu duduk kembali di pinggir ranjang

" Kan lu tadi yang minta kuat kuat " kekeh Artha yang langsung menarik paha Caca agar dia bisa melihat vagina Caca yang lecet

" Anjirr mau ngapain lu Ar " kesal Caca yang terkejut karena Artha menarik paha Caca ke hadapan mukanya

" Katanya sakit? Jadi ku liat disini lecet" Artha memegang vagina Caca yang membuatnya melotot ke arah Artha

" Biar gua ngasih salepnya sendiri!" Caca turun dari ranjang langsung berlari ke kamar mandi ya walaupun pun vaginanya nyilu

" Cepet mandinya atau ngga gua yang mandiin lu " Artha berteriak ke arah kamar mandi lalu melihat kepala Caca yang menyongol di balik pintu

" Ngga usah pakek kamar mandi gua najis ntar kamar mandi gua di pakek Sama elu " teriak Caca lalu membanting pintu dengan kuat

Artha terkekeh lalu berbaring kembali di ranjang Caca sambil menunggu Caca selesai mandi

Artha menatap Caca yang keluar kamar mandi dan langsung mengambil pakaiannya di dalam lemari dengan was was kearah Artha

" Ngode ya? " Artha menatap Caca yang selalu was was ke arahnya

" Jangan macam macam lu!! " Kesal Caca laku berlari ke kamar mandi lagi

Setelah Caca memakai pakaian di dalam kamar mandi Caca mendorong Artha untuk turun dari atas ranjangnya dan Artha pun mengikuti perkataan Caca

Caca membereskan ranjang tidur lalu melihat Artha keluar kamar mandi dengan rapi

Caca duduk di tepi ranjang sambil menatap Artha " tadi kan ada Naya tpi kok Naya jadi elu? " Ucap Caca sambil mengintimidasi Artha yang berdiri di depannya

" Naya keluar pas lu masuk kamar mandi terus gua masuk lewat jendela" Artha menunjuk jendela Caca yang terbuka dengan lebar sendari tadi

" Ini lantai dua Ar kok bisa? " Caca menatap jendela kamarnya sambil binggung

" Iya bisa lah kan aku tadi pakek tali sayang " Artha duduk di samping Caca sambil mengelus rambut Caca dengan lembut

" Lu sebelumnya pacar Angga ya? " Tanya Artha menatap Caca dengan tanya tanya

" Iyya itu dulu sekarang ngga" balas Caca malas sambil memainkan sapu lidi untuk membersihkan ranjangnya

" Owh bagus lah klo gitu" Artha berjalan ke arah meja mengambil hpnya lalu menatap sekilas hp Caca

" Angga telp tuh" Artha berjalan ke arah Caca memberikan hpnya

" Angga? Ngapain telp gua ngga ada kerjaan apa? " Caca mengambil hpnya dari tangan Artha lalu menatap layar hpnya dengan serius

" Halo nay knp telp? " Ucap Caca yang mengangkat telp Naya

" Lu masih di rumah ya? " Balas naya 

" Iyya knp?" Caca mengernyitkan keningnya yang masih belum di jawab Naya

" Gua pulang ca nanti malem aku kesini lagi" ucap Artha sambil berjalan ke arah pintu kamar caca

" Ehh itu suara siapa ca!?" Kejut Naya

" Em itu si siapa em Abang gua" ucap gugup Caca

" Lu kan ngga ada Abang ca! " Naya berbicara besar sambil masih tidak percaya

" Emm " Caca mengigit bibirnya gugup untuk membalas pertanyaan Naya

" Gua kerumah lu ntar awas aja klo ngga mau jujur" Naya mematikan telpnya langsung


Jangan lupa vote ya sama follow biar semangat jangan baca aja, cape aku ngetik😢

ARTHA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang