27 PENJELASAN

29.4K 678 14
                                    

HALOO DISINI MASIH BANYAK YANG NGGA PAHAM SAMA ALURNYA ATAU NGGA NYAMBUNG??MON MAAF YA PART INI BAKALAN AKU BUAT PENJELASAN KLO MASIH TIDAK MENGERTI BISO KOMEN

***

" Udah semua barang'nya?" Artha menatap Caca yang sedang mengendong babynya

" Iya udah " Caca turun dari atas ranjang hendak berjalan keluar ruangan

" Dedenya bobo ya?"

" Dede??elu manggil anak gua Dede?" Artha menatap Kino dengan muka yang terkejut

" Iya lah kan elu ngga kasih nama Artha!" Caca melototi Artha yang masih menatap Kino

" Geli gua kin elu manggil anak gua Dede " Artha melanjutkan jalannya di samping Caca

" Ngga mungkin gua manggil anak lu Udin " Kino menatap Artha yang berjalan sambil membawa tas peralatan anaknya

" Udin bobo ya?"

" Diem gua sumpal mulut lu pakek tas mau?" Kesal Artha yang di tawai oleh Caca dan Kino

Setengah jam perjalanan akhirnya sampai di rumah, Artha dan Kino membawa tas tas perlengkapan bayi kedalaman rumah

" Ca?"

" Caca?" Artha menaiki tangga menuju kamarnya karena tak terdengar sahutan dari Caca

" Ca? astaga di panggil ngga di sahut ternyata main hp " Artha menatap Caca yang berbaring di ranjang sambil bermain hp

" Sorry keasikan main hp " Caca menatap Artha sekilas lalu melanjutkan bermain hpnya

" Anak aku mana?"

" Itu di box " tunjuk Caca yang langsung membuat Artha menghampiri box bayi tersebut

" Ucul banget Bobonya " Artha mengambil hpnya dari kantong lalu memfoto anaknya

" Ucul banget Bobonya " Artha mengambil hpnya dari kantong lalu memfoto anaknya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


" Artha jangan ganggu babynya " Caca menghampiri Artha yang masih asik memfoto

" ngga sayang " Artha menyimpan hpnya lalu menarik pinggang Caca

" Bajunya dari siapa syang bagus banget " Artha memeluk Caca dari belakang

" Siapa lagi klo bulan tantenya " ucap Caca senang

" Naya?hadeuh " Artha mengendong Caca ke atas ranjang lalu berbaring sambil berpelukan

" Knp? Ga senang?orang bagus kok pink cocok " Caca memeluk Artha dan menyembunyikan kepalanya di leher Artha

" Ketiak kamu bau " Caca mendorong Artha yang terkekeh pelan

" Bau dari mana orang kamu yang beliin deodorant " Artha menghimpit kepala Caca di dadanya

" Owh perasaan ngga pernah "

" Ada orang kagak niee??" Teriak laki-laki dari ruang tamu

" Noh ada Dimas,sana gih " Caca mendorong Artha yang masih tetap memeluknya

" Males ah lagian aku mau uwu' sama kmu " tolak Artha yang masih enggan melepas tangannya dari pinggang Caca

" Btw yang ini makin gede aja " ucap Artha yang menatap kedua payudara Caca

" Gede' otaknya lgian kan yang gedein itu anak kamu " Caca mendorong kepala Artha dan melepaskan pelukannya

" Owh klo aku boleh ngga?"
Artha menatap Caca yang berjalan ke arah pintu dan langsung berhenti

" Mon maaf kmu udah tua jadi jangan harap " setelah berbicara Caca berjalan keluar ruangan dengan cepat

" HAHAHA nanti juga boleh kan??" Teriak Artha dari dalam kamar

Caca tersenyum mendengar teriakan Artha lalu berjalan menuruni tangga dengan perasaan senang

" Nayaaaa "

" Cacaaaa " Naya memeluk Caca yang berdiri di bawah tangga

" Anak lu mana?" Naya menatap ke lantai

" Lagi tidur lagian lu kesini cuman nyari anak gua doang?" Tanya Caca ke Naya dengan raut wajah kesal

" Eh ngga lah cuman lagi seneng aja liat anak elu gitu jadi pengen cepat' anak gua keluar " Ucap Naya yang membuat Caca langsung menahan tawanya

" Sbar nanti juga bakal keluar "

" Mana Artha?" Ucap Esson melihat kebelakang Caca

" Di kam--- "

" Nyari gua kangen??" Artha berjalan menuruni tangga sambil menatap Esson dan Dimas

" Mana sertifikat yang elu bilang?" Tanya Esson kepada Artha

" Ada gua simpen, btw anak buah lu yang ngikutin gua itu kemana dia?" Artha duduk di sebelah Esson

" Dia bukan orang sini, dia dulu temen sekolah gua anak paling pintar ya jadi gua minta bantuan dia buat mata'in elu disana,terus gimana elu ngehadapin Geza disana?"

" Ya kek biasanya lah "

" Ar lu belum ngejelasin ke gua loh " ucap Kino dan Dimas barengan sambil melihat kearah Artha

POV ARTHA 2 MINGGU LALU

" Jadi lu temennya Esson?" Artha menatap laki' tersebut

" Iya... Dia sering ngebantu gua juga dulu jadi pengen gua balas aja kebaikan dia yang dulu "

" Lu mau ambil sertifikat apa?"

" Sebenernya sih iya, cerita awalnya tu begini... Geza ngechat gua buat nyuruh ambil sertifikat itu di apartemen dia tapi bukan gua yang ambil harus Caca dan gua ngga mau klo Caca ikut dalam urusan gua sama Geza gua ngga mau juga kan Caca nanti di apa'in, dia ngira mungkin gua bodoh gitu dan ya gua kesini tampa gua jelasin ke Caca dulu takutnya dia malah kepikiran Karena dia lagi hamil " ucap Artha yang langsung di angguki oleh laki laki itu

" Iya juga sih yaudah gua mau coba bantu deh " laki' tersebut menatap Artha

" Seriusan? Jangan deh gua ngga mau bawa orang nanti lu kena "

" Lu ngga mikir bini lu bentar lgi mau melahirkan loh, gua ngga tega gitu nanti pas dia udah mau persalinan elu ngga ada di samping dia "

" Yaudah gua terima bantuannya sekali lagi makasih ya bro "

" Iya ngga masalah yaudah klo gitu kita liat dulu situasi " teman Esson pun berjalan keluar apartemen di ikuti oleh Artha yang sambil memakai jaketnya

POV END

" terus terus si Geza gimana?" Kino mendekat ke arah Artha

" Temen Esson ngumpan dia di depan apartemen nah yang itu gua masuk kek maling "

" Klo cuman ambil itu ngga papa pakek cara maling besok' pakek cara alami aja " tambah Caca yang langsung di pelototi oleh Dimas dan Esson

" HAHAHAHA KELEWATAN PINTER " Kino tertawa terbahak-bahak setelah mendengar perkataan Caca

" Dih lucu aja kagak " Naya menatap Kino dengan sinis

" PRIK!!" Ucap mereka serempak yang sambil menatap Kino

Jangan lupa vote ya biar semangat upnya kejar target 200 vote klo udah nanti up ya!

Tetap jaga kesehatan yang lagi daring maupun lagi PTM 🥰🥰

ARTHA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang