Mau kemana?" Ucap kia saat melihat Artha yang berjalan menuruni tangga
" Nanti klo misalnya Caca bangun bilang ya aku di basecamp " Artha berbicara dengan kia sambil memakai jaketnya lalu berjalan meninggalkan kia
" Hati-hati Ar " teriak kia melihat punggung Artha yang menghilang di balik pintu
" Artha ngga makan terus nih gua masak sia-sia aja huuh, buang aja deh " kia membawa piring piring makanan di atas meja tersebut ke dapur
Setelah sampai di dapur kia membuang semua makanan tersebut lalu mencuci piringnya agar tidak di terlihat oleh Caca
" Dari pada di makan Caca mending di buang aja" kia membereskan piring cuciannya lalu pergi menaiki tangga
" Udah bangun belom ya?, Gila aja masih tidur emg semalam ngapin aja " kia menatap pintu kamar caca lalu berjalan mendekati pintu tersebut
" Artha....!!"
" Kemana Lo tanggung jawab ngga lu "
" Artha...!! "
Kia melotot saat melihat Caca hanya mengunakan selimutnya di atas ranjang tersebut, takut di ketahui Caca kia berjalan menjauhi pintu lalu berlari memasuki kamar
" Gilakkk!! Mereka bener bener ya!!" Kia memukul kepalanya pelan
" Ngga ngga mungkin... Dulu Artha temen gua dan selalu sama gua knp??" Kia menatap kaca kamarnya
" Harus minta bantuan nih "
***
" Anjirr gua baru aja mau manja manja eh elu pada telp gua " ucap Artha yang baru memasuki ruang mewah tersebut
" Ini keknya ngga terlalu serius lah cuman cuman yahh kek-- "
" Ngomong lu berkumur anj " Dimas menatap Kino dengan dingin
" Apasih dim salah Mulu gua di mata lu " kino membalas tatapan Dimas
" Ya elu tuh orang mau to the point malah ngomong berkumur "
" Udah' nyesal gua tadi datang ke sini " ucap Artha yang langsung memukul kepala Kino dan Dimas dengan jaketnya
" Ar sebaiknya lu hati-hati deh sama kia " ucap Esson yang langsung di tatap oleh Artha
" Emg knp " Artha yang masih menatap Esson dengan serius
" Keknya dia lagi ngerjain sesuatu tapi ini menurut gua klo menurut elu gua ngga tau juga " ucap Esson yang langsung membuat Artha membungkam
" Dan juga kia klo datang ke sini itu bukan cuman karena main dong ada niat buruk itu " tambah Kino yang membuat Dimas langsung menutup mulutnya
" Omongan kalian gua percaya " Artha langsung memakai jaketnya lalu berlari keluar ruangan dengan terburu buru
" Apasih tangan lu masam banget " Kino melirik tajam Dimas lalu membanting tanganya
" Masam gini pernah di gengam Naya " ucap Dimas memukul kepala Kino
" Lgi serius ini " Esson menatap tajam Dimas dan Kino yang membuat mereka langsung dima dan memisah
***
Artha mengendarai mobilnya dengan cepat kembali ke arah rumahnya, setelah sampai ia pun masuk dan langsung di sambut dengan Lia yang baru saja menuruni tangga
" Caca mana?" Artha menatap kia yang menatapnya terkejut
" Masih di dalam kamar...btw dia teriak teriak kek orang gila Ar ngga tau knp " ucap kia yang menunjuk ke arah pintu kamar caca
Mendengar perkataan kia Artha langsung bergegas menaiki tangga karena takut apa yang di katakan oleh kia
" Bagus!! Bagus sekali!!"
" Astaga aku kira kmu kenapa " Artha berjalan mendekati Caca yang berdiri di depan meja riasnya
" Bagus banget yaa udah ngawinin orang terus pergi kebiasaan " Caca memukul kepala Artha yang berada di lehernya
" Maaf sayang tadi Esson nyuruh buru buru ke basecamp "
" Alah "
" Ngga percaya?" Artha melihat Caca sekilas di depan kaca lalu memeluknya lagi
" Udah sana dari tadi pagi ngga mandi sana mandiri!!" Caca mendorong Artha ke arah kamar mandi lalu melemparnya sebuah handuk ke arah Artha
" Mandi lagi yok " ajak Artha yang menatap Caca
" Palak lu mandi lagi!!" Caca pergi ke arah ranjang lalu mengambil hp Artha yang tergeletak di atas laci
" Mau periksa hp dulu bye!"
" Kok jual mahal " teriak Artha yang melihat Caca pergi keluar kamar
" Mandi ngga?klo ngga mandi ngga usah naik atas kasur makasih!"
***
" Tadi Artha bawa makanan ngga?" Ucap Caca yang melihat kia duduk di kursi sopa miliknya
" Ntah liat aja sendiri " ucap kia acuh
Caca berjalan ke arah dapur dan tidak melihat makanan sedikit pun lalu berjalan kembali keluar menghampiri kia di ruang keluarga
" Pada habis apa ngga beli?" Caca menatap kia yang tidak membalasnya sedikitpun malah melanjutkan bermain hpnya
" Oii kia lu denger kaga?"
" Ngga tau ca "
" Acuh banget lu "
" Acuh gimana?"
" Ngga ada minggir itu kursi gua " Caca mendorong tangan kia pelan
" Ihh kan aku duluan yang duduk "
" Pantat Lo tuh kurapan jadi ogah aja duduk di kursi gua " ucap Caca kuat dan langsung membaut kia melotot menatapnya
" Apa Lo bilang?"
" Sayang..." Artha berjalan mendekati Caca dan kia sambil tersenyum manis
" Ar masa iya aku ngga di izinin duduk di sini " adu kia pada Artha yang menatapnya sekilas
" Ya ngga tau itu kan emg kursi dia, selama ini aku aja ngga pernah duduk di situ " jelas Artha yang membuat Caca langsung melipat kedua tangannya di dada
" Tuhh denger ngga kia yang cantik jelita " ucap Caca yang kuat membuat kia langsung cemberut seolah olah marah
" Syang.. kmu ngga marah lagi kan?" Artha memeluk pinggang Caca dengan lembut
" Ngambek aku ngambek!, Kmu ngga bawa makanan " Caca menatap Artha dengan dingin
" Maaf ya ayyo Sekarang kita keluar kita makan diluar aja ya " pujuk Artha yang membuat Caca langsung membalas pelukannya
" Ayyo sayang aku mau makan rujak " teriak Caca dengan senang
" Ar mau ikut juga dari tadi nahan lapar Ar " ucap kia lemah lembut
" Alasan?"
Jangan lupa vote sama komen ya 🤩🤩
KAMU SEDANG MEMBACA
ARTHA
Romansa" Aku hisep ya" tanya Artha pada Caca Caca mengangguk pelan sambil membungkam mulutnya " Jangan di tutup mulutnya " Artha menarik tangan Caca yang ia tutupi di mulutnya " Biar makin panas teriak aja nama aku " ucap Artha sambil memilin pentil pay...