21 NGAMBEK

40.8K 826 9
                                    

Mau kemana?" Ucap kia saat melihat Artha yang berjalan menuruni tangga

" Nanti klo misalnya Caca bangun bilang ya aku di basecamp " Artha berbicara dengan kia sambil memakai jaketnya lalu berjalan meninggalkan kia

" Hati-hati Ar " teriak kia melihat punggung Artha yang menghilang di balik pintu

" Artha ngga makan terus nih gua masak sia-sia aja huuh, buang aja deh " kia membawa piring piring makanan di atas meja tersebut ke dapur

Setelah sampai di dapur kia membuang semua makanan tersebut lalu mencuci piringnya agar tidak di terlihat oleh Caca

" Dari pada di makan Caca mending di buang aja" kia membereskan piring cuciannya lalu pergi menaiki tangga

" Udah bangun belom ya?, Gila aja masih tidur emg semalam ngapin aja " kia menatap pintu kamar caca lalu berjalan mendekati pintu tersebut

" Artha....!!"

" Kemana Lo tanggung jawab ngga lu "

" Artha...!! "

Kia melotot saat melihat Caca hanya mengunakan selimutnya di atas ranjang tersebut, takut di ketahui Caca kia berjalan menjauhi pintu lalu berlari memasuki kamar

" Gilakkk!! Mereka bener bener ya!!" Kia memukul kepalanya pelan

" Ngga ngga mungkin... Dulu Artha temen gua dan selalu sama gua knp??" Kia menatap kaca kamarnya

" Harus minta bantuan nih "

***

" Anjirr gua baru aja mau manja manja eh elu pada telp gua " ucap Artha yang baru memasuki ruang mewah tersebut

" Ini keknya ngga terlalu serius lah cuman cuman yahh kek-- "

" Ngomong lu berkumur anj " Dimas menatap Kino dengan dingin

" Apasih dim salah Mulu gua di mata lu " kino membalas tatapan Dimas

" Ya elu tuh orang mau to the point malah ngomong berkumur "

" Udah' nyesal gua tadi datang ke sini " ucap Artha yang langsung memukul kepala Kino dan Dimas dengan jaketnya

" Ar sebaiknya lu hati-hati deh sama kia " ucap Esson yang langsung di tatap oleh Artha

" Emg knp " Artha yang masih menatap Esson dengan serius

" Keknya dia lagi ngerjain sesuatu tapi ini menurut gua klo menurut elu gua ngga tau juga " ucap Esson yang langsung membuat Artha membungkam

" Dan juga kia klo datang ke sini itu bukan cuman karena main dong ada niat buruk itu " tambah Kino yang membuat Dimas langsung menutup mulutnya

" Omongan kalian gua percaya " Artha langsung memakai jaketnya lalu berlari keluar ruangan dengan terburu buru

" Apasih tangan lu masam banget " Kino melirik tajam Dimas lalu membanting tanganya

" Masam gini pernah di gengam Naya " ucap Dimas memukul kepala Kino

" Lgi serius ini " Esson menatap tajam Dimas dan Kino yang membuat mereka langsung dima dan memisah

***

Artha mengendarai mobilnya dengan cepat kembali ke arah rumahnya, setelah sampai ia pun masuk dan langsung di sambut dengan Lia yang baru saja menuruni tangga

" Caca mana?" Artha menatap kia yang menatapnya terkejut

" Masih di dalam kamar...btw dia teriak teriak kek orang gila Ar ngga tau knp " ucap kia yang menunjuk ke arah pintu kamar caca

Mendengar perkataan kia Artha langsung bergegas menaiki tangga karena takut apa yang di katakan oleh kia

" Bagus!! Bagus sekali!!"

" Astaga aku kira kmu kenapa " Artha berjalan mendekati Caca yang berdiri di depan meja riasnya

" Bagus banget yaa udah ngawinin orang terus pergi kebiasaan " Caca memukul kepala Artha yang berada di lehernya

" Maaf sayang tadi Esson nyuruh buru buru ke basecamp "

" Alah "

" Ngga percaya?" Artha melihat Caca sekilas di depan kaca lalu memeluknya lagi

" Udah sana dari tadi pagi ngga mandi sana mandiri!!" Caca mendorong Artha ke arah kamar mandi lalu melemparnya sebuah handuk ke arah Artha

" Mandi lagi yok " ajak Artha yang menatap Caca

" Palak lu mandi lagi!!" Caca pergi ke arah ranjang lalu mengambil hp Artha yang tergeletak di atas laci

" Mau periksa hp dulu bye!"

" Kok jual mahal " teriak Artha yang melihat Caca pergi keluar kamar

" Mandi ngga?klo ngga mandi ngga usah naik atas kasur makasih!"

***

" Tadi Artha bawa makanan ngga?" Ucap Caca yang melihat kia duduk di kursi sopa miliknya

" Ntah liat aja sendiri " ucap kia acuh

Caca berjalan ke arah dapur dan tidak melihat makanan sedikit pun lalu berjalan kembali keluar menghampiri kia di ruang keluarga

" Pada habis apa ngga beli?" Caca menatap kia yang tidak membalasnya sedikitpun malah melanjutkan bermain hpnya

" Oii kia lu denger kaga?"

" Ngga tau ca "

" Acuh banget lu "

" Acuh gimana?"

" Ngga ada minggir itu kursi gua " Caca mendorong tangan kia pelan

" Ihh kan aku duluan yang duduk "

" Pantat Lo tuh kurapan jadi ogah aja duduk di kursi gua " ucap Caca kuat dan langsung membaut kia melotot menatapnya

" Apa Lo bilang?"

" Sayang..." Artha berjalan mendekati Caca dan kia sambil tersenyum manis

" Ar masa iya aku ngga di izinin duduk di sini " adu kia pada Artha yang menatapnya sekilas

" Ya ngga tau itu kan emg kursi dia, selama ini aku aja ngga pernah duduk di situ " jelas Artha yang membuat Caca langsung melipat kedua tangannya di dada

" Tuhh denger ngga kia yang cantik jelita " ucap Caca yang kuat membuat kia langsung cemberut seolah olah marah

" Syang.. kmu ngga marah lagi kan?" Artha memeluk pinggang Caca dengan lembut

" Ngambek aku ngambek!, Kmu ngga bawa makanan " Caca menatap Artha dengan dingin

" Maaf ya ayyo Sekarang kita keluar kita makan diluar aja ya " pujuk Artha yang membuat Caca langsung membalas pelukannya

" Ayyo sayang aku mau makan rujak " teriak Caca dengan senang

" Ar mau ikut juga dari tadi nahan lapar Ar " ucap kia lemah lembut

" Alasan?"

Jangan lupa vote sama komen ya 🤩🤩

ARTHA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang