" cepet banget tidurnya " Artha menatap Caca yang tidur lalu membuka bajunya dan berjalan ke arah kamar mandi
Caca membuka sedikit matanya dan melihat Artha yang menutup pintu kamar mandi
" Syukur lah huuuh!"
Setelah beberapa menit berpura pura tidur karena menunggu Artha akhirnya Artha pun menyelesaikan mandinya dan berjalan ke arah ranjang tidur caca dengan perlahan
" Syang bangun dong masa tidur duluan" ucap Artha menyeka rambut Caca yang menutupi telinganya
" Percuma bangun nanti bertempur " batin Caca yang semakin menutup matanya agar cepat tidur
" Syang!"
" Ihh sayang masa di tinggalin " Artha memeluk Caca dengan erat agar tidur Caca terusik namun itu malah membuat Caca tidur
Setelah beberapa memeluk Caca Artha pun membaringkan kepala di atas dada Caca sambil mengusalnya
***
" Gimana klo kita telp aja Arthanya?? " Ucap Dimas yang menatap semua rombongannya
" Ihh sayang tadi malam kan malam pertama mereka masa pagi pagi gini udah di ganggu aja kan kasian mereka mungkin masih ngelanjut yang semalam " ucap Naya yang duduk di sampingnya
" Iya juga sih nanti klo Artha marah gimana?? " Setelah lama berpikir Dimas meletakkan hpnya di meja dan memeluk Naya dengan erat
" Gimana?? Apa kata Artha? " Kino datang dengan sebuah cappuccino di tangannya
" Belum aja di telp bro "
" Loh knp? Knp dim? " Kino duduk di samping Dimas
" Lu tau kan semalam hari bahagia jadi gua undur niatnya " Dimas menepuk beluk pudak kini dengan pelan sambil menatapnys dengan senyum paksa
" Kino ngga tau apa' masih bocah dia " Naya menatap ke arah lain pura pura tidak ada yang terjadi
" Jangan nyari masalah deh nay" ucap Kino yang melirik Naya dengan malas
" Apasih kan--"
" Udah udah jangan di ladeni kino dia agak sinting sayang " Dimas meraup wajah Naya dengan tangannya lalu mencium pipinya berkali kali
" Pasangan ngga jelas "
***
" Udah beres semua sayang? " Artha berjalan ke arah Caca yang masih berkutik di kopernya
" Udah nih " Caca berdiri lalu memberikan baju dan celana Artha
" Tumben di pilihin bajunya? " Artha menatap Caca dengan binggung
" Kan aku udah jadi bini kmu ya... Yang ngurus kmu jadi aku " Caca berjalan ke meja lalu mengambil hpnya
" Makasih sayangkuu " Artha mencium pipi Caca lalu mengenakan pakaiannya
" Eh..? "
" Kenapa?? " Artha menatap Caca yang menatapnya dengan melotot
" Kok pakek baju di sini??, Sana di dalam kamar mandi sayang " Caca mendorong Artha ke arah kamar mandi dengan kuat
" Ihh sayang ngapain di kamar mandi klo Disni bisa " Artha menggenggam tangan Caca yang mendorongnya
" Ihhh ngga ngga ada sana masuk "
" Kan aku suami kmu jadi harus biasain ya " Artha menatap Caca yang menatapnya dengan malu
" Kmu juga pakek bajunya di kamar jangan di kamar mandi... Oke? " Artha menjentikkan jarinya di depan wajah Caca lalu melanjutkan memakai pakaiannya
Caca yang melihat itu langsung berbaring di ranjang dengan terlungkup karena tak malu
Artha menatap Caca yang masih enggan melihat dirinya lalu berjalan menarik kaki Caca agar ia duduk
" Udah sayang " Artha mengelus rambut Caca lalu berjalan ke arah meja rias
" Sayang minyak rambut aku di mana? " Artha merapikan rambutnya di depan kaca lalu melirik Caca yang masih duduk menutup matanya
" Oh di dalam tas aku itu yang warna pink " Caca menunjuk tasnya lalu di ambil dengan Artha
Agar tidak bosan menunggu Artha yang masih menata rambutnya Caca pun berguyur membawa kopernya ke depan pintu
" Udah semua kan klo gitu ayyo pergi " Artha mengangkat kopernya dan koper Caca
Dari belakang Caca pun mengikuti Artha
***
" Nah ini pengantin baru datang " ucap Kino yang menatap Artha yang datang
" Emg ada apaan? " Artha duduk di samping kino lalu menatap Dimas yang masih bermesraan dengan Naya
" Itu si penghianat katanya udah ngga di Eropa lgi " Kino melirik Artha yang menatapnya dengan binggung
" Maksudnya? " Artha mengerutkan dahinya sambil menatap Kino
" Geza udah ngga di Eropa lgi katanya udah back, gua takut nanti dia bakal berulah " Dimas menatap Artha dengan serius
" Yang gua tanya ini ya kok bisa dia keluar dari Eropa? " Ucap Kino yang masih binggung dengan hal itu
" Mungkin kakek Wang yang ngelepasin "
" Tapi Ar apa kakek Wang ngga berpikir klo misalnya dia back apa dia ngga berulah gitu? " Dimas dengan kesalnya memukul kepala kursi yang ia duduk
" Kita pantau aja kakek Wang ngga bakal ngelepasin dia dengan mudah " Artha menatap Dimas lalu melirik Kino yang masih menatap dirinya dengan serius
" Bawa santai aja kli Kino "
" Darurat ini Ar " ucap Esson yang datang mengunakan jaket hitamnya
" Widih Esson back nih " Kino langsung memeluk Esson yang masih berdiri
" Back lah masa engga " Esson membalas pelukan Kino lalu berjalan duduk di samping Dimas
" Keknya ngga ada kabar lgi ya kita pas geza back baru kalian ngumpul gini " esson menepuk bahu Dimas pelan karena merindukan perkumpulan mereka
" Semenjak Artha ngedeketin Caca terus ngga ada kita ngumpul ngumpul gini " Esson beralih menatap Artha dengan senyum manisnya
" Iya nih tpi tenang aja mulai sekarang kita bakal kek gini kok ingat geng kita "
" Buat masalah geza kita akhiri sampe sini aja gua males ngurus dia Mulu jadi kita akhiri di sini aja dan sampe titik ini aja, klo dai berulah nah kalian cari solusinya gua udah muak smaa dia " Artha berjalan meninggalkan ruangan yang hening dengan membawa helmnya
" Dia knp? " Esson menatap Kino yang mendengar percakapan Artha
" Keknya semalam hari sial dia ngga malam pertama awokawok " ucap Kino yang membuat Esson tertawa kecil
" Tau dari mana lu? "
" Kaget anjrottt " kino yang ingin minum terlonjak kaget
" Yaelah Ar Ar sabar Ae lah "
" Privasi tadi yang lu omongin " Artha menatap Kino kesal
" Ampun bos ampun " Kino menunduk di hadapan Artha dengan jantung masih berdebar karena takut
" Kasian... Pasti ulah Caca hahahah " Naya tertawa terbahak bahak menatap Artha
" Awas lu semua " Artha berjalan keluar ruangan dengan cepat
" tunda dulu keknya kasian Artha " diams melirik Kino yang masih keringat dingin
" Lagi pms Artha hampir aja gua mau di bacok " ucap Kino yang tenang karena Artha pergi
" Alah gitu aja di bilang bacok " Esson menyentil dahi Kino dengan kuat
Hayiii paa kabar!?
Jan lupa vote bestih🤩
KAMU SEDANG MEMBACA
ARTHA
Romance" Aku hisep ya" tanya Artha pada Caca Caca mengangguk pelan sambil membungkam mulutnya " Jangan di tutup mulutnya " Artha menarik tangan Caca yang ia tutupi di mulutnya " Biar makin panas teriak aja nama aku " ucap Artha sambil memilin pentil pay...